Happy Reading!
💙💙💙
"Gak usah nangis. Biar bahagia lo gue yang tanggung"
Riesya dan cowok itu saling bertatapan. Seperti ada desiran hebat di hati Riesya. Harusnya Gabriel yang mengatakan itu. Nyatanya nggak.
Riesya menarik tangannya dan memundurkan badan nya. Karena asal kalian tau, jarak keduanya amat dekat tadi.
"Apaan sih lo" ujar Riesya disertai kekehan.
"Gue pulang. Udah malem" ujarnya sembari menarik resleting jaket yang ia kenakan.
"Iya. Hati-hati van" yap, jadi cowok itu adalah vano.
Vano melesat pergi meninggalkan rumah Riesya.
Riesya menatap langit malam yang ditaburi banyak bintang. Ia tersenyum getir lalu beranjak kedalam rumah nya.
💙💙💙
-RIESYA-
Harusnya hari ini adalah hari bahagia gue, tapi kayaknya untuk di sebut ulang tahun pun gak bisa ya.
Gue berjalan memasuki rumah. Gue berfikir apa hubungan gue sama Gabriel harus berakhir secepat ini?
Rasanya kaya, udah gak ada yang bisa di pertahanin.
Sepanjang perjalanan menuju kamar gue bener-bener dihantui rasa bersalah. Gue pikir kayaknya gue harus mengikhlaskan Gabriel buat Shila.
Sesampainya di kamar, gue langsung mandi dan bersih-bersih.
Setelah selesai dengan semuanya gue bergerak menuju balkon, menatap langit malam ini yang begitu cerah.
"Kalau emang gak bisa di pertahanin, gue ikhlas, Gab. Gue bahagia kalau lihat lo bahagia. Gue sayang sama lo, tapi sepertinya lo nggak sesayang itu ke gue." entah sejak kapan air mata gue netes, gue nggak tau.
Yang jelas gue teringat awal ketemu sama Gabriel. Cowok humoris itu duduk di bangku sebelah gue. Membuat gue nyaman dengan sifatnya. Lalu, perpisahan sekolah yang memisahkan kita juga.
"Gue pengen banget kita kaya dulu, Gab. Ketawa bareng, berantem tiap hari. Gue kangen" lagi. Gue benci setiap gue nangis.
Ini adalah ulang tahun terburuk gue. Terus pacar gue ninggalin gue gitu aja. Kalian tau nggak sih rasanya jadi gue? Sakit banget cuy.
Gue nangis sejadi-jadinya. Gue gak siap buat pisah sama Gabriel, tapi kayaknya ini yang terbaik.
"Semesta, gue harap ini yang terbaik."
💙💙💙
Riesya berjalan gontai menyusuri lorong SMA nya. Banyak bisik-bisik tukang gosip yang membicarakan kejadian di rumahnya semalam. Ia terus tertunduk hingga sampai di depan pintu kelasnya.
Ia mendongak, baru saja ia hendak masuk ke dalam kelas. Tiba-tiba Desya dan Nesya menghadangnya.
"Kita kantin yuk, Sya. Yuk-yuk" ajak Desya terdengar cemas.
"Kenapa sih? Gue mau masuk. Lagian gue udah sarapan kok" jawab Riesya bingung.
"Plis, kali ini aja ikutin kita ya. Ayo ke kantin" kini Nesya yang buka suara.
"Kalian apa-apaan sih. Bentar lagi bel tau. Gue mau masuk. Awas" Riesya kesal mencoba menerobos sahabat kembarannya itu.
Betapa terkejutnya Riesya. Kakinya lemas seketika. Dunianya runtuh. Ia tak habis pikir. Ia benar-benar ingin hilang dari bumi sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star🌟
Novela JuvenilKisah seorang gadis anak pemilik sekolah dengan segala kerumitan nya. Cinta bertepuk sebelah tangan sampai di perebutkan oleh 2 lelaki sekaligus. Antara Gabriel yang memang sudah menjabat pacar nya, dan Geovano cowok badboy pentolan sekolah yang ter...