11. Being Stronger

3.2K 406 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah Namjoon memukul Yoongi dan mengambil nafas, dia berteriak dengan suara penuh kekesalan, "dua tahun! Dua tahun adikku hidup dengan satu ginjal dan kau merahasiakannya dariku! APA KAU SUDAH GILA?!" 

Yoongi mengusap sudut bibirnya yang pecah dengan waktu yang singkat, "apa hanya kau yang tersakiti disini? Kau mengira aku mengetahuinya sejak awal? Jika dia tidak pingsan saat bekerja dulu maka aku tidak akan tau, Joon" jawab Yoongi yang masih dengan nada tenang namun ada penekanan.

Namjoon terdiam begitu juga dengan hatinya yang seakan membeku tidak bisa dia rasakan. Namjoon menghempaskan tubuhnya begitu saja pada kursi tunggu dan menyangga kepalanya yang pening. Setelah dia kembali dan meyelesaikan kuliah ternyata tidak ada yang bisa dia perbaiki. 

Luka kehilangan kedua orang tua mereka masih sangat menyakiti Namjoon dan sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa adiknya hanya memiliki satu ginjal, disisi lain Jungkook juga harus melawan PTSD yang dialaminya. 

"Apa hanya aku saja yang dibodohi disini?" tanya Namjoon dengan nada lirih. 

"Bukan. Seokjin Hyung dan Hoseok juga. Kami mengetahuinya saat Jungkook pingsan dulu. Sekarang kau yang merasakan bagaimana terkejutnya kami dulu" jawab Yoongi yang juga dengan nada pelan. 

"Lebih dari pada terkejut, sekarang fikiranku berkecamuk, Hyung

Dan inilah Namjoon yang tidak akan bisa marah atau kecewa pada semua orang yang dia sayangi untuk waktu yang lama. "Maaf sudah memukulmu, Hyung" kata Namjoon. 

"Kau bisa memukulku lagi lalu aku akan melaporkanmu pada polisi" 

Namjoon meninju pelan lengan Yoongi saat mereka berdua tertawa setelah kalimat Yoongi itu terdengar. Keduanya menghela nafas sejenak dan bersandar pada sandaran kursi tunggu. Kedua netra Namjoon memejam namun tidak dengan Yoongi, pemuda itu justru menatap lurus kedepan seakan sedang menerawang masa depan. 

"Kau sudah bicara dengan dokter tentang kondisi Jungkook?" tanya Yoongi tanpa mengubah posisinya. 

"Segalanya baik, Hyung. Hanya memang tidak mudah untuk hidup dengan satu ginjal saja. Dia bisa menjadi lemah dan juga sudah ada resiko infeksi, tidak boleh diperparah lagi" Namjoon menjeda sejenak untuk membuka kedua kelopak matanya kembali dan mengikuti gaya duduk Yoongi yang condong ke depan sambil meremat jemari, "Sekarang, PTSD nya bagaimana Hyung? Bukankah itu seharusnya menggunakan obat?" 

"Kami ada bersamamu. Bukankah membuat Jungkook bahagia juga adalah obatnya?" kini Yoongi menoleh cepat pada Namjoon yang tampak kebingungan. "Kalau kau selalu ada bersamanya maka dia tidak perlu obat itu lagi. Ku rasa dia hanya meminumnya saat kau di London--"

"Dan itu sejak dua tahun yang lalu" potong Namjoon yang setelahnya ia mengusar kasar wajahnya sendiri. "Bodohnya, dia bahkan berjanji akan sembuh" sambungya. 

"Kau tidak ingin percaya padanya?" 

Pertanyaan ini menusuk hati Namjoon sebagai seorang kakak. Namjoon membaas tatapan Yoongi dengan perlahan. Mereka berdua sebenarnya hanya teman sejak dulu SMA tapi memang lebih dekat dari pada saudara. Jika Yoongi bisa seyakin itu, percaya pada Jungkook, Kenapa Namjoon tidak mencoba untuk seperti itu? 

"Ada alasan dia berbohong, Jungkook sangat tidak punya pilihan saat itu, Joon" 

"Aku tau, ini semua karena diriku yang harus membutuhkan banyak uang saat itu, Hyung" ucap Namjoon dengan nada memelas. 

"YAA.. Apa kau harus membahas yang sudah lalu? Kenapa Namjoon yang nakal jadi lembek begini? Mana semangat juang Namjoon itu?" kata Yoongi dengan gemas sambil mengguncangkan kedua lengan Namjoon. Sekali lagi mereka berdua tertawa. 

"Siapa yang mau berjuang sampai mati?" Namjoon mengusap lengan atas Yoongi perlahan, "terimakasih, Hyung. Kau sudah menjaga adikku dengan baik, maaf karena telah memukulmu tadi" 

***

Namjoon masuk ke ruangan Jungkook, dilihatnya anak itu sedang mencoba untuk duduk di pinggir ranjang. Namjoon bergerak cepat dan membantunya, "kau bisa memanggil Hyung. Kau mau kemana?" tanya Namjoon dengan cemas. 

"Aku hanya ingin duduk saja, Hyung" Jungkook sudah mencapai posisi yang dia inginkan. Dia duduk dipinggir tempat tidur sementara Namjoon duduk di kursi yang telah disediakan dan berhadapan dengannya. Jungkook menatap dalam kedua netra Namjoon yang lebih sipit darinya. Kedua mata itu memerah dan juga berkaca, Jungkook yakin Namjoon baru saja mennagis. Jungkook merutuki dirinya sendiri. Dia sedang memikirkan kalimat yang sekiranya tidak menyakiti Namjoon sekaligus berusaha untuk jujur padanya. 

"Katanya tidak ingin ke rumah sakit tapi kau kesini dengan caramu sendiri" Namjoon mengusap salah satu sisi wajah Jungkook yang kini sedang disembunyikan itu. "Hyung bertemu dengan Dokter Jimin dan membicarakan tentang pengobatanmu selanjutnya. Hyung tadi juga bertemu Dokter Taehyung untuk membicarakan tentang kondisi ginjalmu. Semuanya baik-bak saja" Namjoon kini menggunakan kedua tangannya untuk mengangkat kepala Jungkook yang tertunduk. Namjoon mencubit pelan hidung mancung adiknya lalu berkata, "tapi Jungkook tidka boleh nakal lagi,hm?

Jungkook menghela nafasnya perlahan. Yang Jungkook lakukan sedari tadi adalah menatap wajah kakaknya. Hanya itu saja. Jungkook merasa Namjoon tidak memerlukan penjelasan darinya lagi atau pembenaran atas kebohongan yang dia lakukan selama ini. 

"Jungkook bersama Hyung sekarang. Jangan pernah merahasiakan apapun lagi" Namjoon beralih untuk menangkup kedua telapak tangan Jungkook, "untuk pertama kalinya dalam hidup Hyung, kedua tangan Hyung gemetar begitu kuat karena ketakutan saat kau tadi masuk IGD, Jungkook" 

"Hyung, jangan seperti ini. Aku minta maaf" ucap Jungkook yang kini sudah mulai berkaca-kaca. Seperti seseorang yang sedang merasa bersalah, Jungkook kini merasa dia benar-benar terpojok. 

"Hyung memaafkanmu tapi ingat, mulai sekarang kita berjuang bersama-sama, okay?" Namjoon menyodorkan jari kelingkingnya pada Jungkook. Dua detik setelahnya, Jungkook menautkan jari kelingkingnya lalu mengangguk yakin. 

Namjoonberdiri dari kursi dan memeluk Jungkook dengan penuh kasih sayang. Senyum tipis mereka berdua sama-sama terukir. Namjoon memang tidak akan bisa emosi untuk waktu yang lama. Dia sebenarnya kecewa tapi dia akan lebih kecewa lagi jika hal menakutkan seperti ini terulang kembali.[]

Euphoria (NamKook) || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang