Tak ada manusia yang sempurna

539 35 0
                                    

Jimin tersenyum saat melihat gambar jin menaiki panggung. Wajah jin terlihat jelas merona karena gugup.

"jin hyung pasti tertawa kalau melihat dirinya seperti itu. Hyung itu benar benar pria naif yang berotak cemerlang. Dia unik, kan?"

"dia juga tampan,"tambah jeogyeon.

"jin oppa sendiri belum menonton video ini. Aku tidak menawarkannya dan ia tidak pernah meminta."ia sudah duduk di sebelah jimin. Jimin menoleh dan wajah mereka begitu dekat. Jimin mengamati wajah jeogyeon, sementara mata jeogyeon asyik mengamati televisi. Kemudian, jeogyeon menoleh pada jimin.

"chagiya...., kau sangat menarik, tampan, dan istimewa."jarinya menyentuh hidung jimin. Jimin tersenyum tipis. Jeogyeon meletakkan gelas nya dengan mata tidak lepas dari wajah jimin. Tangannya pun dengan lembut mengusap pipi jimin yang halus. Sebelum mata jeogyeon terpejam jimin sudah menyentuh dan mencium bibirnya.

......

"mianhaeyo.... Mianhae,"bisik jimin. Jimin menatap mata jeogyeon.butiran kristal itu pun menetes. Jimin menghapusnya.

"mianhaeyo, "ulangnya. Jeogyeon menggeleng lembut. Tak tahu apa arti air matanya itu. Bahagia atau sedih atau juga kecewa.

"aku juga salah, "bisik jeogyeon.

"mianhae,"ujar jimin sambil memeluknya.

......

Selang beberapa jam, jin pulang. Yang mengherankan, jimin langsung memeluk jin dan menangis.

"waeyo... Nan gwenchana?"jin panik dan melepas pelukan jimin. Jin menatap mata pria itu.

"apa pantas aku menceritakannya sama hyung?"Mata jimin masih mengalirkan air mata yang tidak bisa jin hapus.

"tidak ada yang tidak pantas diceritakan kepada seorang hyung, apa pun itu. Katakan saja,"kata jin lembut.

"aku salah hyung, dan tidak tahu kenapa salah itu harus terjadi disini.. Padahal,jimin dengan jeogyeon sudah jalan kemana mana,"ujarnya penuh penyesalan. Jimin tidak berani menatap mata jin.setiap kejadian, kenapa tidak pernah berpikir dulu apa akibatnya untuk diri sendiri atau pada orang lain?

"hyung...., apa sekarang aku dimata hyung begitu hina?"jimin mengangkat wajahnya untuk melihat jin.

"kau itu bicara apa sih? Hyung tidak mungkin berpandangan seperti itu padamu.. Kau dengan jeogyeon saling mencintai dan sudah dewasa."

"kenapa hyung bicara seperti itu? Bagaimana pun juga, aku dengan jeogyeon telah melakukan kesalahan yang begitu besar. Katakan sejujurnya hyung, bagaimana pandangan hyung terhadapku? Jangan membelaku.aku ini salah hyung." Jin menarik napas dalam dalam. Ia memegang tangan jimin.

"jimin, setiap orang pasti pernah tergelincir.. Ada yang mau mengakuinya, ada juga yang menyimpannya rapat rapat,dan yang menyimpan kesalahan biasanya akan selalu merasa terbebani seumur hidupnya,"ucap jin. Jimin langsung memeluk jin.

"jimin malu hyung, malu pada hyung dan diri ku sendiri... Aku berdosa pada tuhan."

"sudahlah.... "ia mengusal punggung jimin.

"oohh.. Ya, hyung mau membuat lagu khusus untuk mu dan juga sepatu untuk mu dan para dokter wanita. Punya usul tidak? Modelnya kaya apa gitu, biar nyaman memakainya. Para medis kan membutuhkan sepatu yang semi lepek. Apalagi, untuk para asisten di ruang gawat darurat."jin coba mengalihkan topik pembicaraan.

Jin tidak ingin jimin terus terusan merasa dirundung rasa bersalah.

"hyung memang tidak pernah membiarkan aku sedih, nee? Jin hyung, hyung berhak menghakimiku. Kita ini teman, jika aku melakukan kesalahan, otomatis hyung akan kena imbasnya. Kenapa hyung tidak memarahiku?"

"begitu, ya? Tapi, menurut hyung kita itu sudah dewasa. Kita akan menyesali hal yang tidak kita inginkan. Kita akan merasa terus berdosa kalau melakukan hal yang merugikan orang lain."

"hyung, kenapa kita tidak dipertemukan dari dulu, ya?hyung membuatku memahami banyak hal. Hyung juga membuat hidupku lengkap."

"tidak baik berlebihan.. Mmm...,seaindainya kita dipertemukan dari kecil, dan besar bersama sama, kita tidak akan punya banyak cerita. "

my only one (END) Yoonjin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang