Jalan megah dari kayu tua merentang di seluruh penjuru kerajaan. Gua dalam tanah yang seharusnya gelap, nampak disinari cahaya matahari yang masih hangat menyapa. Entah bagaimana para elves dapat membuat sebuah gua yang begitu indah, tanpa menghilangkan unsur pepohonan di dalamnya.
Suara langkah kaki ringan terdengar di sepanjang jalan. Aroma hutan yang menenangkan terpancar dari tubuh Prince of Mirkwood. Aroma yang khas, aroma yang lembut, aroma yang sulit dilupakan.
"Legg.. kamu pake parfum apa sih?"
"Ahahha.. you like it?"
"Yeah.. your scent, it's really calming.. i love it"
"Sebenarnya, aku.. tak memakai apapun.."
"What? serius? terus darimana bau badan mu? sumpah wangi"
"Yaa.. you know, hanya wanita yang biasa memakai parfum. Kalau bau tubuhku, mungkin karena aku sering pergi ke hutan? haha"
Bibir Ann membentuk huruf o, dari sekian banyak fanfict yang dia baca, sering disebutkan tentang aroma hutan milik Legolas. Memang benar, dia berbau harum. Layaknya pohon tua setelah diguyur hujan hingga tumbuhlah aneka bunga di sekitarnya.
Kamar yang digunakan Ann untuk tidur juga memancarkan aroma yang sama, persis seperti pemiliknya. Ruang yang lumayan luas, sangat rapi dan simpel penataannya. Bodoh sekali, Ann baru menyadari jika kamar yang dibuatnya tidur adalah kamar Legolas.
"Yep.. kita sudah sampai.." perlahan Legolas menurunkan Ann di kasur.
"Thank you, maaf ya kalo aku bikin repot. Betisku beneran sakit dibuat jalan.."
"No, it's nothing, membawamu juga termasuk tugasku" Legolas tersenyum.
Di meja sebelah kasur, Ann mengambil botol antidote kecil yang sebelumnya dia simpan. Jarinya memainkan botol tersebut seperti sebuah kelereng.
"Antidote bottle, kau menyimpannya?"
"Yah.. botol ini yang menyelamatkan nyawaku" senyum manis terukir di bibir Ann.
Botol itu sangat kecil, hanya sebesar ruas jempol jari tangan. Ketika diisi, botol itu bersinar layaknya berlian yang disorot cahaya matahari. Tapi sayang, isinya sudah habis diminum, sekarang hanya nampak botol kecil berwarna putih seperti keramik.
"Legg, aku boleh.. emm.. minta sesuatu?"
"Sure, what is it?" Legolas duduk di sofa tepat di seberang kasur.
"Can you bring me a rope? i want to make this bottle to be my necklace"
Legolas terkejut, manusia biasanya suka dengan perhiasan mewah seperti berlian, emas, atau perak. Tapi gadis ini memilih seutas tali dan sebuah botol keramik untuk dijadikan kalung.
"Kenapa kau meminta tali? aku bisa membawakanmu rantai kalung emas jika kau mau"
"No, it's too much, aku cuma pengen tali.."
"Fine then.. aku akan membawakanmu rantai kalung perak besok. Seorang tamu- bukan, seorang keluarga harus di berlakukan layaknya keluarga" Legolas berdiri dari sofa, kakinya berjalan mendekati Ann lalu duduk di sampingnya.
"Tapi aku manusia.. bukan elves, gapapa kamu kasih aku tali.. aku cuma butuh itu, ngga lebih.."
Legolas menggelengkan kepala, tangan besarnya menggenggam jari-jemari Ann, seperti menyentuh vas bunga yang rapuh. Dia tersenyum lembut, sangat lembut, hingga kain sutra tak dapat menandinginya.
"No.., aku tetap membawakanmu kalung perak besok dan itu pasti akan sangat cocok dengan botol ini. Haha.. sekarang aku tau kenapa kau terasa berbeda.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gi Melin (I Love You) The Hobbit Fanfiction [END]
FanfictionWARNING! (Mengandung spoiler berat) Our kin was cursed father! by eternal love! Seorang gadis remaja yang sangat mengagumi karya J.R.R Tolkien, berkelana di Middle-Earth dan berusaha merubah takdir yang seharusnya tertulis di buku ataupun di film. *...