"Shil... Gue udah nih." Ucap seorang lelaki yang diketahui namanya adalah Alvis Zikli Melviano.
"Yah, taruh aja disitu." Jawab Shila sambil menunjuk dengan dagunya.
Shila nampak masih mengerjakan sesuatu, karena dia harus menyalin materi yang dikumpulkan teman-teman sekelompok nya.
"Shil, mau gue bantuin?" Disha menawarkan diri untuk membantu Shila yang terlihat masih banyak yang belum terselesaikan.
"Boleh, ntar tanggung selesai paragraf ini." Jawab Shila masih berkutat dengan pena dan bukunya.Shila dan kawan-kawan tengah mengerjakan tugas kelompok dari guru seni budaya. Yahh, memang mudah sih karena cuma mengulang materi di SMP, karena materinya sama dengan yang ingin mereka pelajari. Susahnya yah diajak kerjasama, karena banyak dari kelompok lain terlihat gaduh karena salah satu dari mereka enggan sekedar untuk mencari materi di google, alhasil para wanita menggeram marah pada sikap lelaki yang seenaknya. Untunglah, Shila mendapat kelompok yang....yahhh... bisa dikatakan beruntung.
Setengah jam berlalu, dan kini saatnya mempresentasikan hasil kerja dari masing-masing kelompok. Shila dkk, mendapat giliran ke-3.
Nampak kelompok pertama lumayan menguasai materi, meskipun ada salah satu yang terlihat ogah-ogahan. Selanjutnya kelompok kedua, disini seperti ajang melawak, karena beberapa dari kelompok itu terlihat melontarkan berbagai candaan yang menghibur.
Kini giliran kelompok Shila dkk. Alya yang membuka kegiatan presentasinya, lalu Shila dan Wildan yang menyampaikan materi, dan untuk sesi tanya jawab adalah bagian Alvis dan Disha. Sepertinya kelompok ini sangat menguasai materi dan kompak..entahlah.
Kelompok 3 akhirnya menyelesaikan presentasi dengan sangat baik. Ketika akan kembali ketempat duduk mereka masing-masing...
"Ehhh...." Kaget Shila sembari melihat tangannya.
"Ahh...cieeeeeee...cieeeee...." Sorak teman-teman Shila yang melihat gelang yang dipakai Shila menyangkut pada jam tangan milik Alvis. Bukan tanpa alasan, ini karena Alvis dan Shila berdiri beriringan dan Shila yang memakai gelang berombre. Alhasil, saat akan pergi lengan Shila tak sengaja mengenai jam tangan Alvis.
"Cieeee... Sampe gak mau pisah gituuuuu...hahahaha." canda salah satu teman lelaki Shila.
Shila berusaha melepaskan gelangnya yang menyangkut, tanpa memperdulikan godaan dari teman-temanya. Alvis juga berusaha membantu melepaskannya.
"Pepet terus Al, jangan sampe lepas...hahaha." Goda lelaki lain yang menjadi teman duduk Alvis.
"Apaan sih Lo!" Kesal Alvis yang terus digoda.
"Maaf." Ucap Shila ketika gelang nya sudah lepas dari jam milik Alvis.
Shila segera kembali ketempat duduknya yang semula bersama kelompoknya. Ia menahan malu yang teramat dalam, karena di goda oleh teman sekelasnya. Sedangkan Alvis nampak sudah tak meladeni godaan teman-temanya yang lain."Cieee..cieee...Shilaaaa, gak mau lepas yah dari Abang." Goda Disha yang mendekatiku diikuti Alya.
"Apaan sih, orang gak sengaja juga." Bela Shila tak terima
"Gak sengaja apa gak sengaja hmmm?" Tanya Alya ikut-ikutan.
"Berisik Lo pada!" Kesal Shila lalu mendapat tawa dari kedua temanya.
Alvis terlihat nampak sudah santai kembali, lihat saja dia sedang memainkan game onlinenya, seperti beberapa menit lalu tak terjadi apa-apa...Jangan lupa Voment yahhh⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
OPINI HATI
Novela JuvenilShilla yang mempunyai trauma kisah cinta di masa lalu di pertemukan dengan seorang Alvis, lelaki yang tidak pernah mengalami jatuh cinta. Bagaimana kisah mereka? Akankah Shilla menemukan cinta sejatinya?