GANASLETTA 11

2.6K 298 207
                                    

Hey apa kabar? Udah siap baca Ganas?

Komen hadir plus askot kalian yuk

Kalian baca jam berapa?

What if i told you that i........ Yang tau lagunya lanjutin, bisa ga?

Happy reading semuanya <3

***

[11. Milik Ganas]
Cantik aja ngga cukup untuk bikin seseorang tertarik. Karena hati ngga butuh muka yang glowing, tapi butuh perasaan yang bening. —Ganas Reval Galungga

Aletta sudah berada disekolah sejak lima menit yang lalu, dan sekarang ia sedang berada dikantin untuk mengisi perut kosongnya, karena ia belum sempat sarapan. Tadi pagi, abangnya mengajak berangkat pagi, karena abangnya harus mempersiapkan turnamennya. Aletta hanya membeli sekotak susu dan sebungkus roti. "Makan ginian doang mah, mana kenyang," gerutu Aletta sambil duduk di bangku kantin.

Aletta mengedarkan pandangannya ke lapangan. Aletta bisa melihat, jika cowok yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya, sedang berusaha mencetak gol di ring basket. Pandangannya pun beradu, ketika cowok itu balik menatapnya. Aletta langsung mengalihkan pandangannya. Awalnya, Aletta ingin kembali ke kelas, namun entah kenapa, kakinya justru membawanya mendekat ke lapangan. Dia duduk disamping seorang cowok yang juga sedang memperhatikan permainan cowok itu.

"Eh, lo temennya Freya ya? Nama lo siapa?," tanya seorang cowok yang diketahui Aletta bernama Raidan. "Iya, gue Aletta."

"Oh, gue boleh dong ya, nanya-nanya soal Freya sama lo."

"Kenapa ngga lo tanya langsung aja sama Freya."

"Maksud gue, kalo Freya ngga ngasih tau, gue bisa kan nanya sama lo."

"Tergantung, Freya ngijinin gua ngasih tau apa ngga."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Aletta memilih untuk meninggalkan lapangan, karena sekarang perut kosongnya sudah terisi, dan dia sudah siap untuk beraktivitas kembali. Hal pertama yang ia lakukan adalah menuju ruang musik, karena hari ini adalah jadwal ia piket diruang musik. Seharusnya, Aletta tidak piket sendirian, namun berhubung teman-temannya belum pada datang, akhirnya Aletta memutuskan untuk piket sendiri. Toh nanti ujung-ujungnya dia juga yang paling banyak membersihkan, karena yang lain mungkin akan kebanyakan mengobrol. Aletta hanya sempat menyapu lantai dan membersihkan debu di peralatan musiknya, karena bel masuk sudah keburu berbunyi.

"Ta, lo tuh kebiasaan banget sih. Selalu aja ngilang, ngga pernah bisa diem di kelas. Setiap gue dateng, yang gue liat cuma tas lo doang. Lo abis dari mana?"

Tak. Sebuah jitakan mendarat mulus dikening Kinta. "Aduh, sakit Ta."

"Lo bisa ngga sih, sehari aja ngga bawel."

"Gimana gue ngga bawel, kalo lo sering ngilang-mmm." Aletta langsung membekap mulut Kinta, yang bila tidak segera dihentikan, maka bisa dipastikan kuping Aletta akan meledak detik itu juga. Alleta yang sudah melihat guru mata pelajarannya menuju kearah kelasnya, langsung duduk di kursinya. Ia tidak mau kena omelan apalagi hukuman.

Tiga jam lamanya pelajaran matematika berlangsung. Banyak murid yang mengeluh saking lamanya. Bayangkan saja, selama tiga jam harus di suguhi berbagai macam rumus dengan angka yang berbeda. Memangnya seberapa besar kapasitak otak murid? Ada yang mendirikan buku paket, untuk menyembunyikan jika murid itu tertidur, ada yang hanya mencoret-coret buku tanpa berniat memperhatikan. Sedangkan Aletta, ia masih fokus memperhatikan, walaupun ada sedikit gangguan dari para sahabatnya.

Kring. Semua murid akhirnya bersorak gembira, saat suara yang mereka tunggu-tunggu telah berbunyi. Mereka kembali bersemangat untuk mengisi perutnya dikantin.

GanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang