Leonard mengakui kekalahan terhadap Emilia. Dia tidak menduga Emilia sangat handal menggunakan pedang besar. Tapi untuk Emilia...Amelia, ini adalah kemenangan pertama yang dia dapatkan. Amelia sudah berkali kali berlatih tarung dengan ibu dan kakaknya, Natalia dan Tilea. Dan tak satupun dari pertarungan miliknya berakhir dengan kemenangan. Yang ada kekalahan total. Selama lima tahun, Amelia sesekali mengambil alih tubuh Emilia untuk berlatih tarung bersama Natalia dan Tilea. Sementara Emilia hanya fokus membaca buku di alam bawa sadarnya. Amelia fokus dalam berlatih seni pedang, sementara Emilia fokus mempelajari sihir. Alhasil tubuh Emilia sangat terlatih dalam fisik maupun rohaninya.
"Aku menang?!.."
Amelia tersenyum lebar mengatakan itu. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya sama sekali. Ini juga merupakan salah satu perbedaan antara Amelia dan Emilia. Amelia penuh dengan ekspresi, sementara Emilia dingin dan hanya sesekali menggerakan otot wajahnya. Walau begitu, setiap kali Amelia mengambil alih tubuh Emilia, dia berusaha meniru sifat dingin Emilia. Namun sesekali dia tidak bisa membantu dirinya untuk menahan rasa gembira yang meluat dari dalam dirinya. Alhasil Leonard mengira bahwa Emilia hanya menyembunyikan perasaan miliknya dan bersifat dingin di hadapan orang orang. Leonard sangat terpanah oleh senyum lebar tunangannya ini.
"Baiklah kalau begitu, pemenang pertarungan ini adalah Emilia Lorena!!" Kata guru pengawas.
Sesaat setelahnya Emilia kembali mengambil alih tubuhnya. Ekspresi senyum di wajahnya tadi menghilang dan kembali menjadi ekspresi dingin dan seperti tak bersahabat. Emilia kemudian berjalan menuju tempat di mana teman kelasnya berada.
"Emilia kau mau kemana!!..." Kata Leonard.
"Urusanku di sini sudah selesai, aku akan kembali ke kelasku" Kata Emilia.
Sementara itu di alam bawa sadar Emilia, Amelia dengan girangnya melompat lompat kegirangan akan kemenangan miliknya.
°°°
Emilia saat ini berada di pasar kota. Dia sama sekali tidak kembali ke kelas. Saat ini Emilia mengenakan jubah berkerudung yang menyembunyikan wajah miliknya. Dia berada di pasar kota karena ingin membeli bahan untuk alchemy.
"Kurasa tidak ada yang menjual poison ivy di sini" Kata Amelia.
"Apa aku harus ke hutan untuk mengambil sehelai daun saja?" Kata Emilia.
"Am.. kurasa kita cari sekeliling dulu. Jika masih tak ketemu, kita ke hutan" Kata Amelia.
"Baiklah..."
Emilia kemudian berjalan menuju gerbang kota. Namun hanya beberapa saat setelah meninggalkan pasar, seseorang menghadang Emilia.
"Hey kau yang berkerudung hitam berhenti" Suara yang sangat akrab terdengar di telinga Emilia.
Emilia berbalik dan melihat kakaknya, Tilea yang mengenakan zirah kesatria. Tilea saat ini sedang berpatroli di kota. Setelah tamat di akademi, dia menjadi kepala pemimpin Knight Order brigade 1.Sekarang dia menghentikan Emilia karena terlihat mencurigakan. Tentunya dia tidak tahu kalau yang ada di balik jubah tersebut adalah adiknya.
"Bisa kau buka kerudung tersebut dan menunjukan wajahmu. Aku tidak akan menahanmu, hanya memeriksa saja." Kata Tilea yang perlahan mendekat ke Emilia.
Tampa pikir panjang, Emilia langsung berlari. Dia tidak ingin kedapatan membolos sekolah tentunya.
" Hey!!.."
Tileapun mengejar Emilia. Emilia menabrak beberapa pejalan kaki hingga terjatuh, dia bahkan menjatuhkan beberapa batang untuk menghambat Tilea. Emilia terus berlari, menuju ke lorong gelap yang kosong. Dia kemudian melakukan belokan tajam ke kiri. Di saat itu, sebagian kecil rambut Emilia keluar dari kerudung. Tilea melihat jelas helai rambut tersebut. Tilea kemudian berlari dengan cepat menuju lorong dimana Emilia berbelok. Namun saat dia sampai di sana, Emilia menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emilia The Witch
FantasiDi suatu malam gelap yang di terangi bulan purnama, seorang bayi perempuan terlahir di dunia ini. Bayi tersebut menggenggam sebuah takdir di tangannya, takdir yang akan mengakhiri dunia ini dan melahirkan dunia yang baru. Namanya adalah Emilia, di m...