V1 ー CH 20 : Pelabuhan Selatan.

12 2 0
                                    

Di belakang Asrama, Emilia duduk di sebuah bangku dan membaca sebuah buku.

"Menyelinap ke asrama perempuan merupakan tindakan mesum, kau tahu itu kan?"

Kata kata itu tiba tiba keluar dari mulut Emilia. Seorang lelaki muda melompat turun dari atas pohon. Lelaki itu adalah Leonard, tunangan Emilia.

"Kemampuan mendeteksi mu mengerikan Lia." Kata Leonard.

"Apa kau tak ada kelas sehabis ini?" Kata Emilia.

"Tak ada, sore ini hingga malam aku sudah bebas. Bagaimana denganmu?."

"Tidak ada hingga esok."

"Kalau begitu apa kau mau ke kota? Aku tahu sebuah restoran yang memiliki makanan enak. Aku traktir, sebagai hadiah kemenanganmu tadi pagi."

Emilia menghela nafas, kemudian melihat ke arah Leonard.

"Ame, ambil alih."

"Ught.. kenapa harus aku terus berurusan dengan bocah ini?."

Melihat Emilia terdiam dan menatap dirinya, Leonard merasa awkward dan menanyakannya sekali lagi.

"Bagaimana?"

"Baiklah.. aku akan menerima undanganmu." Jawab Amelia.

"Kalau begitu ayo, menyelinap ke kota sekarang."

Amelia terdiam sejenak. Leonard bingung melihat tingkah Amelia.

"Ada apa?."

"Aku tak akan menyelinap. Akan ku beritahu para pengawal dulu."

"Kenapa kau harus memberitahu mengawal?."

"Huh.. aku kedapatan menyelinap ke kota tadi. Jika aku kedapatan lagi, aku akan dikerumuni pengawal selama duapuluh empat jam nonstop dari segala arah."

"Eh kau menyelinap ke kota? kenapa kau tak ajak aku?."

"Karena kau baru saja kalah dalam mock battle dariku tentunya." Kata Amelia dengan senyum bangga.

"Kau menyelinap sesaat setelah mock battle?."

"Benar."

"Aku merasa dicurangi olehmu. tapi apa boleh buat, ayolah kali ini kau tak akan ketahuan, sekarang ada aku bersamamu."

"Kali ini akan seratus persen ketahuan!."

"Kenapa kau seyakin itu?." Kata Leonard dengan wajah bingung.

"Apa kau benar benar tidak melihat dia?."

Amelia kemudian menunjuk ke sisi kirinya. Leonard mengikuti arah telunjuk tangan itu. Dia kemudian melihat seorang gadis mengenakan baju pelayan berdiri di samping bangku Emilia duduk.

"ught .. sejak kapan dia ada di situ?."

"Dari awal sebelum kau datang, Lisha berdiri di situ tak bergerak sama sekali. Aku bahkan menyuruh dia duduk bersamaku beberapa kali. Tapi dia menolak."

Setelah hawa keberadaannya di sadari oleh Leonard. Alisha kemudian tersenyum ke arah Leonard lalu berkata.

"Selamat sore pangeran Leonard."

Leonard kemudian menghela nafasnya.

"Baiklah."

Leonard kemudian berjalan mendekar menuju Alisha, hendak membuatnya tak sadarkan diri. Namun....

"Barier.."

Alisha mengaktifkan barier dan membuat tangan Leonard memukul barier sihir transparan itu.

Emilia The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang