018

2.1K 429 37
                                    

tahu pasti hangyul tak bakal tutup panggilannya sendiri, yohan usap lingkaran merah sampai layar kembali ke halaman utama ponselnya. menoleh ke jendela tanpa sengaja, kendaraannya melaju cepat di tol yang tidak terlalu ramai. yohan pejamkan mata. palingkan muka sambil tarik napas dalam. kaki kanan mendadak berdenyut nyeri.

tiga hari di rumah, papa sama sekali tidak singgung menyoal taekwondo. alih-alih tanyakan kondisi kakinya, yang dijawab jujur oleh yohan. sudah lebih baik, tapi kadang-kadang terasa nyeri. terutama bila dia kelelahan.

yohan tinggalkan secuil informasi bila rasa sakit yang tidak seberapa datang saat ia banyak pikiran dan hal-hal negatif penuhi kepala. ia sempat baca, mungkin saja psikosomatis. tapi yohan tidak mau konfirmasi pada dokter.

papa sarankan yohan tetap lakukan rehabilitasi. dia tolak dengan alasan kuliah akan jauh lebih sibuk karena sekarang dia sudah tingkat tiga.

mama bilang papa menahan diri. keinginan papa masih sama. hana, adiknya, pilih untuk tidak tegur yohan. padahal kangen sekali dia dengan adiknya itu. tiap yohan pulang ke rumah, biasanya mereka akan bercerita semalam suntuk. namun kali ini tidak. yohan justru terjaga karena tukar pesan dengan hangyul seharian sampai lakukan panggilan video. buat ngecek kalo lu bener baik-baik aja, kata hangyul beralasan.

mama sadari anak sulungnya sering senyum-senyum sendiri di depan ponsel. yohan jawab teman. sorot mata mama menelisik, satu sudut bibirnya ditarik dalam.

"bener temen? temen yang mana?"

"hangyul, ma. kakak pernah satu ukm sama dia."

"taekwondo?"

yohan angguk. mama tidak sentuh lagi lebih dalam, tepuk pundaknya lalu pergi tinggalkan anaknya sendiri.

saat siapkan bekal buat yohan bawa pulang ke kampus, mama berpesan untuk ajak hangyul makan bersama. "mama juga nyiapin lebih. nanti dikasih ke hangyul ya."

pundak yohan yang semula kejur menjadi lemas saat sadari travel keluar dari pintu tol. yohan bersiap dengan ransel dan barang bawaannya yang lain, tidak lama lagi mereka akan sampai di pool.

yohan malas berjalan kaki, pilih naik ojek pangkalan menuju kosan hangyul. yohan sapa youngmin, tetangga kamar hangyul, yang sedang panaskan motor di halaman indekos.

"dari mana han?" gestur youngmin pada bawaannya.

"dari rumah bang."

"langsung ke sini?"

"iya."

"emang ya. abis dari rumah milih langsung nemuin pacar."

yohan tertawa, tidak masukkan semua yang diucap youngmin ke hati. tidak ingin perpanjang obrol, yohan segera melipir.

"gue ke kamar hangyul dulu ya, bang."

kamar hangyul di lantai dua. naiki anak tangga, lalu belok ke kiri lewati dua pintu. yohan langsung putar knop setelah tanggalkan sepatu. pelan dia buka pintu. hangyul tidur menelungkup di kasur. tidak bangun saat yohan panggil namanya beberapa kali.

yohan putuskan untuk biarkan hangyul tidur lebih lama. mumpung hari minggu, dia bisa ikut bersantai. berbisik dia minta hangyul bergeser, lantas ikut berbaring dan pejamkan mata. kantuknya datang cepat sekali.

































screenshot vc mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

screenshot vc mereka berdua. thanks to aplikasi fake chat, baru tau bisa begini 😭

inevitable ° gyulyohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang