Opini Hati Kedelapan

48 9 0
                                    

1 jam lalu Shila sudah pulang dari sekolahnya. Bukanya pulang kerumah, Shila lebih memilih ikut dengan abangnya di kantor, menurutnya ini lebih baik, dari pada harus ditinggal sendirian dirumah.
Ibu dan ayahnya sedang mengurus bisnis diluar kota, dirinya ditinggal berdua dengan abangnya saja dirumah.

"Bang, mau kemana?" Tanya Shila mengalihkan fokusnya dari HP yang melihat abangnya beranjak dari kursi kejayaanya.
"Abang ada meeting penting, kamu Abang tinggal disini yah?" Jawab abangnya bernama Athala yang terlihat buru-buru.
"Buru-buru amat!" Sindir Shila
"Iya, tadi Abang kelupaan." Jawab Atha jujur.
"Yaudah, Abang buru-buru yah?, Kalau mau keluar kabarin Abang!" Nasehat Atha kemudian berlalu pergi.

"Sama aja ditinggalin!" Gerutu Shila.
Padahal dirinya sengaja tidak pulang ke rumah dan lebih memilih ikut dengan abangnya karena merasa akan lebih baik ikut kekantor dengan begitu ia tidak merasa bosan atau terlihat kesepian.

"Huhh...jalan-jalan aja deh! Lagi pula udah biasa jadi manusia mandiri(jomblo)." Putus Shila akhirnya.

Sebelum benar-benar keluar dari ruangan  abangnya, lebih tepatnya ruangan ayahnya, Shila menyempatkan untuk mengabari abangnya dengan mengirim pesan singkat.
Tak lupa, Shila juga membawa gitar yang selalu ada di ruangan abangnya. Gitar itu sebenarnya milik Shila, dia sengaja menaruhnya disini agar ketika bosan dia bisa memainkannya. Lagi pula, dirumahnya juga mempunyai gitar lagi. Jadi Shila punya 2 gitar, 1 di kantor Ayahnya dan 1 dirumahnya. Hanya untuk berjaga-jaga saja ketika bosan melanda. Shila juga belum mengganti pakaian sekolahnya, dia hanya memakai jaket kulit untuk menutupi baju sekolahnya.

*********

Shila mengatur posisi duduknya agar lebih nyaman, dia akan mulai memetik gitarnya setelah makan tadi.

Shila sedang berada di rooftoop gedung yang memang disediakan bagi umum, tetapi rooftoop ini jarang dikunjungi orang. Selain tempatnya yang lumayan membuat orang ngos-ngosan dengan menaiki banyaknya anak tangga juga rooftoop ini tidak terlalu diketahui banyak orang. Sebelum kesini, dia sempat membeli makan terlebih dahulu, karena perutnya meminta jatah. Makanan yang dibeli Shila sebenarnya sudah habis, hanya saja bungkusnya yang masih tersisa karena Shila membawanya ikut ke rooftoop.

Shila sudah memetik gitarnya, nadanya masih belum jelas memang. Perlahan Shila mulai hanyut dengan petikan gitarnya.

Pernah berpikir 'tuk pergi
Dan terlintas tinggalkan kau sendiri
Sempat ingin sudahi sampai di sini
Coba lari dari kenyataan

Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu

Lagu berjudul "tapi ku tak bisa" yang dibawakan Slank mulai terdengar dari melodi yang diciptakan Shila.
Shila menyanyikannya dengan sangat tenang, menikmati ibu kota yang padat polusi dari atas bangunan.

Lalu mau apa lagi
Kalau kita sudah gak saling mengerti
Sampai kapan bertahan seperti ini
Dua hati bercampur emosi

Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu.

Shila hanyut dalam permainan melodinya, merasakan hembusan angin sore bagai candu baginya. Tenang dan damai, itu yang Shila rasakan saat ini.

Sabar sabar aku coba sadar
Sadar sadar seharusnya kita sadar
Kau dan aku tercipta
Gak boleh terpisah

Dan tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu..

Dan tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu..

Shila begitu menjiwai, sampai tidak mengetahui bahwa ada seseorang yang datang dan memperhatikan kegiatannya.
Dari awal menyanyi, seseorang itu sepertinya tertarik dengan permainan gitarnya.

Dan tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu..

Shila masih menyanyikan lagunya. Hampir di penghujung lagu, tetapi suara HP berdering mengalihkan fokusnya.
Ia melihat handphone nya di sebelah kiri tubuhnya.
Bukan handphone nya yang berbunyi. Shila memutar tubuhnya kebelakang, melihat seorang pria berdiri membelakanginya, terlihat seperti sedang menerima telepon dari seseorang.

Tak mau ambil pusing, Shila kembali ke aktivitas awalnya.
Kini dia ingin mengubah lagunya.
Dan Shila hanyut kembali dalam permainan gitarnya.

Lelaki tadi sudah mengakhiri panggilanya, dia melihat sekali lagi ke arah Shila, sudut bibirnya sedikit terangkat ke atas, membentuk lengkungan kecil.
Membiarkan gadis itu kembali bermain dengan gitar di tangannya, dia harus pulang.



"Jatuh cinta memang tak pernah salah,  yang salah hanyalah aku. Karena telah menjatuhkan cinta ini pada tempat yang tak seharusnya"



*******************************************

Jangan lupa vote and coment.

OPINI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang