DR. Park

815 36 0
                                    


      Jimin lulus dengan nilai terbaik. Selain kuliah, jimin memang terjun ke lapangan. Tesisnya yang membahas mengenai perkembangan penyakit kanker, pencegahan, dan pengobatannya. Sementara, jin tetap bekerja seperti biasa.

     Sore itu, jin sengaja pulang lebih awal dan langsung ke kafe. Rambutnya sudah mulai tumbuh, namun tetap mengenakan topi. Teman temannya mengamati jin yang sedang asyik sendiri karena mereka ingin membantu tapi jin menolak. Jin beralasan akan membuatkan sendiri, khusus dengan tangannya, demi hadiah istimewa untuk seseorang yang paling luar biasa. Di perjalanan pulang, ia jadi teringat jisoo.

   Jisoo, dimana kau sekarang? Mianhae, aku tidak berhasil melupakanmu. Buktinya, sekarang aku masih merindukanmu. Kau begitu patuh dan setia. Saat aku minta kau melupakanku, kau melakukannya. Dan, berhasil. Sekali lagi, mianhaeyo. Kini,jin menghela napas berat.

    Saat pemulihan,jin banyak dibantu oleh bos dari kafe dan dari kantornya. Dari kafe, jin mendapat biaya lebih karena bagaimanapun juga, jin sudah dua kali mendapat predikat karyawan teladan.

   Teman teman jin yang saat itu datang membesuk kaget mengetahui kalau jin yang mereka kenal gigih dan tidak pernah mengeluh itu, ternyata mengidap suatu penyakit yang sangat membahayakan.

   Jin menyadari kalau banyak sekali kesalahan yang telah jin lakukan. Seokjin merasa telah mengambil keputusan yang tepat, meski hasilnya terkadang tidak begitu baik untuknya ataupun orang lain. Saat itu, seokjin merasa telah mengambil keputusan tepat. Namun, akhirnya tidak baik dengan perasaanya sendiri. Menanggung rasa rindunya terhadap jisoo yang begitu dalam. Tiba tiba,jin ingin menangis. Rindu sekali ia dengan jisoo.

      Tadi siang, jimin di wisuda. Acara itu dihadiri oleh keluarga jimin beserta jeogyeon.

    Sementara, jin muncul di rumah menjelang malam. Seokjin akan memberikan ucapan selamat kepada jimin, tak peduli pria itu lulus dengan nilai terbaik atau tidak.

     Keluarga jimin sedang berkumpul di ruang tengah. Jimin sedang di kamar karena baru saja selesai mandi. Saat jin muncul, jimin sedang berada di depan cermin. Seokjin mengetuk pintu. Jimin menoleh lalu menyapa seokjin.

  
   "annyeong...."jin maju menghampiri dan memeluk jimin.

  "saengil chukae jiminie. kau telah menjadi dokter. Hyung bahagia sekali dengan semua ini."

  "gomawo hyung. Eoh itu apa hyung?"jimin sempat melihat jin membawa bungkusan.

   Jin melepas pelukannya hingga bungkusan. Itu semakin jelas dimata jimin. Jin memberikan bungkusan itu pada jimin.

   "bukalah. Sebenarnya,itu tidak akan cukup untuk meminta maaf dari hyung untuk mu jiminie karena tidak bisa  hadir di acara wisudamu. Tapi, kuharap kamu bisa menerima ini."itu hadiah yang jin buat untuk jimin, sekaligus sebagai ucapan permintaan maafnya.

   "kenapa hyeong harus minta maaf"jimin  tahu tanggung jawab hyung di kantor itu berat. Aku tidak apa apa hyung, benar. Tapi, gomawo hyung?jadi,ini yang membuat hyung pulang terlambat?"tambah jimin lagi.

   "nee, mian  untuk yang itu,"katanya jujur. Jimin hanya tersenyum lalu membuka bungkusan itu. Dari dalam kantong, ada sebuah kotak seukuran kotak nasi berwarna hijau diikat dengan pita putih. Saat jimin membukannya, ternyata isinya sebuah kue brownies mungil yang sangat cantik dihiasi tulisan dari keju.

    "waww....! Kyeopta...daebak,"ujarnya spontan. Namun, sebelum mengucapkan kata kata terima kasih,mata jimin tertuju pada koran yang membungkus kotak hijau tadi. Ada dua baris tulisan yang menggugah hatinya.

      Seorang wanita meninggal dalam kecelakaan mobil ketika bermaksud menjenguk kekasihnya di rumah sakit.

   Berita itu di tuliskan berdasarkan pesan singkat yang diterima orang tua si wanita, sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi.

my only one (END) Yoonjin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang