Realitas

858 23 3
                                    

...

Sebenarnya aku tidaklah percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Saat aku meminta bunga elok, dan ternyata ulat yang kudapatkan, aku hanyalah bisa berharap bahwa ulat itu akan menjadi kupu-kupu yang cantik dan membawaku ke taman bunga.

Hanya dengan kepercayaan itu aku masih bertahan sampai sekarang ini.
Aku tidaklah membenci itu, hanya saja kenyataan menjadi semakin berbeda dengan anganku itu. Tak perduli seberapa aku menerimanya, rasa sakitnya justru makin jelas.
Dan dari titik itu, aku perlahan menyadari. Bahwa, semua itu bukanlah suatu keindahan, aku justru mendapatkan sebaliknya dari keindahan itu. Kepompongnya tak pernah terbuka, ulat itupun beku oleh waktu yang terus meluap.
Pada akhirnya, kepompong itu mengering dan jatuh, tertiup angin menuju tempat antah berantah, seolah-olah tak ada isi apapun didalamnya.

Kenanganpun ditinggalkannya, ulat itu telah terjebak disekat antara masa lalu dan kenyataannya sekarang, sementara masa depan justru tak pernah dijangkaunya.

...

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang