Absen askot yukkkk
Udah ditambahin ke reading list?
Coba, komen batre kalian berapa persen pas lagi baca part ini?
Oke, happy reading semua <3
***
[10. Pembelaan Raidan]
Pohon yang tumbang bisa tumbuh kembali. Makanya, gue lebih suka ngehancurin seseorang sampe ke akar-akarnya. —Arkan Raidan Arsenio.Hari ini, Aletta dan semua kawannya kecuali Freya sengaja datang lebih pagi ke sekolah. Mereka sedang membahas untuk merayakan ulang tahun Freya. Tepat pada hari ini, Freya merayakan ulang tahunnya yang ke enam belas tahun. Aletta membuat rencana untuk menyueki Freya seharian penuh. Namun, mereka lupa jika masih ada satu manusia, yang selalu setia menghibur Freya —Arkan Raidan Arsenio atau yang kerap disapa Raidan. Aletta sempat meminta nomer telepon Raidan, dan ia sempat mengajak Raidan untuk bekerja sama, namun cowok itu menolak mentah-mentah dengan alasan jika ia tidak akan sanggup menyueki Freya. Meski diantara mereka belum ada status yang pasti, namun Raidan tergolong sebagai cowok setia yang penuh dengan pendirian.
"Hello gais. Tumben, lo semua udah dateng."
"Lebay," sentak Aletta yang berusaha sedingin mungkin, padahal batinnya menjerit untuk meminta maaf pada Freya.
"Alay lo, Frey."
"Gue sih biasa dateng jam segini."
"Idih, kenapa sih, lo semua sensi banget sama gue."
Aletta dan semua temannya berusaha untuk akting dengan sebaik mungkin agar Freya tidak curiga. Akhirnya, Aletta mengikuti pelajaran dengan sangat tertib. Hingga tiba-tiba, sebuah notifikasi masuk ke ponselnya. Saat dilihat, ternyata iu pesan dari tetangganya, dan saat Aletta membuka pesan itu, cewek itu langsung terkejut. Pasalnya, pesan itu berisi pemberitahuan jika sang bunda nya masuk rumah sakit.
Aletta langsung merasa bimbang. Jika ia izin pulang, ia bingung harus membuat alasan apa ke guru piket. Karena, dirinya tidak akan diperbolehkan pulang, jika alasannya karna ada orang rumah yang sakit. Seketika, ekspresi muka Aletta langsung berubah. Yang awalnya biasa aja, kini menjadi sendu. Aletta selalu ingin menemani dan berada disisi sang bunda, saat bundanya sakit. Ia sudah kehilangan ayahnya, dan ia tak mau jika harus kehilangan bundanya juga.
Saking asiknya melamun, Aletta tak sadar jika bel istirahat sudah berbunyi. Cewek itu melangkahkan kakinya menuju kantin. Hari ini, mood nya benar-benar menjadi kacau. Aletta hanya membeli minuman berupa sekotak susu. Lalu, ia pamit kepada teman-temannya untuk pergi ke lapangan. Jika sedang seperti ini, Aletta lebih memilih untuk menyendiri, meski ia berada di tempat yang ramai, tapi setidaknya ia sendiri. Aletta duduk di pinggir lapangan sambil menatap kosong kearah ring bola basket. Tanpa sadar, sejak tadi ada seorang cowok yang memperhatikan dirinya. Cowok itu adalah Ganas. Ganas menautkan kedua alisnya bingung. Pasalnya, ia tak pernah melihat Aletta yang pendiam seperti saat ini. Biasanya, cewek itu akan terus mengoceh, bahkan berbicara hal-hal yang tidak mungkin terjadi, contohnya ya saat dia meminta Ganas untuk jadi pacar dirinya.
Brugh. Ganas melemparkan bola basket ke arah Aletta, hingga membuat cewek itu terkesiap kaget. Awalnya, Aletta berdecak kesal, namun saat melihat yang melempar bola, cewek itu hanya diam sambil mengambil bola yang tak jauh dari dirinya. Bukannya di kembalikan pada Ganas, Aletta malah memeluk bolanya sambil duduk. Ganas masih memandangi cewek itu. Sepertinya, terjadi sesuatu pada gadis itu. Dengan langkah pelan, Ganas berjalan untuk menghampiri Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganas
Teen Fiction1. FOLLOW SEBELUM BACA 2. KALO GASUKA, GAUSAH LANJUT BACA, APALAGI SAMPE REPORT, KARENA AKU PUN GAPERNAH MAKSA BACA 3. DILARANG KERAS PLAGIATOR Ganas Reval Galungga. Sikapnya sama seperti namanya. Cowok yang tak suka diatur dan butuh kebebasan. Hing...