Opini Hati Duabelas

38 8 0
                                    

Faris dan Shila sudah sampai disekolah, kini keduanya berada di parkiran. Shila turun terlebih dahulu, dan Faris sedang memarkirkan motornya.

Sebenarnya Shila malas menunggu apalagi seorang cowok yang baru dikenalnya. Tapi, demi menghargai perbuatan Faris, Shila harus ikhlas menunggunya juga.

"Kok masih disini?" Tanya Faris yang sudah memarkirkan motornya.

"Nungguin kakak."

"Santai aja kali bahasanya, biasanya juga jutek." Sindir Faris.

"Sok tau!" Sungut Shila.

"Udahlah gue duluan!" Lanjut Shila

"Ehh..tunggu."

"Apa?"

"Minta nomer Lo dong."
Ucap Faris sambil menyerahkan handphone nya dihadapan Shila.

Shila hanya memandang handphone Faris, haruskah dia memberikan nomernya?
Baiklah.. tak baik menolak orang yang sudah dua kali membantunya, walau salah satunya terkesan memaksa seperti tadi.


Tiiiinnnn...

Suara klakson motor mengagetkan Faris dan Shila. Shila yang akan mengambil handphone Faris, mengurungkan niatnya.

"Kalo pacaran jangan dijalan!" Sungut sang pengendara motor, orang itu masih memakai helm full face nya, sehingga tidak diketahui wajahnya. Yang pasti, dia adalah seorang lelaki.

Tunggu..itu suara..? Batin Shila. Shila memperhatikan motor dan plat nomornya.

"Yeuhh..biasa aja gak usah ngegas!" Balas Faris ikut kesal. Faris berhasil membuyarkan lamunan Shila.

"Udah kak, ayo kita masuk." Ucap Shila yang sudah kembali pada kesadaranya, tangannya mendorong tubuh Faris pelan.
Shila dan Faris bergegas meninggalkan parkiran.

"Untung gue cepet dateng!" Gumam pengendara itu.

***

Mau apa tuh orang?!.
Batin Alvis, melihat Faris menyerahkan handphone kehadapan Shila.

"Wahh..gue tau! Gak bisa dibiarin nih." Gumam Alvis menggebu-gebu.

Alvis menyalakan motornya kembali, dia sempat menghentikan motornya karena harus mengobrol dengan temanya. Tetapi, melihat Faris dan Shila berduaan di tengah jalan parkiran membuatnya harus menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menyaksikan interaksi keduanya.

Alvis tau, Faris tengah meminta nomor handphone Shila. Dengan perasaan yang tak bisa dideskripsikan, Alvis mengklakson motornya kasar.

"Kalo pacaran jangan dijalan!" Gertak Faris.
Ia melihat keduanya dari balik kaca helm.

"Yeuhh..biasa aja gak usah ngegas!" Balas Faris, tangannya kembali memasukkan handphone yang sempat di keluarkannya.

Alvis bersorak senang dalam hati, dia berhasil mengurungkan niat Faris.

"Udah kak, ayo kita masuk." Ucap Shila menengahi.

Rasanya Alvis tak rela, saat tangan Shila mendorong tubuh Faris seakan melindungi dari gertakanya. Aahh..perasaan apa ini? Mungkinkah ini cemburu?

Tapi tak apa, yang penting rencananya berhasil, untuk mengalihkan fokus Faris agar lupa dengan niatnya, walau efeknya sementara, yang penting berhasil menggagalkan niat sederhana Faris.
Karena yang luar biasa itu dimulai dari kesederhanaan. Jadi Alvis harus belajar menggagalkan niat sederhana Faris untuk mendekati Shila agar dia mampu menggagalkan niat Faris yang luar biasa.

Terdengar licik memang, tapi itulah cinta.


"Untung gue cepet dateng!" Gumam Alvis, lalu kembali melajukan motornya untuk diparkirkan.



"Kamu adalah orang yang mampu membuat ku gila walau hanya dalam waktu 1 detik."

***

Kalau ada typo bilang yahhh.. jangan dipendem kalo punya kritikan, takut tumbuh😂, panennya malah gak sesuai harapan.

Jangan diem-diem aja, setidaknya tinggalkan jejak. Kalian manusia bukan hantu😂..

Ditunggu comentnya😉

OPINI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang