Di malam hari yang gelap di tengah hutan gelap. Seorang gadis berambut hitam panjang dengan pakain Witch berdiri sendiri. Tak ada rasa takut di wajahnya, dia hanya tersenyum.
"Apa yang kau lakukan Elios?!... kenapa kau membuat orang itu sebagai PAUS?. Apa kau gila, atau apa?. Kaisar yang telah terkalahkan kau angkat menjadi PAUS?. Candaan macam apa ini?."
Gadis itu terlihat berbicara dengan menyebut nama dewa Elios seperti rekannya. Jika seseorang mendengar kata kata gadis itu sekarang. Orang orang akan memanggilnya heretic atau mengira kalau gadis itu gila.
Namun.
Cahaya emas membentuk tubuh lelaki muncul di hadapan gadis itu.
"Kau tak sopan seperti biasanya. Walau tahu aku seorang dewa, kau menyebut namaku seakan akan aku adalah rekanmu. "
Gadis itu mencibir Elios.
"Ha.. kau itu bukan dewa. Kau dan aku sama. Di ciptakan oleh tuhan yang sama. Tapi kau berani beraninya mengaku sebagai dewa. "
"Bukannya kau sendiri yang membantuku untuk membuat orang orang berpikir seperti itu. " Elios tertawa.
"Justru karena itu, jangan tunjukan keangkuhanmu di depan mataku. Aku yang membuatmu mendapatkan gelar dewa itu. Bukannya Deity lain saat ini tak bisa berbuat apa apa karenanya. Sebentar lagi mungkin kau akan menganggtikan tuhan yang hilang itu. Tapi... "
"Sisa kekuatan tuhan itu yang tersegel dalam suatu kristal masih belum ketemu. Apa kau benar benar sudah mencarinya baik baik?!."
"Seluruh benua Aexezua sudah ku jelajahi. Kemungkinan kristal itu ada di benua ini saja masih belum pasti. Bagaimana denganmu?. Kau belum menjawab pertanyaanku yang sebelumnya."
"Robert kandidat yang cocok untuk menjadi PAUS Elios. Tak ada yang lain, dia satu satunya yang bisa membantuku menaklukan gadis dengan kekuatan Vileness itu. "
"Viani maksudmu? Bukannya dia di kalahkan oleh Viani dan kehilangan tahtanya sebagai kaisar?. "
"Itu karena ada variabel yang menganggu. Jika saja Valkyrie itu tidak ikut campur, Viani mungkin akan kalah saat itu. "
Itu haya alasan Elios. Elios tahu kalau ada kekuatan misterius yang mengenai wyvern Robert saat itu. Namun dia tak ingin memberi tahu gadis di hadapannya.
" Kenapa kau khawatir soal gadis itu?."
"Bukannya sudah ku katakan sebelumnya. Kekuatan yang di milikinya itu sama seperti kekuatan Deity. Hanya saja telah tercemari oleh kejahatan dan kebencian. Dia adalah variabel yang harus di singkirkan sesegera juga. Sebelumnya kau sudah gagal, tapi itu bukan salahmu. Seorang Deity melakukan kontak dengan dia. Aku tak tahu Deity yang mana. Ada kemungkinan Deity itu memiliki tujun yang sama denganku. "
"Rival huh.. kau sagat takut posisimu terguncang oleh variabel yang di dukung orang yang tak di kenal dari bagsamu huh.. Sebagai dewa kurasa kau sangat paranoya."
"Apa saja bisa terjadi di dunia ini gadis kecil. Aku hidup lebih lama darimu. Variabel sekecil itu bisa menjadi masalah untuk mengapai tujuan akhir. "
"Kurasa kau benar, tapi apa yang kau harapku dariku. Aku hanyalah witch?. "
"Witch yang berhasil membantuku mendapatkan gelar dewa. Kau itu bukan manusia biasa. Awal kita bertemu saja, dari awal kau tahu aku ras tertinggi. Tapi kau tetap merendahkanku serendah rendahnya di matamu. Kau manusia tapi seakan kau tahu sesuatu yang tidak ku ketahui. Jika saja kau adalah musuh, kau adalah variabel terbesar yang akan menghalangiku. "
"Apa aku seberharga itu di matamu. Seperti yang kau bilang aku hanya manusia yang berani merendahkan Deity. "
"Karena itu aku suka padamu. Aku menunggu suatu saat kau menjadi deity. Kau akan menjadi permaisuriku di atas sana. Hahaha. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Emilia The Witch
FantasiaDi suatu malam gelap yang di terangi bulan purnama, seorang bayi perempuan terlahir di dunia ini. Bayi tersebut menggenggam sebuah takdir di tangannya, takdir yang akan mengakhiri dunia ini dan melahirkan dunia yang baru. Namanya adalah Emilia, di m...