GANASLETTA 3

10.2K 720 157
                                    

Hayo yang mau baca Ganas, silahkan absen dulu gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo yang mau baca Ganas, silahkan absen dulu gais

Jangan lupa banjiri komen ya ♥

Kalian baca sambil rebahan atau duduk?

***

[3. Ruang Musik Aletta]
Kehilangan banyak orang yang gue sayang, bikin gue harus selalu belajar menerima orang baru —Aletta V.

Pagi ini, Ganas dan para kawan-kawannya sudah meramaikan kantin. Kemarin, akhirnya pak Tian menyudahkan hukuman dan membiarkan para muridnya untuk pulang. Pak Tian juga sempat mengancam mereka, jika mereka ketauan mengikuti sebuah komplotan, maka resikonya mereka bisa dikenakan skors atau bahkan di keluarkan dari sekolah. Seperti biasanya, mereka hanya akan memenuhi area kantin, tanpa berniat untuk membeli jajanan. Mereka jajanhanya pada saat jam istirahat. Ganas dan yang lainnya sedang memperhatikan tingkah laknat Gara yang berani menggoda mpo Surti, si janda kantin.

"Mpo, ngga capek jadi janda? Saya aja capek jadi jomblo."

"Anjing lo, Gar, ngga ada adabnya."

"No have akhlak."

"Ya Allah, musnahin Gara dari bumi ini, hamba ikhlas."

Hampir semua teman Ganas mengumpati Gara. Entah kenapa, mereka semua diciptakan tanpa urat malu, apalagi Gara. Wajah doang tampan, namun akhlak minus. Ganas jadi dibuat geleng-geleng sendiri dengan kelakuan para sahabatnya. Hingga akhirnya, Iren dan Mauren pun bergabung dengan Ganas. Meskipun mereka berada di kelas yang berbeda, namun mereka punya lambang yang sama, Dreagel. Iren duduk di samping Ganas, sedangkan Mauren memilih untuk berdiri di samping Diksa, karena kursi yang sudah tidak memadai. Namun, berhubung Zian peka, maka ia memilih untuk berdiri dan membiarkan Mauren duduk di kursinya.

"Nas, Lo ngga beli jajan? Beli sana, gue mau bagi," ucap Iren.

"Ambil gih, gue yang bayar."

"Asikkk."

"Oh, jadi gitu ya aa Ganas. Kalo kita yang minta ngga mau, giliran cewe cakep yang minta langsung ngasih tanpa piker panjang. Cukup tau tanam dalam tanah."

"Anjir, kalimat terakhir bernada."

"Cukup tau tanam dalam diri, tak usah kau dekati ku lagi. Yuk konser dadakan."

"Tu wa ga pat," teriak Diksa

"Kalau cinta sudah membara," lanjut Galih

"AHAQ AHAQ." Teriak Raidan dan Farel.

"Rindu jadi menggebu-gebu, uhuq uhuq."

"Janji janji seribu janji, janji apel di malam hari."

"Woy anjing, kan tadi gue nyanyi awal lagu cukup tau, kenapa jadi lagu lain. Udah lah, lo semua goblok, gue males," Ucap Gara sambil menggebrak meja kantin, dan ia pun langsung mendapat jitakan dari Farel, Galih, serta Raidan.

GanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang