Opini Hati

26 7 1
                                    

Tinggalkan jejak sob

******

Alvis tiba dikediaman seorang gadis yang sedang ia bonceng. Motor berhenti, tepat didepan pagar hitam yang membatasi rumah mewah Shila_lebih tepatnya orang tua Shila_.

Shila terdiam, berdiri menatap lurus ke rumahnya, sebuah mobil hitam terparkir dipekarangan rumah orang tua nya. Rasa senang menyelimuti hatinya.
Dengan tergesa, Shila berjalan menjauh dari Alvis.

"Terima kasih."

Baru beberapa langkah, sebuah kalimat seperti nada sindiran yang kentara terdengar ditelinga Shila.
Shila kembali ke tempat awal dirinya berdiri, menatap wajah tengil yang sedang mengembangkan senyum yang begitu lebar.

Shila menatap kesal "Lo nyindir gue?"

"Loh..loh! Siapa yang nyindir? Gue cuma bilang makasih bukan nyindir." Ucap Alvis entah itu benar atau jebakan manis yang ujung-ujungnya bikin hati meringis.

Shila menaikkan satu alisnya "untuk?"

"Untuk..." Alvis nampak berfikir

"Untuk kesanggupan lo buat gue anterin." Ucapnya tulus diakhiri senyuman tipis.

Degg..

Sejenak, Shila terenyuh mendengarnya. Benarkah? Dengan alasan tidak nyambung ia berterima kasih padanya? Padahal dirinya tak tau diri, sudah diberi emas masih saja meminta berlian. Dengan cepat, mimiknya kembali ia normalkan.

Shila tersenyum sinis "bego! Alasan lo gak masuk akal!"

"Inikan yang dinamakan cinta? bisa ngebuat orang jadi bego dengan alasan gak masuk akal."

*****

Istirahat pertama kali ini, Faris langsung melesat ke kelas Shila.
Sepanjang perjalanan menyusuri koridor yang ramai, banyak cewek-cewek yang menatapnya takjub. Mungkin perlu dijelaskan bahwa, Faris adalah murid baru di sekolah ini. Tepat saat memasuki ajaran baru, Faris pindah kesini.
Popularitas nya langsung melejit kala menjadi kakak kelas+murid baru disini, dikarenakan wajahnya yang bisa dibilang sempurna bagi kaum hawa. Bukan hanya wajahnya yang tampan, pribadi yang kalem dan ramah menjadi nilai plus bagi Faris.

Sesampainya dikelas, pandangan Faris menyapu isi ruangan itu. Mencari sosok yang ia cari, namun nihil, hanya beberapa orang yang duduk diruangan itu.

Kehadiran Faris, menciptakan jeritan tertahan dari cewek-cewek yang tersisa di ruangan itu. Satu orang gadis, mendekati Faris.

"Cari siapa yah kak?" Tanya gadis berponi yang menghampirinya dengan senyuman ramah.

"Shila nya ada?" Tanya Faris to the point

Gadis itu mengernyitkan dahinya
"Shilanya gak masuk, sakit."

"Kalau boleh tau, kakak ada perlu apa sama Shila?" Lanjutnya

"Gak ada perlu apa-apa, cuma kalau tahu dia sakit, jadinya gue perlu jenguk dia" ucap Faris sambil terkekeh pelan.

"Kakak mau jenguk Shila?! Gue ikut yah__hmmmppt." Dengan gerakan cepat, gadis itu menutup mulutnya dengan tangan.

OPINI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang