Before Fall

898 110 12
                                    

20th November, Third Age 2941

Matahari belum menampakkan diri, begitu pula sinarnya. Tapi demikian, dua orang elves dan satu manusia sudah bergegas untuk pergi. Melesat dan mengendap di balik semak-semak. Mereka memang belum bertemu orcs, sengaja menjaga jarak untuk menghindari pertarungan.

Perjalanan mereka masih lumayan jauh, karena hanya ditempuh dengan kaki. Hingga cahaya matahari sudah tak menampakkan diri.

Pusat kota Laketown menjadi tempat yang sangat padat dan ramai pagi ini. Apalagi kalau bukan mengantar kepergian dwarfs yang mereka pikir pembawa kekayaan. Thorin dan rombongan akan berlayar dengan kapal kecil ke gunung di Erebor. Tapi dia menghentikan Kili yang wajahnya sangat pucat dan menyuruhnya istirahat.

Kili sempat memaksa untuk ikut, tapi akhirnya dia paham akan kondisinya. Oin memutuskan untuk turun dari kapal dan menjaga dwarf muda ini. Fili yang punya ikatan kuat dengan Kili juga turun dari kapal agar bisa bersama adiknya, walaupun sudah dicegah Thorin. Akhirnya kapal berangkat bersama sembilan dwarfs dan satu hobbit. Sembilan? iya, Bofur ketinggalan.

Semakin lama kaki kanan Kili semakin sakit dan tubuhnya semakin panas. Efek racun dari panah Morgul baru terasa sakitnya sekarang. Kili tak sanggup berjalan, dia dipapah ke rumah Walikota tapi ditolak mentah-mentah. Dih! udah tua, jelek, bau, kikir, sombong pula! benci banget aing!

Tak ada tempat lain lagi untuk mendapat perlindungan dan obat. Kecuali rumah Bard, awalnya mereka di tolak, tapi karena Kili sudah sangat sangatlah pucat, Bard berbaik hati membukakan pintu rumahnya. Dengan obat seadanya luka Kili dirawat oleh Oin.

Menjelang tengah hari, rombongan Thorin sudah mencapai jurang dekat kota yang ditinggalkan, Kota Dale. Seharusnya mereka berhenti di sini menunggu Gandalf sampai, tapi bagaimana lagi, mereka tak punya waktu. Rombongan ini terus melaju karena dikejar waktu.

Kembali pada Ann, Legolas, dan Tauriel. Di sela-sela lari mereka, masih ada beberapa percakapan, walau tak berarti. Ann baru menyadari, jika pedang tanpa sarung yang selama ini menggantung di pinggang Legolas adalah pedang legendaris dari ellon bernama Echtelion.

"Loh.. Legg, itu.. itu kan Orcrist.. dapet dari Thorin ya?.."

Legolas tertawa kecil "Sungguh.. kau tau apapun.. mungkin pantas untukmu menyandang nama Lady of Knowledge.. haha"

"Lah.. ditanyain kok malah ngekek, nyelamur lagi.."

Kali ini Tauriel yang terbahak-bahak "Maklum saja Ann.. dia jarang keluar kerajaan, jadi sering tertawa sendiri.. hahahaha"

Legolas tak menghiraukan Tauriel "Darimana kau tau kalau pedang ini namanya Orcrist? dan lagi, tau darimana aku mengambilnya dari Thorin?"

Dalam keadaan berlari, Ann masih bisa tersenyum bangga "Tau lah.. orang Thorin dapet itu di gua Trolls.. sebenernya itu udah diliat sama Lord Elrond.. tapi abis itu dikasih ke Thorin.."

"Oh.. jadi benar, waktu itu dia bilang kalau pedang ini diberikan padanya.. aku kira hasil mencuri.."

Ann terkekeh "Makanya.. jangan asal nuduh Legg.., nanti kalo ketemu Thorin, kembaliin tuh pedang.. ya?"

Legolas memasang wajah masam "Alright.. akan ku pikirkan.."

"Kau benar-benar hebat Ann, sampai tau hal sekecil itu.. nama Lady of Knowledge pantas untukmu.." kata Tauriel

"Ngga ah.. aku lebih suka dipanggil Ann, tanpa embel-embel.. lagian kalo aku ga baca buku ato liat film.. aku ga tau apa-apa.."

Perjalanan sampai ke Laketown memang butuh waktu lama. Bayangkan saja seorang nolep macam Ann bisa bertahan lari tanpa henti, selama lebih dari satu setengah hari. Aneh tapi nyata.

Gi Melin (I Love You) The Hobbit Fanfiction [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang