Twenty Three

475 112 15
                                    

Jongsoo pov

"Aku..."

Seorang pria tiba-tiba saja datang mendekati pria disebelahku. Keduanya seperti saling melempar kode tanpa berbicara. Aku menatap mereka tak mengerti. Pria tua itu tiba-tiba berdiri dan mengulurkan sebuah kartu kearahku.

"Kau bisa menghubungiku jika tertarik dengan tawaranku"

Aku mengambil kartu itu dengan ragu.

"Aku harus pergi. Anjing setiamu mulai mendekat saat tuannya dalam bahaya"

Pria tua itu beranjak pergi meninggalkanku dengan kebingungan. Tak lama dua orang pengawal mendatangiku yang ternyata adalah Ten dan satunya entah siapa.

"Apa anda baik-baik saja, tuan Jongsoo?" tanya Ten.

Aku mengerutkan keningku.

"Kenapa kau berada disini?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya.

"Saya dan Mark bertugas mengawal anda"

Aku melihat kedua pria didepanku dengan seksama. Pria bernama Mark membungkuk kecil saat aku memandangnya. Ada apa ini hingga aku diikuti dua pengawal? Aku tak merasakan kehadiran mereka sedari tadi.

"Seharusnya kami hanya mengamati anda dari jauh tapi kami menangkap sinyal berbahaya saat anda berduaan dengan seseorang" jelas Ten.

Aku menghela nafas kecil. Aku melihat kartu nama yang sedari tadi aku pegang. Sepertinya pria tadi begitu berbahaya hingga ayahnya berjaga-jaga disekitarku. Seketika aku tersadar. Jika aku memiliki pengawal yang mengawasiku, apakah Jongkyung juga memilikinya?

"Apa Jongkyung juga memiliki pengawal yang menjaganya?" tanyaku menatap Ten.

"Tenang saja, tuan. Tuan Jongin sudah memerintahkan untuk menjaga anda berdua"

"Kalian pergilah. Aku ingin sendiri" usirku.

Ten dan Mark membungkuk sekilas dan meninggalkanku sendiri. Mereka berdua mungkin kembali ke tempat persembunyiannya. Aku menatap langit dimana matahari mulai terik dan panasnya mulai menyengati kulitku. Aku beranjak dari taman itu dan berjalan mengitari lingkungan itu sebelum kembali pulang.

Jongsoo pov end

***

Jongsoo ke rumahnya setelah berputar-putar tak jelas. Ia tau pasti eommanya akan memarahinya karena ia pulang sebelum jam sekolah usia. Tapi ia terlalu malas berada diluar dan diikuti. Ia lebih memilih menghadapi kemarahan ibunya.

Jongsoo langsung menuju kamarnya sebelum bertemu dengan ibunya. Tumben sekali keadaan rumah sangat sepi. Mungkin ibunya sedang berada di kebunnya jadi tak menyadari kepulangannya. Jongsoo merebahkan diri di kasurku setelah melempar asal tas dan seragam atasnya. Tak lupa juga ia mengunci pintu kamarnya. Jongsoo sedang tak ingin di ganggu.

Jongsoo mengambil secarik kertas yang diberikan pria tadi. Ia menatapnya lama dan menimbang apakah akan meneleponnya atau tidak. Tawarannya menggiurkan, hanya saja ia masih merasa aneh dengan sikap pria tadi. Ia harus waspada. Sekarang kondisinya sedang tak stabil. Sepertinya sedang ada yang bermain-main dengan ayah hingga ia terus menerus uring-uringan.

Memikirkan tentang ayahnya, Jongsoo teringat kembali percakapan mereka semalam. Rasa sesak dan amarah membuatnya kehilangan kontrol dan melakukan hal yang bodoh. Jongsoo mencoba mencerna setiap kata yang dilontarkan adiknya. Kenapa dia membenci ayahnya? Benarkah karena ayahnya ingin membunuhnya? Apa hanya karena itu? Kenapa rasanya aneh sekali. Rasa bencinya tak beralasan dan itu membuat Jongsoo bingung.

Jongsoo meremas kartu nama itu dan melemparnya asal. Pikirannya kacau. Adiknya benar-benar menghindarinya. Jongsoo tak menyangka Jongkyung akan semarah ini kepadanya. Apa yang salah? Apa karena ia membenci ayahnya yang dikaguminya? Tapi Jongkyung sangat tau jika ia paling tak suka dengan ayahnya.

I DON'T NEED A DAD (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang