28. Vacation

2.6K 333 15
                                    

Tiga bulan setelahnya, mereka benar-benar pergi liburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga bulan setelahnya, mereka benar-benar pergi liburan. Bukan hanya untuk merayakan kesembuhan Jungkook tapi juga merefresh otak mereka yang penuh karena bekerja. Sangat sulit bagi mereka untuk mengatur waktu ditengah kesibukan masing-masing terlebih tiga dokter yang tidak bisa ditoleransi lagi waktu liburnya.

Mereka menikmati liburan mereka kali ini. Meninggalkan sejenak obrolan tentang pekerjaan dan saling berbagi canda tawa. Sebenarnya, mereka tidak terlalu peduli, entah di Korea atau dimana saja yang penting mereka liburan. Otak mereka sudah sama-sama kusut karena memikirkan dunia.

Kini, Namjoon dan Jungkook tengah berjalan menikmati waktu berdua. Kakak adik itu membawa segelas kopi dengan rasa yang berbeda ditangan masing-masing. Udara yang cukup dingin tidak membuat mereka ragu untuk keluar dan melihat pemandangan. Meskipun mereka berangkat bertujuh tapi Namjoon dan Jungkook juga butuh quality time setelah semua yang mereka lewati sebelumnya.

"Kita sudah lama tidak mengunjungi Eomma dan Appa, Kook"

"Iya, Hyung. Pantas saja Eomma dan Appa tidak lagi menemuiku dalam mimpi"

Namjoon mendelik sebentar dan juga tersenyum begitu tipis, tidak sampai memperlihatkan kedua lesung pipinya.

"Memangnya setiap malam, kau memimpikan mereka seperti apa, Saeng?"

"Kecelakaan itu, Hyung. Aku seperti merasakannya lagi setiap kali aku menutup mata. Yang aku takutkan, saat aku membuka mataku aku akan melihat tubuh Eomma dan Appa yang berlumuran darah dan kemudian mobil mereka jatuh dalam jurang yang begitu dalam"

Namjoon sudah sangat lama sekali ingin menggali perasaan Jungkook yang satu ini dan mungkin ini adalah momen yang sangat tepat.

"Bagaimana jika saat itu Hyung ada bersamamu, kau tidak akan merasa semenyakitkan ini, bukan?"

"Tidak!" jeda Jungkook sesaat. "Hyung salah!" Jungkook menghentikan langkah yang membuat Namjoon juga menghentikan langkahnya. Salju yang turun perlahan tidak membuat mereka kedinginan atau berlari agar segera sampai penginapan.

"Jika Hyung ada disana, aku akan lebih menderita, Hyung"

Namjoon tetap melihat manik Jungkook dalam dan tanpa berkutik. Ia terpaku pada raut adiknya sendiri yang sedang memperlihatkan kejujuran.

"Akan sangat menakutkan jika Hyung juga berada dalam kecelakaan itu, mungkin aku akan hidup sebatang kara dan aku tidak bisa sembuh seperti sekarang" . Jungkook mengukir senyum tipisnya yang begitu teduh dan terus menjelaskan isi hatinya. Dia paham bahwa Namjoon ingin mengetahuinya juga.

"Appa, Eomma, aku. Kita semua keluargamu, Hyung. Jadi, sudah sangat wajar jika kita berusaha membahagiakan Hyung-ie. Aku juga tidak pernah menyesali ginjalku yang diambil paksa itu karena itu untuk Hyung-ie"

Namjoon mengepalkan salah satu tangannya yang menganggur. Ia sangat benci jika mengingat operasi gila serta organ adiknya yang sudah terjual itu.

"Aku sangat bahagia karena sampai sekarang Hyung-ie masih bersamaku. Aku masih bisa menyambut kepulangan Hyung-ie saat di Bandara dulu. Itu sudah membayar semua pengorbananku, Hyung"

Namjoon menghela nafas dan menatap kesegala arah selain pada wajah adiknya sendiri.

"Cukup untuk menyalahkan dirimu sendiri, Hyung-ie" Jungkook kemudian terdiam dan hanya tersenyum tulus pada Namjoon. Anehnya, senyuman itu tidak menular pada Namjoon.

Namjoon, setelah ia menemukan keberanian untuk menatap kedua manik Jungkook, ia kemudian mulai berucap, "kenapa kamu begitu cepat sekali dewasanya, Kook-ah?" Namjoon mengusap puncak kepala Jungkook dan merangkul kedua bahunya. Selanjutnya, mereka tetap berjalan bersama menikmati salju yang turun mengiringi langkah kedua kaki mereka. []




Souyaa

Dua lagi ending ya, kak😊😊

Euphoria (NamKook) || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang