Opini Hati Sembilanbelas

29 5 0
                                    

"Gimana? Naik delman?" Tanya Faris

Shila dan Faris sudah duduk dikursi delman, dengan seorang bapak-bapak yang mengendarainya.

Shila melirik"Seru!"

"Kalau seru, kok mukanya masih jutek aja." Faris sengaja menggoda Shila, dia lihat Shila masih sama, lebih banyak memasang muka jutek ketika denganya.

"Sok tau!" Cerca Shila

"Bukan sok tau, emang kelihatanya gitu."

Hening. Hanya suara kaki kuda dan aksesoris nya juga lalu lalang orang disore hari yang masih ramai. Shila tak berniat membalas ucapan Faris, dia lebih suka melihat langit yang nampak berubah warna. Indah, batinya.

Faris menatap Shila yang berada di depanya, melihat Shila yang nampak serius menatap langit yang jingga. Rambutnya bergoyang kala angin sore ditambah delman yang bergerak, matanya yang bulat dengan bulu mata lentik menerawang jauh ke atas, wajahnya.. terlihat..cantik, batin Faris.

Shila bergerak ke samping tubuhnya, mengeluarkan earphone dari dari tas gitar yang dibawanya, sedangkan gitar yang ia bawa, diletakkan di samping tubuhnya.

Faris menyadari Shila akan mulai menyumpal telinganya, dengan cepat tanganya merebut earphone yang siap menempel pada telinga Shila.

"Kita duet yuk!" Ajak Faris setelah merebut earphone Shila, siap mengambil gitar di hadapannya.

Shila yang mendapat perlakuan mengejutkan sempat kaget, ia lalu mendengus kala melihat earphone nya digenggam Faris dan diletakkan sembarangan di samping tubuh cowok itu.

"Gak ah, balikin earphonenya."

"Mau lagu apa?" Bukanya menuruti ucapan Shila, Faris malah bertanya seolah hal itu lebih penting.

Shila menghela nafas"Terserah"
Membiarkan saja cowok itu mengotak-atik gitarnya.

Malas meladeni Faris lagi, Shila kembali memandangi langit yang jauh lebih indah.
Sebenarnya Shila sempat gugup karena perlakuan Faris tadi sebelum naik delman. Tetapi, sebisa mungkin Shila hilangkan perasaan itu, ia tak mau kejadian dulu terulang kembali, mengingat hatinya yang mudah sekali jatuh.

Suara petikan gitar mulai terdengar, nampaknya pak kusir pun menikmati permainan gitar Faris. Tapi Shila enggan untuk melirik barang sedetikpun pada cowok di hadapannya.

Faris menatap Shila kembali, dengan jari-jari tangan yang mulai bergerak pada senar gitar hingga menghasilkan nada yang indah. Seulas senyum terukir diwajahnya yang tampan.

Aku kesal dengan jarak
Yang sering memisahkan kita
Hingga aku hanya bisa
Berbincang dengamu di-Whatsapp

Suara merdu milik Faris mulai terdengar, menyanyikan sepotong lagu yang terdengar familiar di telinga Shila, menarik perhatian Shila untuk melirik pada Faris.

Aku kesal dengan waktu
Yang tak pernah berhenti bergerak
Barang sejenak
Agar aku bisa menikmati tawamu

Menyaksikan bagaimana lincahnya jemari Faris bermain di senar gitarnya, ditambah suaranya. Yah.. Shila akui suara Faris memang merdu.
Shila melihat Faris melempar senyum kearahnya, membuat Shila terpaku sejenak.

OPINI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang