GANASLETTA 26

2.1K 259 1K
                                    

"Sini merapat dulu, komen siapa yang udah nunggu update"

"Kenapa kalian suka cerita Ganas?"

"2 emot khusus part ini apa?"

"Pembaca Ganas umur berapa aja ni?"

Happy Reading Pasukan Dreagel❤

***

[26. Ganas Si Pecundang Dan Aletta Yang Kecewa]
Sepasang sepatu aja, bisa ilang sebelah kalo ngga di jaga, apalagi kamu yang cantik mempesona. —Galih Windutama.

Iren sedang duduk di pinggir lapangan menunggu Ganas yang sedang latihan basket. Tak lama kemudian, Ganas duduk disamping Iren untuk istirahat sebentar. Baiklah, sebuah drama akan segera dimulai.

"Nas, jujur sama gue! Apa alasan lo macarin Aletta?," tanya Iren sambil menatap lurus kedepan, kearah lapangan.

"Waktu itu gue ngga mau di suruh pacaran sama lo. Lo tau, Ren? Lo itu sahabat gue, dan gue ngga mau ngancurin persahabat kita dengan pacaran."

"Jadi, Aletta cuma pelampiasan?"

"Bisa di bilang gitu."

Iren tersenyum miring. Ekor matanya menatap sosok Aletta yang sejak tadi berdiri di belakang mereka. Iren sengaja bertanya pada Ganas, tepat saat Aletta keluar dari ruang musik. Iren tau, Aletta mendengarnya. Terbukti dari matanya yang kini sedikit berkaca-kaca. Aletta segera berlari, menuju kantin sekolah yang kebetulan belum di tutup. Iren beranjak dari duduknya untuk menemui Aletta. Dia beralasan pada Ganas, jika dirinya ingin pergi ke toilet.

Iren berdiri di hadapan Aletta yang menunduk. Dia tau, perkataan Ganas, membuat cewek di hadapannya ini kalah telak. Miris. Satu kata yang menurut Iren kini menggambarkan seorang Aletta. "Kasihan ya. Ternyata cuma pelampiasan. Eh sori Ta, gue ngga bermaksud menyinggung, meski itu fakta."

Aletta mendongak. Menyorot tajam kearah mata Iren. Membuat Iren sedikit mengernyit bingung dan —ketakutan. Setelahnya, hanya ada senyum kecil yang Aletta berikan. Senyum yang sudah dipastikan tidak tulus. Aletta masih belum mengeluarkan suaranya. Ia sibuk celingak-celinguk untuk memastikan jika di kantin hanya ada mereka berdua. Ralat. Mereka berdua dan penjual kantin. Terutama, Aletta harus memastikan Ganas tidak ada disini, karena biasanya, jika ada nenek lampir, maka pasti ada Ganas.

"Kayaknya, lo yang lebih miris. Udah lama bareng-bareng, tapi cuma temenan. Dan parahnya, saking Ganas ngga mau pacaran sama lo, dia nekat jadiin gue pacar. Coba deh, lo tanya Ganas, dia sejijik apa sama lo, sampe ngga mau pacaran sama lo!? Jadi, sesama miris, mending ngga usah belagu," ucap Aletta sambil menaikkan kedua alisnya.

Aletta menutup matanya sambil sedikit menolehkan wajahnya, saat ia sempat melihat tangan Iren yang melayang keatas, seolah ingin memberikan sebuah tamparan keras di pipinya. Namun, sudah beberapa detik terlewati, ia tak merasakan panas di pipinya. Aletta membuka matanya dan melihat Dryhan yang mencekal erat tangan Iren, hingga membuat cewek itu sedikit meringis.

"Se-inchi aja lo sentuh dia, bukan tangan lo yang sakit, tapi leher lo bisa jadi sasarannya," ujar Dryhan dingin. Iren menghempaskan tangannya, hingga cekalan Dryhan terlepas. Cewek itu segera pergi dari hadapan Aletta.

"Kamu ngga apa-apa, Ta?" Aletta hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Dryhan mengambil tas Aletta, lalu mengajak cewek itu untuk pulang. Hari ini, Dryhan membawa mobil ke sekolah. Dan, selama di perjalanan pun hanya keheningan yang terjadi. Tak ada yang memulai pembicaraan. Aletta tau, Dryhan adalah tipikal orang seperti Ganas —irit bicara. Tapi tetap saja, dihati Aletta sudah terukir nama Ganas, dan tidak semudah itu melupakan Ganas, lalu berpaling pada Dryhan. Saking lelahnya, Aletta sampai ketiduran di mobil Dryhan, dan membuat cowok itu menepikan mobilnya untuk berhenti. Dryhan mengambil jaket yang tergeletak di kursi belakang, lalu memakaikannya di tubuh Aletta bagian depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang