21. Percaya?

7.7K 1.3K 781
                                    


Intro dulu gaes muehehehe

GATAU HARUS NGOMONG APA LAGI, CECE SENENG PISANNNNN! Liat kemarin kalian pada spam komen sampe hape Cece penuh notif Wattpad itu rasanya terharu guys :')

Pertahankan seperti itu yaa? bisa kan? ^^

Intinya Cece sayang kalian muah. Jangan bosen baca 7 Dream ya

HAPPY READING!


***


"STOP LINA!!!"


"Jeffrey...?"


Jeffrey yang baru datang dengan beberapa polisi dibelakangnya itu terkejut setengah mati ketika mendapati perempuan yang sangat ia kenali sejak dulu itu. Ditambah ketika ia melihat Lina membawa Jeno hanya dengan satu tangan, menghimpit Jeno di antara pinggang dan lengan perempuan itu. Sangat tidak pantas dilihat. Lina sudah seperti wanita jahat penculik anak kecil.

"TURUNIN JENO, LIN!"

Badan kurus Lina berjengit ketika bentakan keras Jeffrey menggema di dalam kamar pasien itu. Tatapan Lina kosong, lebih tepatnya Lina sangat terkejut setengah mati mendapati Jeffrey di hadapannya sekarang.

"J-Jeffrey...? Lu-"


SRET!


Tanpa aba-aba Jeffrey mengambil alih tubuh kecil Jeno dengan mudahnya. Ia memanfaatkan situasi ketika Lina sedang lengah dan menarik Jeno kedalam rengkuhannya.

Lina kembali dibuat terkejut dengan gerakan gesit Jeffrey yang sekarang berhasil mengambil alih Jeno. "LEPASIN ANAK GUA, BAJINGAN!" teriak Lina sembari ancang-ancang akan mengambil Jeno lagi.


PLAK!


Jeffrey menampar keras pipi Lina dengan sebelah tangannya yang tidak ia gunakan untuk menggendong Jeno. Tamparan itu berhasil membuat suara keras antara kulit bertemu kulit. Dan kelihatannya Jeffrey memang sedang naik pitam, pria itu menampar Lina sampai-sampai wanita itu tersungkur ke lantai.

Lina memegang sisi pipinya yang terasa sangat panas bekas tamparan kasar Jeffrey. Airmatanya tak terbendung lagi. Matanya makin memerah, sembari memberikan tatapan mengerikan pada Jeffrey.

"Setelah setahun lebih lu gak ketemu gua, ternyata tangan lu masih aja sama kotornya kaya dulu," ucap Lina dengan menggeram tertahan. "Dulu lu nampar gua, dan sekarang pun masih sama. Apa emang ini yang selalu tangan lu kerjain, Jeff?" tanya Lina dengan nada sarkas disana.

"Cukup omong kosong lu, Lina. Lu harusnya memang ada di Rumah Sakit Jiwa. Orang gila kaya lu gak pantes berkeliaran seenaknya kaya gini," ucap Jeffrey tajam. "Bawa dia, Pak. Jangan sampai lepas," titah Jeffrey pada polisi-polisi yang berada di belakangnya.

Tanpa di suruh dua kali, polisi-polisi itu langsung menyeret paksa Lina keluar ruangan. Lina tentu saja memberontak, tapi sebelah tangannya yang di gips membuatnya kesusahan melawan kedua polisi itu.

Lina menghentakkan bahu kanan-nya ke belakang dengan kuat, sehingga kini ia menghadap tepat pada Bintang yang masih terduduk di kasur.

"BINTANG!" teriak Lina memanggil. "JANGAN PERCAYA SAMA JEFFREY, BINTANG! DIA JAHAT! PERCAYA SAMA GU- MMMPPP!!!" ucapan Lina terpotong. Lina kembali memberontak dengan kuat ketika bibirnya dibekap oleh salah satu polisi.

7 Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang