Puisi Cinta [END]

(9)PUISI 2

-Cinta itu tak bisa dipaksakan, tidak dapat diatur seenak jidat, tapi cinta itu juga tak harus saling memiliki-

***

"Ngga, kita pulang dulu ya" kata Elina

"iya makasih udah dateng" kata Angga dan tersenyum sambil memandangi Syifa.

Mereka kembali ke rumah mereka masing-masing.

"Nold" panggil Angga

"ada apa?" tanya Arnold

"bikinin puisi lagi dong" kata Angga

"gampang" kata Arnold

"kayanya gue gak bisa pulang, untuk beberapa hari ini. Tolong ya lo kasih ke Syifa tapi atas nama gue yaa, please" kata Angga

"iya deh" kata Arnold pasrah

"makasihh, lo emang temen gue yang paling baik sedunia" kata Angga

"hm"

Keesokan harinya

"Syifa" panggil Arnold

"ya?"

"nih ada titipan" katanya sambil memberikan sebuah kertas

"Dari siapa?" tanya Syifa

"dari Angga" kata Arnold

"O" jawabnya cuek

"gue pergi dulu ya, dapat salam juga dari Angga, katanya dia kangen" kata Arnold menggodanya

"ihh apaan sih"

Syifa kembali ke kelasnya, dia membuka tasnya, dia menemukan secarik kertas yang diberikan Prilly dulu.

"eh, ini kan puisi yang dulu itu" kata Syifa

Syifa membuka kertas yang diberikan Arnold tadi dan menyamakan tulisannya

"tulisannya sama, jadi ini dari cowok nyebelin itu. Ihh ngapain juga dia ngasih puisi kaya gini? kaya gak ada kerjaan aja sih" kata Syifa

Syifa membaca puisi itu dengan sangat serius..

Sampai saat ini aku belum tau dengan perasaanku.
Apa ini cinta?
Atau hanya rasa kagum?
Yang aku tau, aku tak ingin jauh darimu.
Karena kamu adalah alasan kenapa aku tersenyum.
Dan kamu juga adalah alasan kenapa aku marah.
Sebab aku tak ingin orang lain membawamu pergi.
Aku akan selalu ada untukmu.

-Puisi2-

"apa maksudnya?" tanya Syifa

"gak gak, Syifa.. lo gak boleh baper" katanya sendiri

"Syif" panggil Vanesha

Syifa langsung memasukkan kedua kertas itu ke dalam tasnya.

"em.. lo lihat Iqbaal?" tanya Vanesha

"ya gak lah, emang gue kantongin" kata Syifa