GANASLETTA 4

9K 681 153
                                    

Skuy komen hadir dulu buat yang baca Ganas, abis itu langsung tekan bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Skuy komen hadir dulu buat yang baca Ganas, abis itu langsung tekan bintang

Aku kepo nih, lagu favorit kalian pas lagi galau apa?

Kalian baca Ganas jam berapa?

***

[4. Kecelakaan Kecil]
Ada tiga hal yang mendewasakan seseorang. Kehilangan, keadaan, kesepian —Zian Zindra M.

Ganas sedang berada di balkon kamarnya sambil menikmati angin malam yang menusuk setiap pori-pori tubuhnya. Ganas melihat kearah langit sambil menyesap rokok di tangannya. Hingga akhirnya, notifikasi grup masuk ke dalam hp nya, dan saat di buka ternyata itu pesan dari grup Dreagel. Malam ini, Arga mengajak mereka untuk berkumpul di markas. Ganas mengganti bajunya dengan baju Dreagel, lalu ia memakai jaket denim dan segera keluar dari rumah. Sebelum ke markas, ia pergi ke rumah Zian untuk menjemput cowok itu.

Meski Ganas adalah orang yang dingin, namun ia masih memperhatikan teman-temannya. Contohnya seperti sekarang, akhir-akhir ini Ganas melihat ekspresi dan tingkah Zian yang menjadi lebih diam dari sebelumnya. Sepertinya, cowok itu sedang ada masalah yang lumayan berat. Hingga tak lama, Ganas sampai di markas, dan ia memarkirkan motornya di samping motor Gara.

Ganas pun memilih untuk duduk di samping Galih. Seketika, mata Ganas tertuju pada Iren dan Mauren yang baru saja datang sambil menenteng dua kantong plastik yang sudah pasti berisi cemilan untuk menemani nongkrong.

"Woy, iket tali sepatu gimana sih? Bagi tutorialnya dong."

"Lah terus, selama ini kalo sekolah pake sepatu, lo ngiketnya gimana bang?," tanya Raidan.

"Gue ngga pernah ngiket. Dari awal tuh emak gue beliin sepatu, emak gue juga yang ngiket, belom gue copot-copot."

"Terus kalo lo nyuci sepatu, ngga di copot juga?"

"Ngga pernah gue cuci," jawab Gibran yang membuat anak-anak Dreagel langsung berdecak kesal.

"Najis, jorok lo bego."

"Woy, besok jangan ada yang deket-deket sama Gibran. Sepatunya bau, jangan di temenin."

"Gue punya temen, kaga ada adabnye," timpal Arga.

Akhirnya, Gibran menjadi bahan ejekan bagi anak-anak Dreagel. Biasanya, yang menjadi korban pembullyan adalah Zidan. Namun, sekarang dia sedang tidak memiliki topik untuk di bully, karena Zidan sedang menjadi budak cinta baru. Ganas kembali mengalihkan perhatiannya kearah Iren. Cewek itu terlihat sedang mengganggu Galih dan Gerald yang sedang mabar. Meskipun mereka sedang mabar, sesekali mereka menimpali candaan Gara, namun mata mereka tetap fokus pada layar ponsel. Seketika Iren tertawa lepas saat ia berhasil membuat Gerald dan Galih kalah. Hingga tanpa sadar, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Anak-anak Dreagel pun memutuskan untuk pulang.

GanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang