inevitable ° gyulyoh

038

pesan hana diterimanya saat dia sedang bekerja. angkringan di jumat malam ramai, mengingat besok adalah akhir pekan. hangyul hanya miliki sedikit waktu buatnya mengambil napas untuk beristirahat di sela-sela pesanan yang masuk dan keluar. baginya lebih baik. menyibukkan diri cukup membuatnya untuk tidak tenggelam ke dalam kepalanya.

hangyul tidak ingin memikirkan tentang yohan, dan pernyataan konyolnya lebih dari seminggu yang lalu (sepuluh hari, bukan berarti hangyul dengan sengaja menghitungnya). yohan tidak mencoba menghubunginya, atau datang padanya untuk setorkan wajahnya.

hangyul tidak tahu mengapa ia menunggu yohan menghubunginya lebih dulu, padahal jelas tahu bila yohan tidak akan melakukannya. yohan lebih memilih menghindar dan lari ketika disuruh menghadapi rasa takutnya. beralasan nanti dan nanti. saat keberaniannya dipaksa muncul, yang dia lakukan adalah serapahkan benang pikirannya yang kusut. selalu hangyul yang lebih dulu mencoba urai benang kusutnya. menata potongan-potongan pikiran yohan seperti menyatukan potongan puzzle.

hangyul tak langsung melakukannya alih-alih mengulur waktu. dia berhak lakukan itu, berpikir bahwa yohan seharusnya mengurai benang kusutnya sendiri.

dia marah pada yohan. jelas sekali hangyul merasa geram dengan ungkapkan yohan padanya, tentang hangyul yang menjadi alasannya berhenti dari taekwondo.

omong kosong, pikir hangyul. seperti apa mekanisme kepala yohan sampai benang pikirannya sekusut itu?

hangyul sempat memproses konfesi yohan saat dadanya masih panas oleh kecewa, hampir-hampir memakan omong kosong itu, mempercayainya. akan tetapi, setelah beberapa hari dia padatkan perhatiannya pada tugas, kegiatan kuliah dan pekerjaannya di angkringan, dia dapatkan kesempatan untuk memikirkan ulang ungkapan yohan.

pancingannya dimulai dari pertanyaan sederhana kookheon dua hari yang lalu, setelah komplain tentang mood seungyoun yang semakin buruk karena kehadiran seungwoo di angkringan hampir setiap hari.

"--gue bukannya ga seneng mas seungwoo mampir tiap hari ke sini, udah lama dia jarang main abis ngambil pasca. tapi lu tau sendiri kan gimana seungyoun sama dia?" hangyul angguk, lalu membiarkan kookheon lanjutkan ucapannya. "semuanya jadi serba kagok. bad mood kabeh. gue jadi males masuk gawe sebenernya."

hangyul rasakan atmosfer serupa. tiga hari terakhir, briefing sebelum jam buka angkringan dipimpin jinhyuk alih-alih seungyoun. seungyoun sengajakan diri datang terlambat. kookheon beritahu kalau jinhyuk dan seungyoun sempat bertengkar karena itu saat hangyul bertanya.

"lu juga sama aja, gyul. tapi masih mending sih dibandingin seungyoun. berantem sama pacar lu?"

"kagak," balasnya, bohong. tidak ingin kookheon mengoreknya lebih jauh, hangyul pergi meninggalkannya untuk hampiri jinhyuk di belakang kasir. kookheon tidak bertanya lagi setelah itu, namun dia menepuk bahunya sambil tawarkan diri bila hangyul ingin bercerita padanya tentang masalahnya.

dia tidak ceritakan masalahnya pada kookheon, tapi karena itu dia memikirkan kembali ucapan yohan tempo hari dan mencoba menguraikan benangnya.

pesan dari hana menjadi utas terakhir yang ditariknya dari kekusutan benang pikiran yohan. hangyul membuka pesan itu setelah angkringan ditutup dan dia pulang ke kosannya.

dia tidak sempat membalas pesan hana, tekanan imajiner yang dirasakannya lepas setelah ia merasa telah selesai merapikan benang kusut yohan. hangyul membiarkan lelah yang dia rasakan mengambil alih kesadarannya dan terlelap.

hangyul bangun pukul enam lewat, merasa lebih segar dibandingkan hari-hari sebelumnya. dia mengecek lagi pesan yang hana kirimkan padanya. terakhir mereka bertukar pesan ketika hangyul kunjungi yohan di rumah sakit selepas kecelakaan bus yang kakaknya alami.

hangyul ketik terima kasih sebagai balasan, lalu tarik handuknya dan pergi ke kamar mandi.

dia harus temui yohan.

karena udah agak lama, part ini jd agak rusty. maaf kalo harus sampe baca dua kali krn kata-kata yg belibet.

btw, happy belated birthday buat hangyul!