GANASLETTA 22

1.8K 273 761
                                    

Note: tolong baca setiap kata yang udah aku tuangin disini, jangan di skip ya sayang❤

Part ini aku tantang 700 komen, bisa? Harus dan pasti bisa♥

Spam emot 🌹 sebanyak banyaknya, buktiin kalo kalian adalah mabrow dreagel

Kalian baca jam berapa part ini?

Paling suka siapa di anggota dreagel angkatan 7? Ganas, galih, nathan, gara, diksa, raidan atau zian?

Paling suka siapa di anggota dreagel angkatan 7? Ganas, galih, nathan, gara, diksa, raidan atau zian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Gara Bagaswara]
Salam garpu brow

***

[22. Aletta dan Badmoodnya]
Yang lo anggap salah, bisa jadi untuk melindungi. Dan yang lo anggap melindungi, bisa jadi untuk menusuk lebih dalam. —Zian Zindra Mahendra.

"Kalo emang gue nusuk Dreagel, lo mau habisin gue?"

"Yan, lo tau kan? Gue ngga pernah mandang siapa pun itu, karena gue jamin dia bakal habis ditangan gue kalo dia berhianat."

"Kalo gitu, anggep aja gue berhianat."

Ganas menghela nafas kasar sambil menyisir rambutnya kasar dengan kedua tangannya. Tatapannya berubah tajam, rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Bersiap untuk melayangkan sebuah tinjuan dengan kekuatan yang maksimal. Namun, ia terud terbayang dengan semua perkataan Aletta, orang yang kini berpengaruh besar untuk Ganas. Aletta pernah bilang, "Kalo emang sudah memberi kepercayaan, cukup cari bukti ketika ia diduga bersalah, jangan langsung main hakimi. Kita, ngga pernah tau apa yang sedang takdir permainkan."

Ganas mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih pergi dari hadapan Zian. Sedang yang diduga sebagai pelaku penghianat hanya mampu diam mematung. Tatapan matanya sendu. Tak ada yang bisa ia ucapkan selain, "Maafin gue, Nas."

Ganas harus menemui obat penenangnya, Aletta. Dengan kecepatan tinggi, Ganas langsung melajukan motornya menuju rumah Aletta. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada sebuah panggilan masuk. Ganas menepikan motornya dan berhenti. Saat dilihat, ternyata Iren yang menelpon dirinya.

"Lagi dimana, Nas?"

"Jalan."

"Temenin gue beli makan yuk. Sekalian malem mingguan sama gue. Udah lama ngga keliling jakarta."

"Tapi, gue mau ke rumah-"

"Oke, Nas. Gue tunggu di rumah. See you."

Rasanya kepala Ganas ingin pecah. Ganas jadi ingin kembali ke masa lalu. Tak terbebani dengan cinta, dan hanya fokus pada dirinya sendiri. Tunggu, apa ia sudah mengakui jika dia mencintai Aletta? Entahlah, Ganas sendiri saja bingung. Ganas memutar arah untuk menuju rumah Iren. Semoga saja, keputusannya kali ini tidak salah.

Ganas menemani Iren untuk membeli makanan terlebih dahulu. Ganas juga mematikan internet ponselnya, hingga ia tidak tau jika sejak tadi Aletta mengirimi pesan lewat whatsapp. Awalnya, Iren mengajak Ganas untuk makan di tempat, namun Ganas kekeh untuk dibawa pulang, agar ia bisa cepat kerumah Aletta. Kedatangan Ganas kerumah Iren juga disambut baik oleh ayahnya Iren. Dengan sedikit terburu-buru, Ganas menghabiskan makanannya.

GanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang