Seperti pagi-pagi sebelumnya, Shila datang kesekolah dengan keadaan yang masih terbilang sepi. Jangan lupakan earphone yang selalu nempel ditelinganya.
Shila bukan cewek yang datang pagi hanya karena belum mengerjakan PR, tetapi dia selalu rajin mengerjakanya dirumah.Tujuanya sekarang adalah taman belakang sekolah, tempat favoritnya selama sekolah di SMA Galakster ini.
Duduk dikursi bawah pohon, lalu membaca novel sambil mendengarkan musik dari earphone adalah rutinitas tiap pagi setelah sampai di sekolah.
Lelaki paruh baya yang membawa gunting rumput ditangannya tiba-tiba menghampirinya. Diketahui namanya adalah Mang Idin, selaku tukang kebun sekolah. Shila melepas earphone ditelinganya.
"Neng sendiri aja, perlu mamang temani?" Tanya Mang Idin dengan nada bercanda.
"Ihh..Mang inget istri dirumah." Jawab Shila bercanda
"Istri mamang mah lagi kepasar neng, bukan dirumah." Jawab Mang Idin polos
"Bisa aja mang...heheh."
"Neng teh namanya siapa?" Tanya mang Idin, tubuhnya jongkok disebelah kursi agak jauh dari tempat Shila duduk, tanganya menggunting rumput dengan cekatan.
"Arshila Fadila mang." Jawab Shila sopan
"Ouhh.. mamang teh sering merhatiin neng tiap pagi slalu duduk disini sendiri, emang pacarnya kemana?" Tanya mang Idin, Shila yang mendengar pertanyaan mang Idin terkekeh pelan.
Mang Idin adalah tukang kebun yang terkenal ramah dan asik, walaupun guratan diwajahnya nampak jelas dimakan usia, tak menyurutkan semangatnya untuk mengais rezeki.
"Gak punya, mamang mau daftar?" Tanya Shila bercanda.
Tanganya masih memegang novel yang tadi dibacanya."Gue mau daftar sekarang."
Itu bukan Mang Idin yang menjawab, sontak membuat Shila dan Mang Idin mendongak melihat ke asal suara.
Seorang lelaki seumuran Shila berdiri menyenderkan tubuhnya di pohon tepat dibelakang Shila.
Matanya yang teduh bertubrukan dengan mata Shila yang posisinya lebih rendah.
Untuk kesekian detik, keduanya sama-sama terdiam saling tatap."Kayanya Mamang kalah cepat buat daftar..heheh." mang Idin membuyarkan tatapan kedua insan itu.
"Hahah...jadi gimana? gue mau daftar bolehkan?" Tanya lelaki itu.
"Apaan sih lo Al, nyamber aja kaya petir." Sungut Shila
"Kan Lo yang nawarin." Ucap Alvis mencari pembelaan.
"Yah kan gue nanyanya sama Mang Idin, bukan sama lo." Jawab Shila ketus
"Lo mau jadi yang kedua?" Tanya Alvis
"Yah enggak lah, gue kan bercanda." Ketus Shila
"Mamang gak daftar neng, mamang masih setia sama yang dirumah." Ucap Mang Idin tiba-tiba
"Siapa yang dirumah? Bukanya Istri mang Idin lagi dipasar?" Tanya Shila dengan lugunya, membuat Mang Idin tertawa.
"Maksudnya itu." Jawab Mang Idin disisa tawanya.
"Mang Idin duluan yah. Lanjutin aja pendaftarannya..heheh." lanjut mang Idin kemudian berdiri melangkah menjauhi Shila dan Alvis.
"Ishhhh.." gerutu Shila
"Gimana? Udah dapet berapa calon buat jadi rival gue?" Tanya Alvis kemudian mendudukkan dirinya disamping Shila.
"Apaan sih, sono jauh-jauh." Usir Shila sambil mendorong bahu Alvis kasar.
"Kalo gue jauh, ntar lo nyariin gue lagi."
"PD banget gila." Ucap Shila sambil memutar bola matanya jengah
"Gue gak mau buat lo capek dengan nyari gue, makanya gue gak bakal jauh-jauh dari lo." Ucap Alvis tulus
Tetapi respon yang diberikan Shila hanya menampilkan ekspresi jijik yang membuat Alvis terkekeh pelan.
Dari pada mendengar Alvis ngebucin, Shila lebih baik mendengar musik dari earphone kesayangannya. Semua gerak-gerik Shila tak lepas dari mata Alvis.
Alvis memandang Shila lekat-lekat, membuat Shila yang dipandang seperti itu gugup sekaligus risih.
Matanya melihat Alvis yang terus memandanginya, segaris senyuman terbit dibibirnya.Matanya belum beralih dari Alvis, Shila menangkap gerakan bibir Alvis yang mengatakan sesuatu tanpa ia dengar.
"Gue suka sama lo Shil."
"Gak usah jauh-jauh nyari yang sempurna, cukup kamu berada di sampingku menyempurnakan setiap waktuku yang berharga."
*****
Gimana ceritanya?
Jangan lupa tekan bintang yahhh⭐⭐⭐
Ditunggu comentnya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
OPINI HATI
Genç KurguShilla yang mempunyai trauma kisah cinta di masa lalu di pertemukan dengan seorang Alvis, lelaki yang tidak pernah mengalami jatuh cinta. Bagaimana kisah mereka? Akankah Shilla menemukan cinta sejatinya?