V1ーCH 13 : Menuju ke kantin

13 2 2
                                    

Jika seseorang di depan gedung utama akademi aexezus melihat ke atas langit. Mereka akan melihat seorang gadis dengan jubah penyihir menggendong seorang gadis Elf berambut hijau pucat mengenakan seragam sekolah akademi. Kedua gadis itu tak lain adalah Emilia dan Noesha. Namun sayangnya tak ada yang akan melihat pemandangan tersebut, karena semua orang saat ini sedang berada di dalam kelas.

"Aku tak menyadarinya tadi karena panik. tapi Lia?, sejak kapan kau mengenakan jubah itu?" Kata Noesha.

"Sejak aku hendak menuju ke atap" Kata Emilia.

"Benarkah?, aku tidak sadar sama sekali." Kata Noesha.

Perlahan mereka berdua turun layaknya bulu yang terjatuh dari langit. Noesha memandang wajah Emilia, senyum yang ada di wajahnya tadi sudah tak terlihat dan kembali menjadi wajah tampa ekspresi. Emilia kemudian menyadari pandangan Noesha dan memandang balik dengan mata emasnya.

"Ada apa?, kenapa kau memandangku seperti itu?" Kata Emilia.

"Ah tidak, am hanya saja...ini mungkin hanya perasaanku.. Lia terlihat lebih dewasa saat tidak tersenyum." Kata Noesha.

"Begitukah menurut mu?"

Emilia kemudian akhirnya memijakan kaki ke tanah. Kemudian menurunkan Noesha dari gendongannya.

"Noesha kau ke kelas saja duluan. Aku akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu"

"Am.. baiklah... kurasa... am terima kasih!!" Balas Noesha.

Noesha kemudian berlari menuju kelasnya. Sementara Emilia hanya memandang dia berlari menjauh.

"Emilia?" Suara lelaki memanggil nama Emilia.

"Kau tak di kelas?"

Emilia berbalik dan melihat sumber suara tersebut. Leonard berdiri di belakang Emilia dan menatap gadis berambut perak di hadapannya.

"Kau sendiri?" Emilia balik bertanya.

"Ah aku baru saja kembali dari kamar kecil... hehehe"

"Begitukah, kalau begitu permisi karena aku akan kesana."

Emilia kemudian jalan melewati Leonard dan masuk ke gedung utama. Leonard hanya terdiam dan melihat tunangannya ini jalan melalui dirinya. Seakan dirinya bukanlah orang penting di mata gadis tersebut. Leonard hanya melihat dia pergi menjauh. Namun sebelum Emilia pergi terlalu jauh.

"Am Emilia... apakah kau ingin makan siang bersama sebentar??" Kata Leonard.

Emilia menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan kepalanya cukup untuk melihat Leonard. Emilia kemudian mengangguk sekali lalu melanjutkan langkahnya.

"Kalau begitu aku akan menjemputmu di depan kelas saat istirahat makan siang di mulai!" Lanjut Leonard.

Emilia tak berkata apa apa, dia hanya mengangkat tangannya menandakan bahwa dia mendengar jelas apa yang Leonard katakan tampa menghentikan langkahnya sama sekali. Setelah itu Emilia masuk kedalam gedung utama dan berbelok di salah satu persimpangan koridor. Emilia memberikan tatapan sejenak kepada Leonard sebelum dia tak terlihat lagi.

°°°

Di suatu pulau besar, di selatan benua Aexezus. Raja iblis Orcus saat ini berdiri di sebuah menara yang berada di pinggir semenanjung utara pulau tersebut. Dia menatap jauh sejauh mata bisa memandang, namun dia tak melihat daratan sama sekali. Namun laporan mengatakan, jauh di utara terdapat pulau besar dan sangat luas di banding pulau para iblis tinggal. Orcus berdiri di atas menara tersebut karena ingin melihat pulau tersebut, namun sepertinya dia tidak bisa melihatnya dari ketinggian menara tersebut. Orcus kemudian memutuskan untuk terbang lebih tinggi. Sebuah sayap yang terbuat dari kerangka tulang dan kulit binatang yang sedikit sobek tumbuh dari belakang tubuh Orcus. Dia kemudian melompat dari menara tersebut, perlahan terjatuh. Kemudian Orcus membuka sayapnya dan meluncur naik ke angkasa. Dia terbang ke atas dengan kecepatan yang luar biasa hanya dalam satu kibasan sayap saja. Orcus menembus awan awan yang berada di langit. Kemudian dia sampai di bagian langit di mana langit yang biasanya biru terlihat aneh dan terlihat seperti akan berubah menjadi langit malam. Orcus kemudian berhenti di ketinggian tersebut. Kemudian dia melihat ke arah utara. Arah yang sama dia lihat tadi. Dia melihat sebuah awan tebal, yang perlahan bergerak ke barat. Perlahan awan itu bergerak, dia melihat sebagian kecil dari daratan misterius tersebut. Orcus tersenyum melihat daratan tersebut. Namun perlahan senyum itu memudar di saat dia perlahan terjatuh dari langit dengan kecepatan yang luar biasa. Orcus berusaha untuk mengambil kendali, namun angin yang berhembus kencang membuatnya sangat sulit bergerak. Sebuah percikan api kemudian tercipta dan mengelilingi tubuh Orcus. Namun perlahan api tersebut menghilang dan angin kencang tersebut melambat. Orcus berhasil mengendalikan tubuhnya, hanya seberapa jengkal lagi dari tanah.

Emilia The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang