Kalo ada typo bilang yaahhh...jangan diem-diem Bae..
***
Bel pulang sudah berbunyi, menandakan jam pelajaran sudah selesai. Semua murid berhamburan keluar kelas, menyambut surga dunia yang dinanti mereka sedari tadi.
"Ehh..gue duluan yah? Udah di tunggu saudara gue nih." Ucap Disha disela perjalanan menapaki lorong sekolah yang ramai siswa.
"Iya, hati-hati yah Sha!" Ucap Alya.
"Hmm." Hanya gumaman yang keluar dari mulut Shila. Tak mengindahkan respon Shila, Disha berlalu pergi meninggalkan Shila dan Alya.
"Ishh..jawabnya gitu banget! Gak ada perhatian-perhatianya!" Ucap Alya sambil menyikut lengan Shila saat mendengar respon Shila.
"Buat apa perhatian kalo cuma pencitraan?" Tanya Shila tajam. Mulutnya tak segan-segan berkata tajam ketika moodnya sedang turun, walaupun kepada sahabatnya sendiri.
"Serah lo deh Shil." Gemas Alya yang tau Shila sedang dalam mode badmood. Entah apa yang membuat cewek berambut diikat ekor kuda itu badmood. Yang jelas Alya tau, Shila ketika dalam keadaan mood buruk bisa saja menjadi macan betina yang sedang kelaparan. Walaupun dia baru mengenalnya saat masuk SMA. Bukan berarti yang belum lama mengenal tak bisa memahami lebih dalam kan?
"Ehh...Shil, Lo pulang sama siapa? Gue udah dijemput didepan." Seakan tersadar akan sesuatu, Alya langsung bertanya pada Shila.
"Gak tau." Jawab Shila cuek
"Yaudah bareng gue aja gimana?" Tawar Alya
"Gausah, Lo duluan aja."
"Bener nih?" Tanya Alya memastikan
"Hmm." Jawab Shila
"Huhhh.. yaudah iya! Baek-baek Lo! Jangan sampe nerkam orang lagi kaya di kelas!" Sindir Alya sambil cengengesan.
Memang tadi dikelas, Shila hampir
ribut dengan Galih_si biang kerok_. Urusannya sepele memang, hanya Galih yang menyontek pada tugas Shila secara diam-diam. Tapi siapa sangka, respon Shila begitu tak enak. Shila yang notabennya sedang dalam mode tak mood sejak istirahat pertama, melontarkan kata-kata pedas nan tajamnya hingga keadaan kelas hening sehening-heningnya."Bacot!" Ucap Shila kesal, mengapa sih Alya mengungkit-ungkit masalah tadi? Menambah mood nya semakin buruk saja.
Alya hanya mengedikkan bahu acuh, dan berlalu pergi meninggalkan Shila sendirian.
Selepas kepergian 2 sahabatnya, Shila mendudukkan diri di tempat duduk yang berada dipinggiran lorong. Tempat duduk itu disanggah oleh dua tiang tembok yang kokoh di sisi kiri dan kananya.
Jemari lentik Shila mulai menari diatas handphone nya. Dia harus menghubungi abangnya.
****
"Woyy.. kewarung Mak Tuti dulu yuk?" Ajak Galih.
"Ngapain Lo? Mau ngapelin Bella Lo yah?" Ledek Alvis, membuat Gugun tertawa lepas, sedangkan Zilo lelaki itu sudah lebih dulu pulang.
"Bangke lu Al! Yah nggak lah, gue mau beli Siomay, perut gue laper ini." Ujar Galih sambil menepuk-nepuk perutnya.
"Alesan! Bilang aja Lo kangen sama Bella kan?" Ucap Gugun semakin memprovokasi.
"Kampret lu pada! Mau ikut gak nih?" Tanya Galih yang memang tak ingin melanjutkan obrolan sinting mereka. Baginya, bercanda juga butuh energi.
"Yaudah ayok!" Ajak Alvis akhirnya.
*****************
"Gila tuh Bella! gak ada Si Kutub_Zilo_, nyosornya ke Lo Al." Ucap Galih sambil terkekeh. Dirinya terus mengingat kejadian beberapa waktu lalu dikantin, yang membuatnya bergidik jijik.
Ketiganya melangkah di lorong yang sepi, lorong yang menghubungkan dengan kantin.
Mereka sudah selesai mengisi perut masing-masing, kecuali Alvis yang hanya membeli air putih dingin dan mencomot Siomay milik Galih dan Gugun."Idihhh...ogah gue!" Ucap Alvis bergidik jijik ketika mengingat kejadian Bella yang terus menerus menggodanya.
"Ibaratnya 'Tak ada rotan, akarpun jadi'" Ucap Gugun memberi perumpamaan.
"Bahasa Lo ketinggian!" Ledek Alvis
"Yeuhh...biarin, Syirik aja luh! Syirik tanda tak mampu buungg!" Ujar Gugun dramatis sambil menepuk bahu Alvis.
"Alvis tuh sebenarnya malu-malu tapi mau!" Ujar Galih, mulutnya meledakkan tawa.
"Aa Alviiissss.." Suara Gugun menirukan logat
Bella, membuat Galih tertawa meledak-ledak."Stoopp!"
"Hmmmppp.."
Tiba-tiba tangan Alvis membungkam mulut Galih tanpa aba-aba. Galih yang tidak tau pergerakan tangan Alvis dibuat terkejut, matanya menatap Alvis kesal.
"Tangan Lo bau terasi bego!" Ucap Galih yang sudah tak dibungkam lagi mulutnya.
"Apaan sih?" Tanya Gugun penasaran, matanya mengikuti arah pandang Alvis. Gugun memicingkan matanya memastikan objek yang sedang menjadi perhatian Alvis.
"Hmm.. dasar kardus!" Gumam Gugun saat tau objek yang menarik perhatian Alvis.
"Lo berdua duluan aja, gue ada urusan." Ucap
Alvis masih memfokuskan pandangannya ke satu arah."Urusan ap_"
"Udah kita cabut aja! Biarin tuh Alvis jadi sasaran empuk macan betina." Ucap Gugun seakan tau kondisi. Tanganya terulur mengapit leher Galih yang belum menyelesaikan kalimatnya.
Galih yang tak tau apa-apa, meronta berusaha melepas tangan Gugun yang bertengger tak berdosa memelintir lehernya.
Menariknya seakan dia ini bukan manusia. Gugun terus menarik Galih membawanya pergi meninggalkan Alvis dengan sejuta niatnya kepada objek yang menarik perhatiannya. Kaki nya melangkah mendekati objek itu.Semakin dekat..
Lebih dekat..
Bertambah dekat...
Dekat..
Dekat sekali..
Daannn...Hayo looo... Tuh Si Alvis ngapain yah?
Jangan lupa vote and coment yahh❤️⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
OPINI HATI
Teen FictionShilla yang mempunyai trauma kisah cinta di masa lalu di pertemukan dengan seorang Alvis, lelaki yang tidak pernah mengalami jatuh cinta. Bagaimana kisah mereka? Akankah Shilla menemukan cinta sejatinya?