Kabut tebal di Ravenhill seakan angin lalu, dinginnya belum sampai membunuh manusia sekalipun. Erangan dan auman dari orcs Gundabad masih terdengar nyaring. Dan ketegangan masih berlanjut, dengan kesakitan, Ann masih menahan pasukan Gundabad seorang diri.
Azog yang semula ingin membunuh Ann, beralih pada dendam terdalammya pada keluarga Durin. Tanpa pikir panjang, Azog menerima tantangan Thorin dan akhirnya mereka bertarung.
Azog dengan gadha miliknya berusaha menyerang Thorin. Lengannya yang kuat melempar gadha tersebut sampai sungai es yang beku menjadi retak. Sehingga semakin sulit pertarungan kala itu.
Lempengan es yang mereka pijak bergoyang kesana kemari. Seakan ingin menenggelamkan siapapun yang ada di atasnya.
Di hadapan ribuan orcs yang hendak menyerang, seorang gadis berdiri gagah berani. Sudah lelah Ann mengeluarkan cahaya, hingga hampir surut dari tangannya. Tubuhnya dipaksakan untuk bergerak walau seharusnya dia sudah terkapar.
"Aaaahhhhh!!!!" teriaknya lagi, saking besar kekuatan yang ia keluarkan, darah merah mengalir dari hidungnya. Bukan hanya hidung, bahkan telinga dan mulutnya juga mengeluarkan darah.
"Aaaaaa!!...."
Cahaya yang semula terang benderang, sudah mencapai titik redup. Ann sudah berusaha sekuat yang ia mampu, nafasnya berat, seperti batu ada dalam dadanya.
Sementara itu, Bolg sudah bangkit dari tumpukan batu menara. Hanya dengan daggers, Legolas melawan Bolg sekuat yang ia bisa.
Tebasan dan tusukan ia layangkan sampai harus jatuh bangun, hingga batuan menara perlahan rontok. Kecerdikan Legolas belajar dari kesalahan, membuatnya dapat bertarung melawan Bolg.
Satu daggernya sudah menancap di telapak tangan Bolg. Tapi orc ini tak merasa sakit sedikit pun. Dari kepalan tangan itu, Bolg menghujamkan pukulan. Dengan gesit Legolas menangkis dan menghindarinya.
Tersenyum seperti sudah merasa menang, Legolas melompat ke pundak Bolg yang sedang membungkuk.
JLEB
Daggernya yang terakhir sukses menusuk ke dalam kepala hingga ke otak Bolg. Ditambahnya lagi semakin dalam sampai Bolg tewas seketika. Dengan lompatan Legolas yang menuju ke tepi, menara pun rubuh remuk dan jatuh bersama jasad Bolg.
Dari kemenangan Legolas, berakhir sudah nama Bolg di tangannya. Tapi penderitaan masih berlangsung pada wanita yang ia cintai. Tubuh lemah Ann masih terus dipaksa untuk berdiri
"Eagles! Beorn! Radagast! PLEASE! please.. come here.. help us.. PLEASE!"
Kembali, tangisan Ann pecah, angin sepoi yang menerpa kulitnya terasa dingin dan menusuk "Manwe.." bisiknya berlinang air mata.
Pandangan gadis ini sudah buram, kepalanya berputar hebat. Semakin banyak darah yang menetes dari lubang hidung dan telinganya. Ditambah dengan luka di kepalanya yang juga mengucurkan darah.
Cukup
Kekuatan cahaya yang dimiliki Ann sudah mencapai batas. Orcs yang semula ketakutan dan dipukul mundur olehnya, kembali berlari maju menerjang. Ann sudah tidak sanggup lagi, cahaya di tangannya sudah padam.
Gadis ini terkulai lemah di tanah, di hadapan ribuan orcs. Menunggu ajalnya yang segera datang.
Setelah melawan Bolg, dengan langkah cepat, Legolas pergi mencari Tauriel yang semula dilihatnya kesakitan. Tapi yang dicari sudah tidak ada. Mengandalkan mata elves untuk mencari Ann juga tidak berguna.
Jika saja, Ann masih mengeluarkan cahaya, Legolas bisa datang dan menemukannya. Tapi bagaimana lagi, semua pasti ada batasnya. Pilihan terakhir Legolas adalah menggunakan mata elvesnya untuk mencari Tauriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gi Melin (I Love You) The Hobbit Fanfiction [END]
FanficWARNING! (Mengandung spoiler berat) Our kin was cursed father! by eternal love! Seorang gadis remaja yang sangat mengagumi karya J.R.R Tolkien, berkelana di Middle-Earth dan berusaha merubah takdir yang seharusnya tertulis di buku ataupun di film. *...