15. Entahlah!

41 11 0
                                    

Happy Reading!

"Inget, Nick. Yang awalnya sayang bisa jadi benci. Yang awalnya benci juga gak menutup kemungkinan bisa jadi sayang"

-Riendra Gabriel Andito-

🌿🌿🌿

"Kayaknya gue pantas untuk mundur dan nggak memaksakan kehendak buat nerima lo lagi, Gab. Cukup gue yang sakit, dia jangan"

Ketika seseorang itu hendak pergi tiba-tiba suara cowok yang diam-diam ia perhatikan itu menghentikan nya.

"Jangan. Lo harus relain dia. Cewek itu lebih pantas buat dia"

Hingga teriakan cowok itu diabaikannya begitu saja.

Entahlah. Takdir yang mempermainkan nya atau memang rasa tidak harus berbalas rasa.

Cewek itu kini terus melangkah sembari mengusap cairan bening yang terus saja mengalir tanpa di undang.

Jika boleh jujur, rasa nya untuk Gabriel masih sama. Nggak ada yang berubah meski kini sifat nya berbalik drastis dari ia yang dulu.

Jika saja takdir menyatukannya dengan Gabriel, ia pasti akan sangat berterima kasih.

Tapi melihat perlakuan Gabriel pada cewek tadi membuat niatnya untuk kembali menerima Gabriel pupus sudah. Cukup dia yang tersakiti, cewek itu jangan.

🌿🌿🌿

"Arghhh" teriak Gabriel frustasi sembari mengacar rambut nya asal.

"Dia.. Siapa?" tanya Shila pelan masih dengan nada gemetar karna habis menangis.

"Emang kalau gue kasih tau lo, lo bakalan bisa nerima kenyataan nya, Shil?" ujar Gabriel menatap mata Shila intens.

"Mungkin. Tapi apa salahnya gue tau?" tanya Shila lagi.

"Dia Riesya. Riesya Arsanta Galaxi. Anak pemilik sekolah yang beberapa hari kemaren nolak gue. Bukan dia sih yang salah, gue aja yang peka nya kelamaan. Jadi sekarang baru gue yang berjuang. Gue baru tau berjuang sendiri itu sakit. Dan.." ia menjeda kalimatnya sembari menarik nafas dalam.

"Lo tau berjuang sendiri itu sakit? Terus kenapa lo buat gue ada di posisi itu, Gab. Gue sakit. Apa lo nggak nyadar?"

"Dan.. Dia adalah sahabat deket gue sejak smp. Gue sayang dia, Shil. Gue mau merjuangin dia. Itu sebabnya gue nggak mungkin nerima lo di hati gue. Lo paham kan?" pungkas Gabriel.

"Oh.. Tampaknya gue dipukul mundur sebelum maju. Oke gak papa. Tapi setelah ini, Shila yang lo kenal dulu bakal mati sepenuhnya."

"Gue tau dan gue ngerti. Tapi nggak salah kan kalo gue sayang sama lo lebih dari teman? Lebih dari seorang kakak?" tanya Shila lagi.

"Nggak, Shil. Tapi gue mohon lo jangan nekat." jawab Gabriel yang seakan mengerti jalan pikiran Shila.

"Gue nggak suka disakitin. Dan lo tau itu. Tunggu aja, Gabriel" ujar Shila lalu menghapus air mata nya yang tersisa dan segera beranjak pergi.

"Gue harus waspada. Bisa jadi dia nggak akan ngusik gue. Tapi orang yang paling gue sayang. Nggak! Nggak!"

🌿🌿🌿

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit lalu. Tetapi Riesya dkk masih nongkrong di kantin sekolah yang bahkan sekarang sudah sangat sepi.

"Eh, Sya. Lo utang cerita sama kita soal kemaren waktu lo masuk rumah sakit. Bisa kita tagih sekarang cerita nya?" tanya Jen.

Little Star🌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang