20. Ketika Sang Bintang Hampir Redup

8.1K 1.4K 802
                                    

AYO SPAM COMMENT GUYS. BUAT CECE SEMANGAT UNTUK TERUS NGELANJUTIN WORK GAJE INI!

JANGAN LUPA VOTE JUGA!

Hehe 😃



Selamat membaca. I love you!


***






"KARENA KEHADIRAN MEREKA GAK PERNAH GUA INGINKAN!!!"







Bintang membelakkan matanya terkejut ketika Lina dengan kencangnya berteriak tepat di depan wajahnya. Mata dan wajah Lina memerah, napas wanita itu terengah-engah meluapkan emosi. 


SRET!


Lagi, Bintang dikejutkan dengan telunjuk Lina yang tiba-tiba menunjuk Bintang tepat di hadapan matanya, sampai-sampai kuku panjang berkuteks Lina seakan hampir mencolok mata Bintang.

"LU GAK TAU APA-APA, BANGSAT! JADI MENDING LU DIEM, LU KASIH BALIK ANAK-ANAK GUA!!!"

"Bu Lina! saya bilang tadi, kita selesaikan masalah ini tanpa emosi!" bentak polisi penginterogasi sembari berusaha menjauhkan tangan Lina dari wajah Bintang.

"GUA CUMA MAU ANAK GUA BALIK. APA SUSAHNYA LU TINGGAL BALIKIN JAEMIN, JENO, SAMA JISUNG HAH?!"

Bintang berdecih. "Terus? Mau lu apain anak-anak gua?" tanya Bintang datar.

"YA LU GAK PERLU TAU, BITCH!"

"Ya perlu dong. Kan mereka udah jadi anak-anak gua."

"BAJINGAN YA LU!! GUA CEKIK LU SAMPE MATI YA ANJING!"


Lina tidak main-main dengan kata-katanya. Satu tangan Lina terulur mencekik leher Bintang tanpa ampun. Walau satu tangan, tenaga Lina tidak main-main rupanya. Cekikan dengan sebelah tangan itu mampu membuat napas Bintang tersendat.

"Akh!!! lep- phas- Ah!!!"

Bintang memberontak dengan kuat. Tangannya memukul-mukul lengan Lina dengan keras. Kaki jenjangnya beberapa kali bergerak menendang kedepan, mencoba menendang perut ataupun kaki Lina.

"MATI AJA LU!! MATI, SIALAN!"

"TOLONG! YANG LAGI JAGA DILUAR, CEPAT MASUK!!!" teriak Polisi penginterogasi pada polisi-polisi yang berjaga didepan ruangan.


BRAK!


Suara pintu terbuka menggema dengan keras. Beberapa polisi dari luar mendobrak pintu ruang interogasi sesuai perintah. 

"BU LINA, LEPAS!" polisi penginterogasi itu terus berusaha menarik tangan Lina yang masih mencekik leher Bintang. Polisi-polisi pria memasuki ruangan, ikut membantu melerai Lina yang sedang mengamuk seperti  kesetanan itu.

7 Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang