Ten

1.7K 252 57
                                    

Sebuah pukulan kembali melayang ke wajah Jung. Sudah puluhan kali majikannya memukulnya tapi ia hanya diam. Seakan-akan ingin memenuhi hasrat tuannya untuk memukulnya. Wajahnya sudah lebam dimana-mana bahkan darah juga mengalir diwajah tampannya.

Yun menatap iba kearah Jung yang terluka. Tapi kemarahan Tuannya tak akan reda begitu saja hanya dengan sekali pukulan. Tuannya sangat tak suka jika perintahnya tak dipatuhi. Semua perintah Jongin adalah mutlak. Entah suka atau tidak harus dilaksanakan.

Yun mendekati Jongin dan memberikan sebuah handuk kecil saat Jongin sudah berdiri tegak memandangi Jung. Jongin membersihkan tangannya dari percikan darah. Ia melemparkannya ke muka Jung dengan marah.

"Aku paling benci dengan orang yang tak mematuhi perintahku! Harusnya kau sudah paham akan hal itu!"

Jung mencoba duduk bersimpuh dihadapan Jongin. Tubuhnya terasa kaku akibat pukulan tuannya. Baru kali ini ia dipukuli habis-habisan oleh Jongin. Tenaga Jongin tak main-main walaupun ia sudah berumur. Menurut Jung, dari semua lawan yang pernah berkelahi dengannya hanya Jongin yang mempunyai kekuatan paling besar dan tenaga yang ekstra. Bahkan pukulan Yun tak bisa menandingi pukulan Jongin.

"Jika kau melakukan kesalahan lagi, aku tak akan segan membunuhmu"

Jongin beranjak dari ruang kantornya. Yun menggeleng pelan. Tuannya itu masih mempunyai tempramen yang buruk apalagi bila menyangkut tentang keluarganya.

"Pulang dan obati luka-luka itu. Pastikan luka-luka itu tak terlihat besok pagi"

Yun menyusul Jongin yang sudah tak terlihat meninggalkan Jung yang penuh luka. Jung mendesis saat tangannya menyentuh bibirnya yang luka. Dia sudah terbiasa menerima pukulan karena itu bagian dari pelatihannya. Ia akan mengingat lagi apa yang harus ia lakukan jika mendapat perintah dari tuannya.

***

"Bagaimana kau mengurusnya, Yun? Kau ingin kesalahanmu yang dulu terulang kembali?" tanya Jongin dingin.

Wajahnya datar tak menunjukkan ekspresi apapun. Tatapannya tajam kearah Yun yang berada dibelakang kemudi.

"Maafkan saya, Tuan"

"Aku tak terima pengkhianat disekitarku, kau tau itu kan?"

"Nde"

"Pastikan dia tak berulah lagi. Dia kandidat yang cocok untuk mengawasi si kembar"

"Baik, Tuan"

Setelahnya tak ada percakapan lain. Jongin hanya diam memejamkan matanya dan Yun fokus pada jalanan.

Mobil Jongin mulai memasuki mansionnya. Penjagaan diperketat berkali-kali lipat. Jongin tak ingin kejadian yang lalu terulang. Kondisi sekarang sedang tak stabil. Ia harus terus waspada.

Kyungsoo menyambut Jongin yang baru saja pulang. Jongin memeluk Kyungsoo seakan Kyungsoo sudah lama tak ia jumpai.

"Bagaimana harimu?" tanya Jongin.

Kyungsoo cemberut.

"Aku tak bisa kemana-mana selain di dalam mansion. Bahkan untuk ke kebun saja aku tak bisa"

Jongin mengelus puncak kepala Kyungsoo.

"Tahan dulu untuk sementara ini. Aku janji kau bisa ke kebun bungamu setelah semua dicek ulang"

Raut wajah Kyungsoo tiba-tiba berubah masam.

"Apa yang terjadi, Jongin-ah?"

"Situasi sedang buruk di Jepang. Aku akan melindungi kalian dengan nyawaku"

Kyungsoo memeluk Jongin. Ia tau Jongin akan melindungi keluarga kecil mereka tapi ia khawatir jika Jongin terluka. Sehebat apapun Jongin pasti ada waktu dimana ia dalam kondisi lemahnya.

I DON'T NEED A DAD (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang