Opini Hati Limabelas

35 8 0
                                    

Malam ini, bulan begitu sangat menawan dengan cahayanya. Bintang di gelapnya malam menambah cantik di lukisan langit yang pekat. Semuanya nampak rapih di atas singgasana malam yang tenang.

Alvis berdiri di balkon kamarnya, menatap langit yang sama dengan gadis manis itu.
Merasakan hembusan angin malam yang syahdu seperti suasana hatinya.

Perasaanya bergejolak hanya dengan mengingat wajah cantik itu. Arshila Fadila, berhasil meruntuhkan benteng dalam hatinya.

Tanganya terulur membuka genggaman tanganya, melihat benda yang sedari tadi ia bawa.  Lalu tersenyum penuh arti hanya dengan melihat benda sederhana itu.

Ikat rambut hitam milik Shila, wangi rambut Shila menguar kala hidungnya menghirup ikat rambut itu. Harum... Itulah yang Alvis rasa.

Walau tak tau bau apa itu, tetapi wanginya sangat lembut hingga mudah ditangkap dan disimpan dalam memori.

"Cinta ternyata hebat yah, bisa membuat seseorang bertingkah konyol."

"kaya gue..." Gumam Alvis merutuki tingkah konyolnya merampok ikat rambut milik seorang gadis.

Matanya menatap lekat ikat rambut itu, seperti menatap pemilik dari ikat rambut tersebut. Ada harap yang terselip dalam sorot matanya, juga ada cinta yang menghiasi manik matanya.

"Lo orang pertama yang membuat gue jatuh pada rasa yang bernama cinta Shil.." Gumam Alvis, matanya menyisir langit malam diatas kepalanya.

****

Faris melangkahkan kakinya berniat kembali kekelasnya. Jam pelajaran belum usai, tetapi dirinya baru saja izin ketoilet karena harus menyelesaikan panggilan alamnya.

Langkahnya yang santai, dengan kaki yang menopang kokoh terus menyisir lantai putih.

Samar-samar telinganya menangkap suara petikan gitar yang terdengar merdu. Faris berusaha menajamkan pendengaranya..
Bukan hanya permainan gitar yang ia dengar, tetapi suara itu..
Ahh...sangat tak asing baginya.

Faris yang penasaran, berusaha mencari sumber suara itu. Memasang telinga baik-baik agar tak salah tempat.

Asalnya dari ruang seni, yahh..tak salah lagi. Kakinya menuntun perlahan kearah pintu coklat yang bertulis 'Ruang Kesenian' di atasnya.

......seolah engkau tak tahu
Kau sembunyikan rasa cintaku
Di balik topeng persahabatanmu yang palsu

Sepotong lagu terdengar indah di telinga Faris. Tanganya terulur membuka pintu yang sedikit terbuka.

Kau jadikan aku kekasih bayangan
Untuk menemani saat kau merasa sepi
Bertahun lamanya kujalani kisah
Cinta sendiri

Faris mengenal lagu itu, lagu yang berjudul 'kekasih bayangan' yang di populerkan oleh Cakra Khan terdengar syahdu dinyanyikan oleh suara gadis, entah siapa itu.

Matanya menelisik ruang kesenian, mencari gadis yang bernyanyi itu.

Tap..

Mungkin memang benar
Cinta itu tak lagi berharga
Semua percuma
Bila engkau tak punyai harta

Dia...gadis itu? Batin Faris.
Matanya melihat hanya seorang gadis yang tengah bernyanyi dengan gitarnya diruangan itu.

Lama-kelamaan Faris terbuai dan melupakan tujuanya masuk kelas.

Aku tahu engkau sebenarnya tahu
Tapi kau memilih seolah engkau tak tahu
Kau sembunyikan rasa cintaku
Di balik topeng persahabatanmu yang palsu

Kau jadikan aku kekasih bayangan
Untuk menemani saat kau merasa sepi
Bertahun lamanya...ku jalani kisah...

Faris merasa gadis itu sudah di penghujung lagu.

Cinta sen..di..ri...

"Ternyata gadis itu lo Shil.." Gumam Faris

"Jika memang betul ini adalah perasaan cinta, tolong siapkan skenario yang indah untuk kisah cintaku Tuhan.."

*****

Hayoo...gadis mana yang dimaksud Faris yahhh...
Upss... flashback ke chapter sebelumya😂

Jangan lupa selalu vote and coment cerita author yahh

OPINI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang