Nineteen

519 133 19
                                    

"Dad!!!" teriak Jongsoo marah.

Jongin benar-benar hanya diam membisu tak menjawab pertanyaannya. Jongsoo berbalik dan mengumpat pelan. Emosinya naik dan ia ingin sekali mengutuk ayahnya. Tapi ia tak bisa melakukannya. Sialan!

"Ada apa ini?"

Chanyeol yang baru saja datang bingung dengan sikap ayah-anak didepannya. Ia menyalakan lampu ruangan hingga bisa melihat dengan jelas raut muka kesal keponakannya. Jongsoo berjalan kearah sofa mengabaikan pamannya yang mendekati ayahnya. Ingin sekali Jongsoo melontarkan sumpah serapahnya. Chanyeol bingung dengan sikap Jongsoo. Ia melihat Jongin yang diam dan terlihat cuek. Kedua orang ini benar-benar tak bisa disatukan dalam ruangan yang sama untuk waktu yang lama.

"Sejak kapan kau sadar?" tanya Chanyeol ke Jongin.

"Belum lama" jawab Jongin sekenanya.

Chanyeol langsung saja melakukan pemeriksaan kepada Jongin. Ia tak ingin ikut campur masalah ayah-anak ini jadi dia hanya diam saja tanpa bertanya. Harusnya ia pulang sedari tadi tapi karena permintaan Jung yang akan pergi sebentar jadi dia harus mengawasi Jongin sampai Jung kembali.

"Apa dadamu masih sakit?"

"Tidak. Aku sudah menyesuaikannya"

"Glad to hear that. Orang terlatih sepertimu pasti sangat cepat menyesuaikan segalanya" sarkas Chanyeol.

Jongin menatap Chanyeol tajam sedangkan yang ditatap hanya biasa saja tanpa ada rasa bersalah.

"Ok, semua beres. Aku akan pulang. Pastikan kau istirahat. Jika kau lapar minta saja makanan pada perawat yang menjaga. Lagipula ada Jongsoo disini jadi aku tak perlu khawatir"

Chanyeol meninggalkan ayah-anak itu sendirian. Ntah apa yang akan terjadi jika mereka hanya berdua tapi menurut Chanyeol itu harus diselesaikan oleh mereka berdua.

Suasana kamar rawat menjadi hening. Jongsoo masih emosi dan jika ia melanjutkan pembicaraan dengan ayahnya ia pasti akan meledak. Sedangkan Jongin hanya termenung. Tiba-tiba kilas balik hidupnya yang dulu muncul. Ia juga tak menyangka kehidupannya akan berakhir seperti keluarga 'normal' lainnya. Ia bahkan tak pernah bermimpi mempunyai sebuah keluarga, yang Jongin tau ia hidup untuk membalaskan dendam dan menhancurkan perusahaan ayahnya. Segala macam hal pernah ia tempuh bahkan hingga hidupnya diujung kematian. Ini karma untuknya dan Jongin tak ingin istri dan anaknya menanggung karmanya.

Helaan nafas berat keluar dari mulut Jongin. Banyak hal yang selalu ia sesali tapi bertemu dengan Kyungsoo bukan salah satunya. Itu adalah anugerah terindah yang Jongin dapatkan disepanjang hidupnya. Dibalik semua catatan hitam yang ia torehkan dihidupnya, Kyungsoo masuk sebagai penyelamatnya membuat hidupnya jadi lebih berarti. Mungkin jika dia masih sebagai Kim Jongin diumur 20-an, pasti dia akan mengelak habis-habisan dan mengatakan itu Bullshit!

Jongin melirik kearah Jongsoo yang masih diam. Helaan nafas keluar lagi dari mulut Jongin. Memang benar kata Kyungsoo, Jongsoo jelas mirip seperti dirinya yang dulu. Watak keras kepalanya, egoisnya, dominannya dan leadershipnya. Tak mudah baginya berbicara dengan Jongsoo. Ia seperti berbicara dengan dirinya yang dulu dan itu membuatnya kesal karena ia sebrengsek itu dulu.

"Apa yang ingin kau ketahui?" tanya Jongin.

Jongsoo menoleh dan menatap tajam ayahnya. Permainan apa yang sedang disiapkan ayahnya sekarang? Apa dia hanya ingin berbasa-basi dengan menanyakan itu?

"Apa Dad akan menjawab semua pertanyaanku? Jika tidak, tak perlu bertanya hal yang sia-sia" dengus Jongsoo.

"Tergantung pertanyaanmu. Aku akan menjawab 3 pertanyaanmu. Pikirkan baik-baik" balas Jongin tenang.

I DON'T NEED A DAD (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang