Perasaanku saja atau memang sedari tadi banyak orang yang menatapku sambil berbisik-bisik. Ada apa gerangan, apakah secara mendadak aku jadi viral. Ah tidak mungkin, seumur hidup aku tidak pernah melakukan hal nyeleneh yang bisa membuatku viral didunia maya.
Ku percepat langkah. Rasanya tidak nyaman menjadi pusat perhatian. Sabar Sabina, sebentar lagi kau akan sampai di tempat aman. Tinggal belok kanan didepan, lalu kau dapat melihat betapa indahnya kelasmu yang belum dipikiet. Maklum, petugas piket dihari senin memang terkenal sangat malas.
"Sabina!"
Rupanya perjalanan menuju ke kelas tak semulus jalanan aspal didepan rumahku. Aku berbalik, dan kudapati kak mawar berjalan mendekat sambil tersenyum.
"Sab, lo kemarin nggak berangkat?" Aku mengangguk. Kak Mawar menyerukan oh lumayan panjang. "Eh ya, gue tahu kenapa secara mendadak lo tanya seputar skincare ke gue."
Alamak, apakah dia tahu skincare hanya pengalih perhatian dari topik sebenarnya. Susah payah ku telan ludahku. "A-apa itu kak?"
Matanya menatap tajam ke arahku. Mungkin ini yang disebut tatapan mata setajam silet. Sekali lagi aku menelan ludah. Secantik apapun seorang perempuan, kalau marah pasti seramnya mengalahkan Buto ijo.
"Lo nanya skincare ke gue karena..." Tuhan, jika aku mati hari ini tolong siapkan tempat terbaik disisimu bersama dengan ibuku. " ...karena lo pengen tampil cantik demi Reza ya?"
"Hah?!" Tuhan, sepertinya aku tak jadi menghembuskan nafas terakhir dihari ini. Tapi tolong jaga selalu tempat itu dengan ibuku disisimu.
Tawa indah kak Mawar mengudara. "Aduh Sab, kalau dari awal lo pengen gitu nanti gue juga ajarin lo caranya make up juga, biar Reza makin cinta sama lo."
Ini otakku yang kehilangan jaringan 4G nya atau memang Kak mawar ini tidak jelas.
Tiba-tiba kak Mawar menjabat tanganku. Ia lalu berkata, "Btw, selamat ya. Semoga langgeng sama rezanya." Kak mawar lalu mencubit pipiku. Sakit, tapi aku tak bisa protes. "Gue kekelas dulu ya, dah..."
Ku elus pipi mulusku yang memerah. Sekedar informasi, semenjak kejadian skincare waktu itu, kak Mawar meminta tuker nomer whatsap denganku. Dengan alasan agar bisa membahas skincare lebih mendalam. Awalnya aku juga heran kenapa kak Mawar mau membahas masalah skincare sebegitu dalamnya denganku yang merupakan orang asing baginya. Dan setelah ku tanya pada Sarah, si informan terhebat di sekolah Harapan Nusantara, ternyata Kak Mawar ini merupakan agen skincare lokal. Pantas saja dia rajin mengabariku soal promo skincare terbaru.
Saat memasuki kelas, aku kaget. Karena secara kompak penghuni kelas langsung meneriakiku dengan kata ciee dan peje.
Aku masih belum mencerna semua kejadian ini. Sambil berpikir aku terus berjalan menuju bangku. Dan disana ketiga temanku sudah menanti dengan tatapan horor. Aku semakin bingung saja, salah apa Hayati ini.
"Kalian kenapa?" tanyaku.
Bukannya menjawab, Kanya malah melengos. Sementara itu Anggita terus menatapku tapi enggan membuka suara. Aku beralih menatap Sarah, dia satu-satunya harapanku.
"Sab, lo kok tega sih."
"Tega gimana?"
"Masa lo nggak cerita sama kita."
"Bina jaat! Lo kira kita udah temenan berapa lama sampe lo nggak cerita sama gue." Sepertinya Kanya akan mendapat gelar dramaqueen tahun ini.
"Kita kan baru temenan sekitar lima bulan," jawabku dengan nada santai. "Ini ada apasih, jelasin secara jelas dan detail dong."
Anggita menghela napas. "Lo itu..."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐞𝐞𝐧𝐟𝐢𝐜 ❝Chemistry❞
Novela Juvenilཻུ۪۪⸙͎╰─►❝Chemistry atau dalam bahasa Indonesia disebut Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi. ...