Menjadi tua

284 7 2
                                    

...

Aku selalu ragu akan hidupku. Ketika orang-orang berharap hidup panjang aku hanya berharap untuk cepat mati, wkwk. Aku bahkan ragu jika aku masih hidup selama itu. Aku selalu mengatakan pada temanku, "Apa enaknya hidup panjang?"

Bukankah ketika kita menua, kita makin ringkih dan merepotkan? Ah, membayangkannya saja aku tidak mampu, mungkin karena aku orang yang tidak-enakkan. Membayangkan aku tidak berdaya dan sakit-sakitan tentu saja bukan hal yang mudah di hari tua, aku tidak mau menjadi beban bagi keluargaku dan merasakan penderitaan yang lebih panjang lagi. Belum lagi harus merasakan pahitnya kehilangan atau perlahan lupa siapa diriku. Itu hal yang menyeramkan sekaligus menyedihkan bagiku.

Dilain kesempatan, aku bertanya pada temanku (atau denganmu), "Menurutmu, kematian yang tepar itu di umur berapa?"

Aku mendapati jawaban yang penuh dengan idealisme (yang tentu saja penuh harapan). Ketika mereka balik bertanya padaku, aku menjawab dengan mantap, "Aku ingin mati di umur 20, maksimalnya umur 30 tahun lah."

Menurutku itu adalah umur yang ideal walau terdengar naif. Jujur saja, aku tidak ingin mati tua. Aku tidak ingin banyak merepotkan orang, menjadi lemah dan rapuh lalu perlahan melupakan ingatan-ingatan berhargaku.

Menjadi tua itu menakutkan.

...

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang