Jungkook masih tertidur pulas dengan lengannya sebagai bantalan. Tengah malam anak itu menangis entah sebab apa. Namjoon yang tidak sengaja keluar karena ingin mengambil segelas air minum tidak bisa mengambil rasa untuk tidak peduli saat mendengar rintihan adiknya.
Matahari masih belum terbit. Namjoon belum tega untuk membangunkan Jungkook dari lelapnya. Hari ini juga adalah hari pertama Namjoon memulai pekerjaan sebagai arsitek di perusahaan properti ternama. Namjoon berharap Jungkook bisa bangga dengan itu semua.
Eemmhh..
Lenguhan pelan yang terdengar aneh itu membuyarkan lamunan Namjoon. Kedua netra bulat yang terbuka perlahan dan wajah bengkak khas orang bangun tidur sangat imut dimatanya.
"Bangun. Matahari sudah siap menyapamu, Kook"
Adiknya tidak mendengarkan. Dia justu merapatkan diri pada Namjoon dengan memberi pelukan.
"Aku tau mataharinya belum terbit, Hyung"
Namjoon geli sekali mendengarnya. Ia tertawa tanpa suara. Kemudian dengan senang hati Namjoon membalas rengkuhan Jungkook.
"Jadi, Hyung harus membuat sarapan sendiri hari ini?"
"Sebentar saja, Hyung. Kedua mataku masih berat sekali"
Namjoon mengangkat sebelah tangan yang tadinya memeluk Jungkook untuk mengusap kelopak mata yang katanya berat itu.
"Bagaimana tidak berat? Kau menangis tengah malam dan merintih seperti orang kesakitan"
Jungkook tidak menunjukan reaksi apa-apa meski dirinya sedang terkejut. Dia tidak tau kebiasaan tengah malamnya akan diketahui oleh Namjoon secepat itu.
"Apa kau sakit? Itu kebiasaanmu?"
Jungkook melonggarkan pelukannya. Ia bangun perlahan dan diikuti dengan Namjoon.
"Sejak kecelakaan itu, Hyung"
Jungkook sudah berjanji pada dirinya sendiri. Saat Namjoon sudah di rumah dia akan jujur tentang apapun. Apapun.
"Perlu konsultasi?"
Jungkook menggeleng dan mengusap lengan Namjoon sebentar.
"Tidak, Hyung. Akan segera hilang saat aku sudah melupakannya"
"Kita lihat nanti, Kook. Jika semakin membuat Hyung khawatir, kita konsultasi ke dokter"
Inilah kakaknya. Si penyayang keluarga yang akan selalu memastikan semua orang yang dia sayangi baik-baik saja. Hanya memang kejadian yang menimpa kedua orang tua mereka tidak bisa dicegah siapa-siapa. Semua itu takdir.
***
Namjoon tidak mengantar Jungkook untuk kuliah. Katanya, dia sudah terbiasa sendiri lagipula dia kuliah sore dan paginya dia harus bekerja di restoran Yoongi. Demi apapun akan Namjoon berikan balasan pada temannya itu karena sudah berani memperkerjakan Jungkook.
Namjoon menunjukan kesopanan pada semua karyawan dan pegawai serta beberapa petinggi yang harus dia hormati. Semua orang menyambutnya. Sepertinya Namjoon akan betah bekerja disini, arsitek adalah mimpinya yang menjadi kenyataan.
Namjoon bekerja dengan baik dan juga disiplin. Tidak membuat karyawan yang lainnya iri atau merasa tersaingi karena Namjoon juga bukan orang yang menyombongkan kemampuan. Dia hanya bekerja dengan baik demi adiknya saja.
Dua tahun.
Waktu yang lama bagi adiknya untuk berjuang sendiri. Sekarang dia harus membahagiakan adiknya dengan apa yang sudah dia raih. Adiknya tidak akan menjalani masa yang sulit lagi.
Namjoon istirahat sejenak dan melipat lengan kemeja biru lautnya sampai pada siku. Ia mengambil ponselnya untuk mengirim pesan pada Jungkook.
Hyung pulang tepat waktu, mau dibawakan apa untuk makan malam?
Hyung tau apa kesukaanku, Hyung tidak lupa kan?
Namjoon tersenyum simpul. Lima tahun tidak ada yang berubah. Semoga kedai makanan yang menjadi favorit adiknya masih buka saat Namjoon pulang.
"Sedang senang?"
"Hoseok?"
Namjoon membolakan kedua netranya. Ia tatap Hoseok yang berdiri didepannya dengan tatapan heran.
"Kaget aku bekerja disini?"
Namjoon dan Hoseok tertawa sejenak.
"Tidak. Aku hanya terkejut saja kalau aku akan bertemu kau lagi hampir setiap hari selama 12 jam"
Hoseok menghempaskan dirinya pada kursi kosong yang tersedia. "Jungkook sudah jujur padamu?"
Namjoon meletakan ponselnya perlahan dan ikut duduk didepan Hoseok.
"Terimakasih sudah menjaganya saat aku jauh"
Hoseok menghela nafasnya panjang. Dia tatap sejenak Namjoon yang sedang memperlihatkan kesenduan.
"Orang tuamu pasti bangga padamu"
"Penyesalanku karena tidak ada disaat terakhir mereka tidak akan hilang, Hoseok. Tapi aku juga tidak bisa membiarkan Jungkook berjuang sendiri lagi"
Hoseok tau Namjoon adalah seseorang yang akan menepati janji.
"Sekarang aku tidak punya tujuan lagi selain hanya membahagiakan dia dan menghantarkan Jungkook pada masa depan"[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria (NamKook) || Fin
FanfictionNamjoon bersama Jungkook. Kakak yang selalu berusaha menunjukan pada adiknya tentang kerja keras untuk mencapai mimpi. @2019 Namkook Brothership