jawaban hana tidak berbeda jauh dengan ucapan sihun pekan lalu, ketika yohan ungkapkan semuanya walau tidak runut sesuai kronologi. ada banyak loncatan di sana-sini. lalu kembali mundur dan maju lagi. ceritanya berantakan, namun hana menangkap dan menyusunnya dengan baik.
"beneran deh, hana mau dateng ke kosan buat banting kak yoyo. kesel sih. kak sihun bener tau. mau tuker kakak bisa ga?"
dumel sarkas hana ditanggapi kekeh. yohan tahu adiknya tidak seserius itu.
"kak yoyo kok bisa mikir gitu sih? ajaib banget tau ga," imbuh adiknya. "kak yoyo bilang kak yoyo takut kalah dari kak hangyul. kenapa coba mesti takut kalah dari kak hangyul? kalo kalah ya gapapa, kejar aja lagi. hana aja sering kalah dari kak yoyo kan. hana ga sejago kak yoyo. tapi hana punya cara biar menang. ga harus taekwondo. hana pinter belajar, lebih dari kak yoyo. jadi hana mutusin buat ngalahin kak yoyo di bidang yang hana kuasain.
"kak hangyul kasian tau malah kak yoyo salahin gitu. padahal baik. ganteng juga. kalo kak yoyo udah bosen boleh kasih ke hana ga? pengen hana pacarin." yohan tersedak, tapi tertawa terbahak-bahak sesudahnya. candaan lagi. namun kadang-kadang bertanya-tanya yohan apakah ucapan adiknya termasuk guyonan atau sesuatu yang dia ucapkan dengan serius.
"minta maaf sama kak hangyul gih. bilangin juga hana ngizinin kak hangyul buat banting kak yoyo."
"iya, nanti."
"nantinya kak yoyo tuh seabad kemudian," timpalnya. yohan menebak hana katakan itu sembari putar bola matanya.
"abis ini deh."
"janji ya!"
"iyaa."
"bener?"
"bener."
"hana minta ss-nya nanti boleh?"
yohan tertegun. lampu merah. dia tidak benar-benar akan menghubungi hangyul setelah ini. mungkin besok, atau besoknya lagi. tapi tidak setelah ia memutus sambungan telepon hana.
"buat apa. ga usah deh."
"soalnya kak yoyo suka bilang udah padahal belom. tau banget hana."
"yang ini beneraaan." dia mencoba meyakinkan adiknya.
hana masih tidak percaya. dia gumamkan hmm panjang.
"oke. hana ga bakal minta," akhirnya dia berucap. "tapi bener ya kak. harus loh. atau hana mau ngelakuin sesuatu."
ada ancaman. yohan menelan ludah gugup.
"ngelakuin apa?"
"ga mau bilang."
bila ditanya apakah dia benar menghubungi hangyul setelah sesi curhat lewat teleponnya usai dengan sang adik, untuk saat ini, belum. yohan akan melakukannya. tapi tidak sekarang. tidak pula setelah dia bangun keesokan harinya dan sambut sabtu pagi. dia tidak tahu apa yang akan hana lakukan. akan tetapi, sebelum adiknya melakukan apapun yang tidak ingin yohan ketahui apa, dia akan menghubungi hangyul.
yohan pasti akan menghubungi hangyul.
ketuk di pintu kamarnya bangunkan yohan lagi setelah dia terbangun karena alarm pukul setengah enam pagi. registrasi seminar kewirausahaan yang akan dia datangi bersama sihun dimulai pukul sembilan. siap-siap tak perlu waktu lama, dia bisa memulainya pada pukul delapan.
karena ketuknya tidak berhenti sekalipun yohan pura-pura senyap, dia akhirnya turunkan tubuhnya pelan-pelan dari kaki. dan menyeretnya menuju pintu keluar.
"bentaar," sahutnya parau. tentu saja suaranya begitu, dia baru bangun tidur.
ketukan yang persisten kemudian berhenti.
yohan tidak mencuri lihat siapa yang berada di balik pintu. tidak terpikir. kesadarannya sebagian masih tersangkut di awan.
geser selot kunci, lalu putar knop. kesadarannya yang masih tersangkut di awan disedot paksa ke dalam tubuhnya.
hangyul berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
inevitable ° gyulyoh
Fanfictionpanik disamperin mantan, hangyul nyeletuk kalo kim yohan itu pacar barunya. +fake/pretend relationship au +texting