33. Perkara dan 'Senyum'

5.7K 1K 475
                                    



HAI GAISSSS~ CIEEEE SENENG NGGAK INI UPDATE?

Okelah nggak usah banyak cingcong lagi, cus langsung baca aja.

Happy reading! 


I love you so much guys!


Btw, coba liat di akhir ada apa :)


***


Setelah semalam Bintang menangis, pada akhirnya ia hanya pasrah. Ia meninggalkan lukisan untuk Tugas Akhirnya yang semalam ia baru kerjakan setengah jalan dan memilih untuk tidur. Itupun tentu dibantu oleh Jeffrey. Untung saja pria itu memiliki otot dan tenaga yang cukup untuk menggendong Bintang ke kamar. 

Lagi pula Bintang tidak berat-berat amat kok. Apalagi gadis itu akhir-akhir ini terlihat lebih kurus dikarenakan stress mengerjakan Tugas Akhirnya, ditambah harus mengurus lima anak kecil dan dua bayi.

Tapi bukan Bintang namanya jika memperlihatkan kelemahannya di depan orang-orang terdekatnya. Ia sama sekali tidak mau memperlihatkan raut wajah lelahnya, apalagi kepada anak-anaknya. Yang ada di kepalanya hanyalah ia harus terlihat kuat di depan orang-orang yang ia sayangi.

Tapi, malam ini  ia gagal.

Tanpa ia ketahui, ia sudah menunjukan kelemahannya pada Mark yang diam-diam tak sengaja mendengar percakapannya dan Jeffrey di Studio Lukis pribadi miliknya. Membuat anak itu mau tak mau ikut menangis melihat bundanya yang terlihat sangat lemah dalam pelukan Jeffrey di sana.


***


Ketika Mark melihat Jeffrey menggendong Bintang, Mark langsung berlari kembali menuju kamar dan dan berpura-pura tidur. 


Cklek!


Jeffrey membuka pintu kamar dengan hati-hati, tak mau membangunkan anak-anak Bintang yang sudah terlelap.

Dilihatnya sekitaran kamar Bintang. Ada baby box Jisung dan Chenle di tengah ruangan. Ada juga kasur yang cukup besar dan panjang yang dipakai tidur oleh Mark, Jaemin, Renjun, Jeno, dan Haechan. Dan ada lagi satu kasur yang baru saja kemarin Jeffrey belikan khusus untuk Bintang di sisi kanan. Pria itu agak kasihan melihat Bintang jika harus tidur berdesakan dengan kelima anaknya, maka dari itu ia membelikan satu kasur ukuran single untuk Bintang.

Dengan perlahan Jeffrey merebahkan Bintang di atas kasur yang kosong itu. Lalu membetulkan sedikit posisi tidur Bintang. Setelahnya, pria itu berhenti sejenak untuk menatap wajah teduh milik Bintang dari dekat. Posisinya duduk di sisi kasur, badannya agak condong ke bawah. 

Ia tatap dengan teliti wajah Bintang yang sudah tertidur pulas itu dari dekat. Dari mulai kedua mata yang tertutup, turun ke hidung, lalu turun kembali dan berhenti sampai bibir Bintang.

"... Kalau lagi galak, kamu tuh cantik dan gemesin. Kalau lagi tidur, kecantikan kamu makin nambah berkali-kali lipat," ucap Jeffrey dengan sangat pelan, hampir berbisik.

Ia usap lembut surai hitam panjang milik Bintang. Sesekali memainkan poni gadis itu.

"Tapi kenapa...? Kenapa cewek secantik kamu cuma ngeliat seorang Yudhistira dibanding sama aku, Bi?"

7 Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang