nama pada nota pesanan selalu disebut bila pesanan diantarkan pada pelanggan. tidak ada nomor meja. lagipula posisi duduk selalu berubah karena meja-meja tersebar di lapangan luas yang biasa dibiarkan kosong saat siang hari.
yohan meminta jinhyuk untuk mengganti namanya dengan sihun. dia tak mau jeongguk atau yugyeom sadar mereka ada di tempat yang sama dengan yohan. setidaknya, jangan terlalu cepat mereka sadar kehadiran yohan di sana. dia butuh mempersiapkan diri.
terakhir bertemu dengan jeongguk, yohan masih ingat ucap kecewa seniornya itu setelah menaruh harapan yang begitu besar pada yohan terkait keberadaannya di ukm taekwondo kampus. yohan malu, pula merasa bersalah. namun sekalipun tak pernah ia menyesal karena hentikan kariernya di dunia taekwondo; dunianya sejak kecil, yang sudah besarkan dia sampai yohan merasa muak dan keinginan untuk pergi darinya muncul menggebu-gebu.
yohan lupa perhitungkan hangyul. si lelaki tanpa nama yang tadi mengobrol bersama jinhyuk yang antarkan pesanan mereka, sebut nama sihun lantang. yohan lihat hangyul ikuti si lelaki tanpa nama bawa nampan ke arah mereka setelah sihun balas menyahut dengan namanya sendiri.
mereka bersinggung tatap. hangyul bangkit terburu, entah apa yang diucapkannya pada jeongguk, yugyeom dan seungyoun hingga mereka bertiga ikuti arah pandang hangyul.
si tanpa nama tidak berdiam lama. setelah antarkan pesanan yohan dan dua temannya dia kembali menuju stand kasir. yohan genggam gelasnya erat dengan kedua telapak tangan. hangat yang menjalar semakin panas dia tahan. dia tak tahu harus pasang sikap bagaimana dengan hangyul yang kini berjalan hampiri lingkaran kecilnya dengan sihun dan yena.
"hai," sapa hangyul kaku.
yena balas sapaan hangyul kelewat ceria. sihun membalas seperti biasa. yohan tidak berkata-kata, letakkan gelas teh jahenya pada meja plastik, putuskan balas dengan selengkung senyum.
"lu ga bilang bakal ke sini. kenapa ga nyamperin?"
yohan bingung harus balas apa. dia tidak pernah beritahu hangyul bila dirinya merasa tidak nyaman saat bertemu mantan rekan-rekan ukm, terutama seniornya.
"lo lagi asyik ngobrol. gue ga mau ganggu."
"aah." hangyul terlihat canggung. "mau gabung sama yang lain?"
tanya hangyul digantung. yohan lirik-lirik sihun dan yena. inginnya dia kirim sinyal pada mereka untuk tolak ajakan hangyul. terlambat, yena keburu buka mulut.
"boleh!"
sialan. kalau begini, tandanya dia tidak bisa berkelit lagi buat hampiri jeongguk dan yugyeom.
gelas teh jahe di tangan kanan, kursi plastik ditenteng tangan kiri. yohan seret kakinya ikuti hangyul hampiri spot asalnya.
perlambat langkahnya, hangyul sejajarkan dirinya dengan yohan. lalu ambil kursi plastik di tangan kiri yohan dan sunggingkan kelim di bibir.
"biar gua yang bawa."
siulan jahil yena yang diikuti tawa sihun terdengar di belakang.
hangyul letakkan kursi yohan di sampingnya. seungyoun sapa dia duluan, jabat tangannya setelah yohan letakkan gelasnya di meja lalu benturkan bahu untuk berpelukan.
"yoh, ga bilang-bilang mau ke sini kamu!"
"emang gitu rencananya, bang," dilanjut hehe kecil. seungyoun pindah menjabat tangan sihun dan yena sambil berkenalan.
pindah pada jeongguk dan yugyeom, yohan refleks gigit pipi bagian dalam mulutnya. dia paksakan buat kembangkan lagi senyumnya, lalu jabat tangan jeongguk dan yugyeom bergantian.
"lama gak ketemu, bang. gimana kabar kalian?"
udah ketemu nih, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
inevitable ° gyulyoh
Fanfikcepanik disamperin mantan, hangyul nyeletuk kalo kim yohan itu pacar barunya. +fake/pretend relationship au +texting