Viani menatap tajam Noesha yang terlihat kebingungan akan situasi ini. Noesha merasa ada sesuatu yang membuat dirinya tak bisa bergerak saat dia menatap balik mata merah menyala Viani. Mata yang dalam seperti tak memiliki dasar bagaikan abyss. Sementara itu, Emilia sama sekali masih tak melepaskan matanya dari buku yang dibacanya. Viani sudah terbiasa dengan tingkah laku Emilia ini, jadi dia tak terlalu menghiraukannya.
"Kejadian tadi siang, aku ingin membicarakan tentang kejadian itu" Kata Viani.
Mata Noesha terbuka lebar mendengar kata yang di ucapkan Viani. Dia melirik Emilia untuk sesaat.
"Emilia sama sekali tidak memberitahuku apa apa." Kata Viani seakan membaca pikiran Noesha.
Viani kemudian berdiri dan berjalan mendekat ke arah Noesha. Viani menggerakan jarinya dan sebuah tumbuhan merambat muncul dari tanah dan mengikat kedua tangan Noesha. Noesha menjadi panik dan berusaha membebaskan diri namun tentu saja tak berhasil. Saat Viani berdiri tepat di hadapan Noesha, dia meletakkan tangan kanannya di wajah Noesha dan menutup mulutnya. Ibu jari dan telunjuk Viani kemudian dia letakan di mata kiri dan kanan Noesha kemudian menekannya masuk seakan ingin mencongkel mata Noesha. Rasa takut tumbuh dalam hati Noesha, jantungnya berdebar kencang. saat ini Noesha sama sekali tidak bisa melakukan apa apa dan hanya bisa menerima apa yang di lakukan Viani. Namun hanya sesaat setelahnya, sebuah cahaya melesat cepat dan mengenai tangan Viani. Tangan Viani terhempas menjauh dari wajah Noesha. Rasa legah muncul saat tangan itu menjauh dari wajahnya. Viani melihat ke arah cahaya itu berasal. Dia melihat Emilia yang memegang buku di tangan kirinya dan tangan kanannya mengarah ke dirinya. Dia kemudian melihat mata Emilia yang bersinar dengan cahaya emas memancarkan tatapan sinis.
"Aku hanya ingin memeriksa hipotesis ku, aku tak ingin mencongkel mata dia keluar. Jadi tenanglah." Kata Viani.
Rasa bingung muncul di hati Noesha. Dia bertanya tanya kenapa Emilia membantu dirinya. Walau berpikir keras dan mencari jawabannya, dia masih tak tahu apa alasan Emilia.
"Dia tak tahu bagaimana mengendalikan kekuatannya...." Kata Emilia. Dia lau menurunkan tangannya dan melanjutkan. "Aku yakin Viani tahu bagaimana rasanya."
Viani kemudian kembali ke kursi tanaman yang di buatnya dan duduk di sana. Tanaman merambat yang mengikat Noesha juga telah di hilangkan oleh Viani. Kini Noesha menjadi sangat waspada akan apa yang akan Viani lakukan selanjutnya.
"Begitukah, jadi... Emilia. Kau tahu kekuatan mata apa yang dia punyai??" Kata Viani.
Emilia mengangguk. Hanya Emilia dan Amelia tahu kekuatan mata apa yang di miliki oleh Noesha. Bahkan Noesha sendiri tidak tahu. Mendengarnya Noesha menjadi penasaran. Dia penasaran apakah Emilia juga tahu tentang suara yang terdengar di kepalanya itu. Dia juga ingin tahu, kenapa emosi miliknya selalu berubah dengan cepat dan tak stabil. Saat Noesha memikirkan itu, perasaan curiga yang entah dari mana muncul dari hati Noesha. Bagaimana kalau Emilia hanya pura pura tahu untuk menjebak dirinya, apa alasannya??. Noesha kemudian tersadar sesuatu. Emilia tahu bagaimana kekuatan miliknya bekerja. Emilia tahu dia menggunakan kekuatan meliknya untuk membuat kelompok elf itu berkelahi. Jawaban muncul di kepala Noesha. Emilia ingin mereguk kekuatan miliknya itu.
"Iya benar, itu adalah tujuan dia. "
Noesha kemudian semakin waspada dari sebelumnya.
"Jadi kekuatan mata apa yang dia punyai??. " Kata Viani.
Emilia kembali membuka buku dan memulai membaca. Kemudian dia berkata.
"Eye of Deception. Mata yang mampu menipu dan mengendalikan jalan pikiran dan bahkan membuat sebuah ilusi. " Kata Emilia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Emilia The Witch
FantasiDi suatu malam gelap yang di terangi bulan purnama, seorang bayi perempuan terlahir di dunia ini. Bayi tersebut menggenggam sebuah takdir di tangannya, takdir yang akan mengakhiri dunia ini dan melahirkan dunia yang baru. Namanya adalah Emilia, di m...