Vote dan Spam Comment dong buat yang sayang Cece, Bunda Bintang, Dreamies
Makasih ^-^
Love you all. Muah
***
"Buna," panggil Renjun pada Bintang yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hm? kenapa, sayang?"
Renjun menunduk, bibirnya ia kulum dengan perasaan gugup. Kedua tangannya memegang sesuatu, dan disembunyikan dibelakang tubuh mungilnya.
"Nak?" Bintang memanggil Renjun ketika anaknya itu tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Renjun nyembunyiin apa tuh?" tanya Bintang.
"M-maaf, Buna..."
Perlahan Renjun memperlihatkan benda apa yang sedari tadi ia sembunyikan. Itu adalah kuas yang patah. Bintang agak terkejut melihat kuas yang patah itu. Pasalnya, itu adalah salah satu dari koleksi kuas mahalnya.
"Lenjun tadi ke tempat Buna ngelukic... Lenjun mau ngegambal... t-telus... Lenjun ambil kuac Buna..." Renjun mengangkat kepalanya perlahan. Menatap mata Bintang dengan matanya yang sudah berair. "... T-tapi... hiks! Kuacnya lucak... hiks..."
Bintang menundukkan tubuhnya sedikit, lalu mengambil potongan kuasnya yang rusak itu. Bintang menatap lamat koleksi kuasnya yang cukup mahal itu. Bintang jadi teringat ketika ia rela menabung beberapa bulan hanya untuk membeli satu set kuas mahal.
Bintang selalu menjaga semua alat lukisnya dengan baik. Ia selalu apik dalam menyimpan segala hal, apalagi barang-barang yang menurutnya penting seperti alat lukis.
Bintang tak pernah meminjamkan kuas yang menurutnya sangat mahal itu pada siapapun. Malah terkadang Bintang tidak tega memakai kuas mahal yang ia beli untuk melukis. Dan saat ini ia melihat sendiri dengan langsung kuas kebanggaannya itu patah menjadi dua.
Renjun masih menatap gugup pada Bintang. Ia sudah takut akan dimarahi habis-habisan seperti dulu ia dimarahi Arina.
"Maaf Buna... hiks! Lenjun minta maaf..."
Bintang tersadar dari lamunannya. Gadis itu kembali fokus pada Renjun. Dilihatnya pipi gembil anak lucu itu sudah basah sepenuhnya oleh airmata. Bintang terkejut, tentunya.
"Sshh." Bintang mengsuap perlahan pipi anak itu. "Jangan nangis, nak."
"Hiks... B-buna ndak malah? hiks... Buna gak pukul Lenjun...?"
Bintang sontak menggeleng. "Kenapa memangnya Bunda harus pukul kamu, hm?"
Bintang berjongkok. Tangannya terulur untuk mengusap rambut Renjun. "Benda yang rusak itu masih bisa diperbaiki. Kuas ini juga bisa Bunda perbaiki, kok."
Cup!
Bibir Bintang mengecup dahi Renjun dengan sayang. Menyalurkan seluruh perasaan sayang sepenuhnya pada anak itu. Seolah berkata 'Tak apa, sayang.' lewat kecupan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Dream [Sudah Terbit]
Fanfiction[TERSEDIA DI SHOPEE IEG_STORE] [TIDAK DITAMATKAN DI WATTPAD, DITAMATKAN HANYA DI BUKU CETAK] [SUDAH ADA SERI 2-NYA. BERJUDUL "WE ARE 7 DREAM"] Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menemukan 5 anak kecil dan 2 bayi yang sedang menangis di Alun-alun B...