***
Eomma..
Sekali lagi masih seperti ini. Namjoon dihadapkan dengan Jungkook yang sedang terlelap tapi tubuhnya penuh dengan keringat dingin. Namjoon tidak menginginkan ini. Dia ingin Jungkook tertidur, hanya tertidur. Tidak dengan semua mimpi buruk ataupun dengan wajah ketakutan seperti itu.
Jungkook masih membutuhkan perawatan, setidaknya untuk memastikan anak itu tidak mengalami infeksi akibat mengonsumsi obat terlalu banyak. Ada beberapa pemeriksaan yang harus Jungkook lakukan.
Namjoon tersenyum sesaat kala mengingat berbagai ucapan dokter padanya. Namjoon tidak pernah menyangka ada orang yang bisa hidup dengan satu ginjal seperti adiknya, melalui masa sulit dan juga berjuang sendiri tanpa kakaknya.
Namjoon mengusap kening Jungkook yang berkeringat untuk kesekian kalinya. Namjoon melebarkan senyumannya sampai lesung pipi itu semakin dalam. Namjoon juga mendekatkan jaraknya pada sang adik. Tidak bisa dia pungkiri, dia takut jika adiknya benar-benar mengalami infeksi atau kondisi medis yang lebih buruk. Seseorang yang pandai seperti dirinya pasti berusaha untuk mencari informasi yang justru makin membuat ketakutannya makin memenuhi hatinya seperti sekarang.
"Hyung..." Namjoon terlalu lama melamun sampai harus disadarkan oleh panggilan dengan nada serak dari adiknya. "Maaf, aku haus Hyung" pinta Jungkook yang terdengar memohon ini tentu didengar oleh kedua telinga Namjoon. Sang kakak mengusap keningnya sebentar dan menciumnya singkat sebelum membantu Jungkook untuk minum.
"Sudah?" tanya Namjoon yang langsung dibalas anggukan cepat dari sang adik. Jungkook kembali merebahkan tubuhnya dan menunggu sang kakak untuk kembali berada didekatnya. "Masih dini hari, bangunlah saat matahari sudah terbit" kata Namjoon.
"Hyung tidak tidur?"
Namjoon menggeleng singkat sambil tersenyum, seolah dengan dua tindakan itu Namjoon sedang mengatakan tidak apa-apa untuk Jungkook.
"Maaf ya Hyung" cicit Jungkook. Dirinya langsung membawa tangan Namjoon untuk digenggamnya kuat pada permukaan dadanya. Jungkook juga merubah posisi tidurnya menyamping supaya bisa lebih jelas melihat wajah sang kakak. Namjoon juga tidak hanya diam saja, dia mengusap dan sesekali menepuk pelan punggung Jungkook supaya anak itu kembali menemukan rasa kantuk.
"Hyung boleh menanyakan isi mimpimu setiap malam tentang eomma dan appa?" Namjoon sebenarnya sangat berhati-hati ketika berucap. Tapi hal itu masih membuat Jungkook berfikir dan dalam waktu yang bersamaan adiknya itu justru makin memguatkan genggamannya, "tidak apa jika tidak mau menceritakannya, maafkan Hyung" sambung Namjoon.
"Aku takut Hyung akan marah padaku begitu tau eomma dan appa meninggal saat bersamaku"
Namjoon beralih untuk mengusap kepala adiknya, "siapa yang akan berfikir seperti itu?" tanya Namjoon dengan nada suara yang kini dia lembutkan.
"Eomma begitu penuh kasih sayang memelukku lalu tiba-tiba eomma jatuh ke dalam jurang dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Maafkan aku, Hyung"
Namjoon segera memeluk Jungkook, "Gwenchana, gwenchana. Sekarang kau bersama Hyung. Tidak ada yang berfikir seperti yang Jungkook katakan. Jungkook tidak perlu memaksakan diri untuk tidak takut dalam waktu yang cepat. Pelan-pelan dan ingat Hyung selalu bersamamu, arrachi?"
Jungkook mengangguk perlahan dan memejamkan kedua matanya. Dia selami sebentar rengkuhan dari Namjoon lalu berkata, "Hyung seperti eomma" Jungkook berujar dengan nada pelan.
"Tidak, kau yang mirip dengan eomma. Hyung mirip dengan appa" Namjoon mengucapkan kenyataan karena memang Jungkook dan dia tidak ada kemiripan sama sekali.
"Tidurlah, Hyung"
"Biasanya kau akan berhenti bermimpi buruk pukul tiga pagi, itu artinya masih dua jam lagi"
Jungkook mengucapkan beribu kata maaf dalam hati. Dia membuat Namjoon kehilangan jam tidur menyenangkan. Meskipun Jungkook juga paham Namjoon bukan seseorang yang terlalu cinta pada kasur.
"Kapan aku pulang, Hyung?" tanya Jungkook lagi dengan nada suara yang mulai melemah. Namjoon yang masih memeluknya sudah bisa memastikan bahwa kantuk Jungkook telah kembali.
"Jika nanti sore hasil pemeriksaanmu sudah selesai maka kita akan pulang, Saeng" jawan Namjoon dengan nada pasti sambil mengusap sisi tubuh bayi besarnya.
"Aku ingin makan masakan Hyung, disini makanannya tidak enak"
"Iya, iya. Hyung akan memasak makanan kesukaanmu setelah kau pulang nanti" jawab Namjoon yang juga sedang menahan rasa gemas pada adiknya sendiri.
"Aku rindu eomma.."
Setiap kata yang Jungkook ucapkan begitu acak dan tidak pada topik yang benar. Hal itu membuat Namjoon melonggarkan rengkuhannya dan menatap wajah tenang Jungkook yang sedang memjamkan mata. Namjoon tersenyum penuh kehangatan.
Namjoon sekali lagi meninggalkan kecupan penuh kasih sayang untuk Jungkook cukup lama, "Hyung juga sangat merindukan eomma, Saeng" []
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria (NamKook) || Fin
FanfictionNamjoon bersama Jungkook. Kakak yang selalu berusaha menunjukan pada adiknya tentang kerja keras untuk mencapai mimpi. @2019 Namkook Brothership