V2 ー CH 28 : Pendeta.

7 2 0
                                    

Salah satu pendeta dari Elios, Tamil saat ini sedang meminum bir di sebuah bar kecil. Dia bukan satu satunya pendeta yang meminum minuman keras di bar itu. Kedua rekannya, yang juga merupakan pendeta Elios menemani Tamil meminum bir. Walau dia seorang pendeta, kelakuannya sama sekali tidak menggambarkan status miliknya. Awalnya dia diperintahkan oleh seorang uskup di gereja lokal untuk menyebarkan ajaran Elios. Namun karena tingkah laku yang vulgar, Tamil beserta rekannya di panggil ke Holy State Elios untuk bertemu sang Paus Elios. Tujuannya adalah untuk mendidik pendeta nakal seperti dirinya itu. Ada beberapa pendeta yang dipanggil ke Holy State juga sebelumnya. Saat mereka kembali ke gereja mereka masing masing, mereka semua berubah menjadi lebih seperti pendeta yang seharusnya. Tamil dan rekannya sama sekali tidak tahu apa yang menunggunya di Holy State, olehnya dia minum minuman keras untuk menghilangkan stress.

Awalnya sendiri, Tamil adalah seorang bandit yang tiba tiba menjadi pendeta. Dia masih mengingat jelas berada di balik jeruji besi dan menunggu waktu saat dia akan di eksekusi. Namun di luar dugaannya, dia tidak di eksekusi. Seorang uskup dari gereja Elios datang dan mengatakan jika menjadi pendeta semua dosanya akan diampuni. Melihat ini adalah jalan satu satunya dia dapat hidup. Tamil tampa pikir panjang memilih untuk menjadi pendeta. Dan benar saja, pilihan yang dia ambil sama sekali tidak ia sesali. Awalnya dia hanya berpura pura menjadi pendeta, kemudian kabur dan kembali menjadi bandit. Namun melihat kualitas hidup dan keseharian seorang pendeta, Tamil tergiur dan mengurungkan rencananya untuk kabur. Di periode awal, Tamil benar benar menjalankan tugasnya sebagai pendeta dengan tekun. Namun perlahan dia mulai mencoba bisnis ilegal untuk menambahkan pemasukan miliknya. kadang dia menculik anak anak di desa terpencil dan menjadikan mereka budak untuk di jual. Anak anak perempuan yang mempunyai pesona di matanya akan dia jadikan budak sex pribadinya. Beberapa bahkan dia jual pada sebuah bisnis di distrik lampu merah lokal. Sebagai penyedia produk, pebisnis di distrik lampu merah akan selalu mengirimi Tamil beberapa gadis cantik nan menawan untuk Tamil nikmati.

Hari ini satu gadis sama sekali belum datang menemui Tamil sama sekali. Itu semakin memperburuk suasana hati Tamil. Tamil bahkan ingin mengunjungi bisnis kecil itu dan melemparkan komplain tiada akhir. Namun sebelum dia berdiri, seorang gadis kisaran umur lima belas tahun datang kepadanya.

"Permisi, apa anda tuan Tamil." Kata gadis itu.

"Iya benar, kenapa kamu baru sampai sekarang?. Aku sudah menunggu dari tadi pagi tahu!!." Jawab tamil.

"Hmm.. maksudnya apa ya?.. bukannya memang jadwalnya kita bertemu disana sekitaran jam dua?."

"Ah.. benarkah.. mungkin karena aku mabuk aku lupa soal itu.. hahahaha." Tamil beserta temannya tertawa.

Gadis remaja tersebut menunjukan wajah yang tak menyenangkan. 

"Oi oi oi, kenapa kau memasang wajah seperti itu gadis muda!." Kata Tamil dengan menatap sinis gadis remaja itu. 

"Apa kau benar benar seorang pendeta?." Tanya gadis itu dengan wajah terlihat marah.

"Ahahaha.. ya tentu.. tentu.. kau tak pernah bertemu pendeta kotor seperti kami ya?. Dengar nak, tak ada orang yang benar benar suci di dunia ini. Bahkan aku percaya, uskup uskup di gereja itu juga melakukan hal hal seperti ini secara sembunyi sembunyi." Kata Tamil.

Gadis itu kemudian menghela nafasnya, kemudian. " Huh.. baiklah.. kapan kita akan pergi?."

"Wow.. wow .. wow gadis mudah.. bisa sabaran sedikit tidak. Aku juga sudah tidak sabar, tapi tunggulah sebentar. Setidaknya sampai gelas bir ini habis OK?."

Gadis itu mendecakkan lidahnya. " Cih, baiklah."

Gadis itu kemudian duduk di salah satu meja kosong terdekat. Tamil memperhatikan gadis itu. Gadis itu memiliki rambut putih perak panjang dan mata emas yang gemerlap. Gadis kali benar benar sangat menawan. Bahkan lebih cantik dari gadis gadis sebelumnya. Tamil merasa sangat puas dengan kualitas gadis kali ini. Dia dengan cepat menghabiskan segelas birnya, kemudian dengan cepat menghampiri gadis itu.

Emilia The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang