Lord of Woodland Realm

1.7K 187 26
                                    

Squad yang mengantar gadis ini berjalan menuju Halls of Thranduil. Mereka berlutut, Legolas yang menggendong gadis ini kemudian menurunkannya dengan perlahan. Thranduil masih betah duduk di singgasananya. Legolas berlutut lalu melapor pada ayahnya.

"Report! My Lord.. jalur selatan aman, tapi kami menemukan gadis ini ketika hendak kembali, she's alone and unweapon.."

Mata Thranduil tertuju pada gadis itu, tak terlepas sedikitpun. Sedangkan yang dilihat hanya tertunduk lemas dalam posisi duduk, matanya sayup-sayup menunggu keputusan Raja.

"Agore vae (you did well), tak salah aku mengirim kalian squad terbaik, sisanya serahkan padaku, now rest.."

Squad itupun langsung berdiri membungkuk kemudian turun untuk kembali ke ruang mereka masing-masing. Yang masih tertinggal hanya Legolas dan gadis itu tentunya. Thranduil turun dari singgasana untuk menghampiri tamu sekaligus tahanannya. Dia sekarang berdiri tepat di hadapan gadis ini.

"Daughter of human.. apa yang membuatmu sampai disini?"

Mendengar Thranduil berbicara padanya, gadis ini mendongakkan kepala "Aku.. pengen tanya.. itu juga... Kenapa aku.. bisa disini? padahal.. tadi.. aku cuma kepleset"

Nafas gadis ini berat, tetapi masih jelas apa yang dikatakannya. Bapak dan anak ini saling bertukar pandang, alasan yang diberikan gadis ini sangat tidak logis, alhasil Legolas angkat bicara.

"Terpleset? maksudmu.. kau terjatuh?"

"Iya.. coklat panas ku.. tumpah tadi di tangga, aku.. buru-buru turun.. takut kucingku.. Miko makan cookies ku. Eh.. malah aku kepleset.., jatuhnya di.. Mirkwood lagi.."

Thranduil masih tak percaya, tapi naluri elves nya mengatakan bahwa gadis ini tak berbohong. Dia berkata sebenarnya, sampai bagian.. cookies nya hampir dimakan kucing.

"Oh.. iya.. Thorin Oakenshield.. udah nyampe.. sini belom?...haah.. haah.."

Elves yang bermusuhan dengan bangsa Dwarfs sangat sensitif mendengar nama dari musuh mereka disebut. Lantas Thranduil menipiskan bibir, dia naik darah.

"What are you talking about?!"

"Hey.. calm down dude.. aku cuma.. bilang apa adanya.., jadi.. dia belom kesini ya?"

"No.. and never!"

"Haha.. gara-gara silmaril, persahabatan.. rusak sampe.. ribuan tahun.. dasar Feanor.. Oh, Tingol juga.. ngapain kasih tugas.. jaga silmaril.. ke dwarfs?.. dibunuh kan dia.."

Membelalakan mata, Tranduil serta Legolas terkejut bukan main. Mereka tak menyangka, seorang anak manusia bisa mengetahui sejarah permusuhan elves dan dwarfs hingga sebegitu jauhnya. Merasa menemukan harta karun, Thranduil menyeringai.

"Berapa umurmu? anak manusia?"

"Me?.. uh.. 18.."

"How can you know about this all? are you was sent by a Valar?"

"What?.. no.. haha, aku cuma.. anak.. perempuan papah.. yang suka.. diem.. dirumah.. baca buku.. sama.. haah..  haahh.. nonton film.."

Masih dalam nafas tersengal, gadis ini mengucapkan kata baru yang asing di Middle-Earth. Tak tahu apa yang diucapkan tahanannya Legolas mengajukan pertanyaan.

"Buku? apa.. kisah kami ada di dalam buku itu? dan apa itu film?"

Gadis ini terkekeh, semakin lama nafasnya kian berat. Kain putih yang membalut luka berunah menjadi merah pekat, betis gadis ini membiru hingga terlihat hampir seperti kaki mayat.

"Film.. itu.. gambar.. bergerak.. aku.. baca buku.. tentang.. kalian.. Yaah.. dengan.. kata.. lain.. haah.. haah.. aku.. tau.. masa depan.. kalian.., walau.. pun.. ga.. spesifik.."

Gi Melin (I Love You) The Hobbit Fanfiction [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang