Seusai menidurkan kedua anaknya, Irene segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar mereka setelah sebelumnya mengecup kening masing-masing kedua anaknya.
Irene yang baru saja selesai melakukan perawatan malamnya, menolehkan kepalanya dan tersenyum saat melihat Sehun yang baru saja menutup pintu kamar mereka. Irene segera beranjak meninggalkan meja rias tatkala melihat Sehun yang berjalan lesu menuju ke arahnya.
"Sayang, Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Irene khawatir, Sehun hanya diam tak menjawab dan justru membawa tubuh mungil istrinya ke dalam pelukannya, menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher Irene.
"Sayang, kau sakit" Irene memberi pernyataan tatkala menyadari tubuh Sehun yang menghangat dan hembusan nafas Sehun yang terasa panas menerpa kulit lehernya.
Irene segera melonggarkan dan melepaskan pelukan mereka sebelum menuntun Sehun untuk duduk di tepi tempat tidur.
"Tunggu sebentar, ku ambil kan air hangat" ujar Irene dan beranjak dari kamar mereka.
Tak berapa lama Irene telah kembali ke kamar dengan baskom di tangan. Melihat Sehun yang telah mengganti pakaiannya dengan piama.
"Jangan di kancingkan piamanya sayang. Sini aku lepaskan, badanmu harus dibasuh dulu agar tidak lengket dan tidak mengganggu tidurmu nanti" ujar Irene lembut. Setelahnya Irene segera melepaskan kemeja piama Sehun dan mulai membasuh tubuh Sehun dengan air hangat.
Irene tersenyum lembut meskipun sorot matanya masih memancarkan khawatir tarkala membasuh wajah Sehun yang nampak pucat. Sebenrnya Irene telah menduga bahwa Sehun akan jatuh sakit mengingat jadwal Sehun yang cukup padat beberapa minggu ini.
Sehun yang memiliki project baru sebuah variety show membuatnya hampir setiap hari syuting, menjadi salah satu koreografer untuk dance grup yang hendak debut, menjadi mc di sebuah acara musik salah satu stasiun televisi yang berlangsung di luar kota, syuting cf, menghadiri pembukaan pop up store salah satu brand pakaian, dan pemotretan majalah yang diadakan di Paris.
"Sudah makan?" tanya Irene setelah mengancingkan kemeja piama Sehun.
"Belum. Lidahku terasa pahit saat menyicipi makanan" ujar Sehun lemah.
"Ku buatkan bubur ya" ujar Irene yang membuat Sehun menggelengkan kepalanya dan memeluk Irene, menempelkan kepalanya di perut Irene membuat Irene mengelus surai Sehun dengan lembut.
"Tapi kau tetap harus makan, sayang. Kau baru saja melakukan perjalanan panjang dari luar negeri dan kau juga sedang sakit" ujar Irene yang tetap dibalas gelengan oleh Sehun.
"Setidaknya hanya setangkup roti dengan selai serta segelas susu saja ya heum?" bujuk Irene yang pada akhirnya membuat Sehun menganggukan kepalanya.
Irene pun segera melepaskan pelukannya dengan Sehun.
"Anak pintar, akan ku buatkan dulu" ujar Irene seraya mengusak surai Sehun.
"Tapi aku tidak mau minum obat ya" pinta Sehun saat Irene hendak beranjak.
"Heum, baik. Tapi jika besok badanmu masih panas, kau harus meminum obat setelah periksa dari Dokter, oke sayang" ujar Irene setelah berpikir.
Sehun hanya menganggukan kepalanya lesu membuat Irene tersenyum sebelum beranjak keluar kamar. Selagi Irene keluar kamar, Sehun pun segera menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
❤❤❤
"Tidur Sehun. Kau sedang sakit, ingat?" ujar Irene tegas tatkala Sehun yang telah berbaring dengan memeluknya ini masih setia membuka matanya.
Setelah Sehun selesai menghabiskan setangkup roti selai cokelatnya dan susu madunya, meskipun dengan segala bujuk rayu Irene agar Sehun menghabiskan makan malamnya, Irene segera menyuruh Sehun untuk beristirahat. Tetapi sudah hampir sepuluh menit mereka berbaring, Sehun tetap saja tak ingin memejamkan matanya dan justru memandang Irene dengan tangan yang sibuk memainkan surai Irene.
"Aku belum mengantuk sayang" jawab Sehun yang membuat Irene menghela nafas.
Kedua tangan Irene terulur untuk menangkup wajah Sehun, dapat Irene rasakan suhu tubuh Sehun yang hangat.
"Tetapi kau sedang demam sayang. Kau butuh banyak istirahat" ujar Irene lembut.
"Jika kau tidak tidur Tuan Oh Sehun, aku tidak mau tidur denganmu. Lebih baik aku tidur dengan kedua anakku yang menggemaskan" ancam Irene tegas dan segera beranjak duduk.
"Iya iya, aku akan segera tidur" ujar Sehun yang memegang tangan kiri Irene, menahan pergerakan Irene yang hendak beranjak dari tempat tidur.
Melihat ekspresi Sehun yang menggemaskan ditambah plester penurun demam khusus dewasa membuat merasa gemas terlebih Sehun yang mempoutkan bibirnya hingga kedua pipinya menggembung.
"Menggemaskan sekali" ujar Irene seraya menggesekan hidungnya dengan hidung Sehun.
"Nah sekarang, bayi besarku harus tidur biar cepat sembuh" sambung Irene yang telah memeluk tubuh Sehun dan tangannya mengelus kepala Sehun.
"Poppo?" pinta Sehun.
"Tidak Sehunnie. Nanti aku tertular demam, nanti Jihyuk dan Jieun yang mengurus siapa jika kedua orang tuanya sakit? Dan lagi, uri Jieunnie masih sangat membutuhkanku. Aku tidak bisa memberikannya ASI jika aku juga sakit" tolak Irene.
"Tapi kan aku tidak bisa tidur jika belum dicium" elak Sehun.
"Mau ku bacakan buku cerita seperti Jihyuk? Atau ku nyanyikan lagu tidur seperti Jieun?" tawar Irene membuat Sehun mengerucutkan bibirnya.
"Lagipula, kau itu tidak bisa tidur sendiri bukan tidak bisa tidur jika tidak dicium" tambah Irene.
"Sudah sudah, bayi besarku yang manja ini jangan merajuk lagi ya?" bujuk Irene saat melihat Sehun yang merajuk meskipun kedua tangan Sehun masih memeluknya erat. Tetapi Irene sangat mengetahui jika suaminya ini tengah merajuk dilihat dari ekspresi wajahnya terlebih dengan sifat manja Sehun yang bisa merangkak drastis ketika sakit.
"Eum, aku akan menciummu sebanyak yang kau inginkan setelah kau sembuh, bagaimana?" tawar Irene membuat Sehun menatapnya dengan binar di matanya.
"Oke. Sudah janji ya. Aku akan segera tidur jika begitu" ujar Sehun semangat dan segera memejamkan kedua matanya dan tak berapa lama Irene dapat melihat dada Sehun yang bergerak teratur serta dengkuran halus yang menandakan jika Sehun telah tertidur.
"Dasar" gumam Irene dengan tangan kanan yang mengusap pipi kiri Sehun.
"Good night, sayang" bisik Irene dan mencium dagu Sehun karena pergerakannya yang terbatas disebabkan pelukan erat Sehun.
Sebelum memejamkan matanya, Irene berdoa semoga demam Sehun telah menurun besok.
TBC
Maaf agak lama lanjut chapter ini, karena seperti yang telah ku tulis di papan profil (?) aku, jika aku bakal slow update dikarenakan kesibukanku di dunia nyata aku.
Dan untuk chapter ini emang pendek sih, tapi jangan khawatir masih ada kelanjutannya kok. Disini cuman sedikit adegan manis aja antara Sehun dan Irene.
Tolong respon baliknya ya, dengan vote dan komen cerita ini.
Terima kasih,
❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh Family [ON HOLD]
De TodoBREAKING NEWS, SM UMUMKAN PERNIKAHAN DARI KEDUA ARTISNYA, YAITU OH SEHUN DAN BAE IRENE. Ini adalah cerita yang murni dari aku sebagai penulis. 🚨🚧 meskipun mengambil tema real life, but ini hanyalah fanfiction semata 🚧🚨 you can 🔙 if you don't l...