***
Setelah hari minggu yang tenang kemarin, Kakak Adik ini kembali melakukan aktivitas mereka. Aktualisasi diri yang menjadi kebanggaan mereka meskipun itu sebagai lulusan arsitek yang sedang mengembangkan karir atau anak kuliahan yang bekerja di cafe sebagai pelayan dan penerima pesanan.
Ya, semuanya berjalan seperti itu sampai sekarang. Tapi Kakak Adik ini saling mengagumi semangat serta kerja keras dari keduanya. Belum lama bekerja, Namjoon sudah mendapatkan banyak pujian.
Pagi hari senin, semua orang membenci hari ini, mungkin. Jungkook tidak terlalu menyukainya karena pada hari senin dia harus memutar otak untuk kuliah, bekerja, sekaligus cek kesehatannya; fisik dan psikisnya. Apalagi kemarin dia diminta untuk libur oleh Namjoon, Jungkook berniat menggantinya dengan lembur. Libur dan lembur, dua hal yang selalu berkaitan.
Pagi ini Namjoon dalam mood yang baik. Berbeda dengan sang adik, Namjoon sangat menyukai hari saat dia bekerja. Dia selalu suka belajar dan juga bekerja keras. Ingat, dia melakukan itu semua demi sang adik. Hanya Namjoon yang dia punya. Meskipun Jungkook sangat mandiri; Namjoon mengakuinya, tapi tetap tanggung jawab seorang kakak itu tidak berubah.
Sarapan pagi mereka berdua berbeda, Namjoon dengan oatmeal, Jungkook dengan nasi serta kimchi, dalam hati Jungkook berharap bisa makan ramyeon atau Jjajangmeon.
"Jungkook hari ini kau pulang jam berapa?" tanya Namjoon saat memasukan suapan terakhir untuk sarapan paginya hari ini.
"Hyung jam berapa?" tanya Jungkook dengan kedua pipi menggembung sebab nasi yang belum tertelan.
"Hyung belum tau" singkat tapi Namjoon bermaksud untuk menjedanya. "Tapi Hyung ingin mengajakmu ke rumah sakit tempat Seokjin Hyung bekerja"
Uhuk-uhuk!!
Semoga saja Jungkook salah mendengar. Jungkook menerima air putih yang diberikan Namjoon dan menerima tepukan pelan di punggungnya. Namjoon bergerak cepat mengambil air putih dan membuat Jungkook senyaman mungkin disaat bersamaan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Namjoon cemas. Pertanyaan itu hanya dihadiahi anggukan kepala cepat dengan suara batuk Jungkook yang masih terdengar.
Namjoon menunggu Jungkook menormalkan nafas dengan mimik wajah cemas yang terlihat jelas. Namun kecemasan itu tidak berlangsung lama karena setelah puluhan detik selanjutnya, Jungkook membaik.
"Aku terkejut saja Namjoon Hyung akan membawaku ke rumah sakit. Aku tidak sakit Hyung" jawab Jungkook yang sebenarnya juga bermaksud untuk melakukan negosiasi. "Apa tentang aku yang selalu bermimpi setiap malam? Hyung aku janji, itu tidak akan lama" seakan Jungkook tau segalanya.
"Jungkook kamu tidak akan mengerti kekhawatiran seorang Hyung. Kalau kamu hanya bermimpi buruk, Hyung tidak akan bersikap seperti ini" Namjoon merendahkan tubuhnya dan menyisir poni rambut Jungkook perlahan, "kau tertidur saat kau mengalaminya jadi hanya orang disekitarmu yang bisa menilai seberapa parah itu" Namjoon itu sangat pandai dan sangat sulit untuk dibodohi. "Hyung akan mnejemputmu dan kita akan sama-sama kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria (NamKook) || Fin
FanfictionNamjoon bersama Jungkook. Kakak yang selalu berusaha menunjukan pada adiknya tentang kerja keras untuk mencapai mimpi. @2019 Namkook Brothership