perasaan itu menjadi nyata

914 63 5
                                    

  Kantor tempat menaungi jin, saat ini sedang melakukan kegiatan perayaan perusahaan. Dan jin diikut sertakan dalam kegiatan itu, yaitu menyanyikan lagu. Dan jin juga tidak menolak bahkan seokjin menerima dengan baik. Sebenarnya, di dalam lubuk hati jin,sangat merindukan jimin yang sudah lama meninggalkannya setidak hampir 2 tahun.

   Tapi seokjin menyembunyikan itu semua dari orang lain termasuk rekan kerjanya sendiri. Seokjin menutup dirinya rapat rapat. Setelah menampilkan dirinya, seokjin kemudian turun dari panggung dan dihadiahi tepukan meriah dari penonton. Dan disambut pelukan oleh jeogyeon.

  "wahhh daebak,tadi itu keren sekali oppa!!Wahh rugi ya kalau jimin tidak melihat oppa bernyanyi seperti tadi. Aku merasa lagu itu untuk lagu perpisahan"ucap jeogyeon lirih di akhir. Jeongyeon masih memeluk jin.

     "kau benar cepat atau lambat pohon pisang ini akan tumbuh... Dan akan segera berbuah menjadi besar... "batin jin yang masih memeluk jeogyeon.

  Sesudah acara pelukan itu jin menyuruh jeogyeon menemani dirinya untuk makan. Daripada menangisi dirinya yang akan meninggalkan mereka lebih baik makan,itulah pikir jin sekarang.

.....
  Setelah acara itu mereka berdua sampai di apartemen milik jin. Jeogeyon mengantarkan jin ke depan apartemen miliknya.

 "gomawo jeogyeon karena sudah mengantarkan oppa sampai rumah"ucap jin dengan menatap kearah jeogyeon. Setiap jin melihat jeogyeon pasti seokjin merasa melihat sosok jimin dari dalam diri jeogyeon.

  "nee oppa.  Cheonmanayo!! "Teriak jeogyeon, berbalik dan berpamitan pada jin.

  "semoga kalian berdua selalu bahagia...!! "teriak jin dan jeogyeon yang mendengarnya dari belakang refleks membalikkan badannya

  "nee!!!gomawo oppa...! Itu pasti!"jeogyeon membuka pintu mobil nya dan kemudian menutupnya.

  Setelah mobil itu menjauh seokjin mencengkram dadanya kuat karena sakit itu kembali tiba. Jin segera masuk ke dalam takut ada yang melihat. Setelah itu jin membuka pintu apartemennya dan langsung bergegas mencari toilet dan saat sampai di toilet,seokjin langsung memuntahkan apa yang seokjin tahan sejak tadi.

  Yang keluar adalah cairan merah dan lebih kesalnya lagi cairan merah itu juga keluar di hidung nya. Dengan cepat jin menghapus dengan kasar. Tetap saja darah itu masih mengalir deras. Tidak sanggup, seokjin menjatuhkan dirinya kelantai kamar mandi.

  "hiks jiminie appo hiks hyung kesepian jiminie hiks takut"ucap jin yang menyender dan menangkup lututnya dan menangis. Memanggil nama jimin tapi itu semua sia sia. Jimin sedang berada di kota lain, di negara lain mana mungkin lirihannya terdengar sampai kesana. Jin yang memikirkan itu terkekeh pelan.

   "paboya!pabo,kim seokjin pabo... "ucap jin dan memukul kepalanya untuk menghentikan rasa sakit itu. Tiba tiba terdengar bunyi nada dering ponsel seokjin. Jin meraba saku dan sesudah itu menepuk jidatnya

  "jin pabo ponselmu di kasur... "jin mencoba berdiri menggunakan tumpuan dinding agar tidak terjatuh dan itu berhasil. Jin meraba dinding sampai ke pintu depan kamar mandi. Setelah itu seokjin keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kasurnya. Seokjin melihat ponselnya berdering. Jin mengambilnya dan melihat nama yang tertera di ponselnya.

Eommaku...

  Jin terkejut tumben eommanya menelfon malam malam begini biasanya seokjin yang menelfon lebih dulu. Jin mencoba untukmenyandarkan badannya dan duduk di ranjangnya. Kemudian jin mengangkat telpon dari eommanya.

     "Jinnie.. Nan gwenchanayo... Kau baik baik saja...?"

Aku baik baik saja eomma... Ada apa? "

my only one (END) Yoonjin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang